Warga Jepang Rusak Resto Makanan Rusia di Tokyo, Ternyata Pemiliknya Orang Ukraina: Ini Bahaya
Gara-gara menjual produk berunsur Rusia, papan nama toko tersebut dirusak oleh warga Jepang.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Peristiwa tidak menyenangkan dialami oleh pemilik toko di Tokyo, Jepang.
Gara-gara menjual produk berunsur Rusia, papan nama toko tersebut dirusak oleh warga Jepang.
Diduga hal ini dipicu oleh ketidaksukaan pelaku atas perlakuan Rusia yang kini sedang menginvasi Ukraina.
Padahal, pemilik toko itu adalah orang Ukraina.
Baca juga: Gara-gara Rusia Invasi Ukraina, Toko-toko Berunsur Rusia di Jepang Di-bully hingga Dirusak
Aksi pengrusakan itu pun sudah dilaporkan ke polisi lantaran dinilai bisa membahayakan.
Ijime atau kasus bullying mulai merebak di Tokyo terhadap toko yang berbau Rusia sejak 24 Februari 2022 lalu saat Rusia melakukan tindakan agresi ke Ukraina.
Sebuah tanda toko yang menjual produk-produk terkait Rusia dihancurkan dan foto yang tidak terkait dengan restoran atau toko berbau Rusia mulai jadi perbincangan di Jepang.
Mayoritas tidak suka dengan kelakuan Rusia melakukan serangan terhadap Ukraina.
Baca juga: Tentara Rusia Menangis saat Telepon Ibunya hingga Ditenangkan Wanita Ukraina
"Sebenarnya apa yang dilakukan suatu bangsa harus dibedakan dengan jelas dari mereka yang memiliki kewarganegaraan di negara itu," ungkap Ishii, seorang ahli hukum Jepang kepada Tribunnews.com, Jumat (4/3/2022).
Namun menurutnya, perasaan seseorang apalagi serangan Rusia ke Ukraina membuat emosi banyak orang.
Di toko khusus makanan Rusia "Aka no Hiroba" di Ginza, Tokyo, pada malam 28 Februari, pengendara sepeda sengaja menabrakkan dirinya ke papan nama toko tersebut.
Pemilik toko adalah orang Ukraina, dan stafnya juga berasal dari Ukraina dan Uzbekistan.
Baca juga: Darurat Militer Rusia Buat Warga Kabur: Langsung Beli Tiket ke Sri Lanka, Uni Emirat Arab, dan Turki
Dikatakan bahwa papan nama ditempatkan di depan toko agar tidak menghalangi jalan, dan toko tersebut berkonsultasi dengan polisi tentang kerusakan tersebut.
Papan nama bertuliskan Russian sehingga banyak orang mengira itu restoran Rusia.
"Staf merasa berbahaya, jadi saya memposting masalah ini di Twitter dengan foto pada 2 Maret," ungkap pemilik toko tersebut.