Penolakan Tambang di Konkep

Wakil Bupati Konawe Kepulauan Buka Suara Soal Aksi Warga Tolak Tambang di Konkep Sulawesi Tenggara

Berikut respons Wakil Bupati Konawe Kepulauan (Konkep) Andi Muhammad Lutfi terkait aksi warga tolak tambang pada Kamis (3/3/2022) kemarin.

Penulis: Fadli Aksar | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
Wakil Bupati Konawe Kepulauan (Konkep) Andi Muhammad Lutfi buka suara soal aksi warga tolak tambang di Konkep, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Kamis (3/3/2022). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Berikut respons Wakil Bupati Konawe Kepulauan (Konkep) Andi Muhammad Lutfi terkait aksi warga tolak tambang pada Kamis (3/3/2022) kemarin.

Andi Muhammad Lutfi berujar insiden tersebut seharusnya tidak diekspos, karena tidak layak dikonsumsi publik.

Hal itu diungkapkan Andi Muhammad Lutfi dalam video berdurasi 1 menit 43 detik yang diterima TribunnewsSultra.com, pada Jumat (4/3/2022) malam.

Diketahui, aktivitas PT Gema Kreasi Perdana (GKP) mendapat perlawanan keluarga pemilik lahan dan warga penolak tambang, pada Kamis (3/3/2022).

Aksi tolak tambang yang diikuti sejumlah ibu-ibu ini bentrok, setelah massa pro tambang mengusir warga ketika mengadang alat berat.

Baca juga: Konawe Kepulauan Tergolong Pulau Kecil Tak Bisa Ditambang, HMI Desak Presiden Cabut IUP PT GKP

Sejumlah ibu-ibu ini histeris, mengucapkan takbir, membuka baju hingga ada beberapa emak-emak yang pingsan.

Dalam video berlatar aktivitas tambang, Andi Muhammad Lutfi akhirnya buka suara terkait insiden penolakan aktivitas PT GKP pada Kamis kemarin.

Andi Muhammad Lutfi didampingi Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Kendari AKBP Didik Erfianto, Komandan Rayon Militer (Danramil) 01 Wawonii, Kapten Inf Salmar Gona, dan Kasatpol PP Konkep Sudarmin.

"Selaku Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan, saya Wakil Bupati, ingin menyampaikan bahwa kondisi Konawe Kepulauan atau Wawonii ini sangatlah kondusif," ujar Andi Muhammad Lutfi memulai pembicaraan.

Ia melanjutkan, dengan situasi kondusif ini, Andi Muhammad Lutfi berharap kepada masyarakat agar tidak terprovokasi dengan pemberitaan yang beredar.

Baca juga: Kesaksian Warga Penolak Tambang di Konawe Kepulauan Sultra saat Bentrok: Kami Seperti Diadu Domba

Wakil Bupati Konkep mengklaim, kondisi Pulau Wawonii sangat aman, bersama Kapolresta Kendari mengecek situasi dan memastikan tidak ada seorang pun menyatakan kondisi sebaliknya.

"Kemarin hanyalah sebuah kejadian yang seharusnya tidak diekspos seperti itu, tetapi karena, tapi namanya hari ini keterbukaan," ungkapnya.

Ia meminta agar kondusifitas di Kabupaten Konkep ini diekspos, sebab masyarakat menjalani rutinitas seperti hari biasanya.

Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Andi Muhammad Lutfi pun menerangkan kembali maksud dari pernyataan tidak seharusnya diekspos.

Menurut Andi Muhammad Lutfi, hal yang tidak layak untuk diekspos karena ada warga (ibu-ibu) yang membuka baju.

Jaringan Advokasi Pertambangan (Jatam) menduga ada keterlibatan Partai NasDem dalam polemik penyerobotan lahan warga oleh PT Gema Kreasi Perdana.
Jaringan Advokasi Pertambangan (Jatam) menduga ada keterlibatan Partai NasDem dalam polemik penyerobotan lahan warga oleh PT Gema Kreasi Perdana. (Istimewa)

"Itu yang saya maksud, jangan disebarluaskan yang kemarin itu karena ada yang buka baju," tegasnya melalui telepon WhatsApp Messenger.

Aksi Tolak Tambang

Sebelumnya, sejumlah emak-emak melawan aktivitas PT GKP yang hendak membuka lahan untuk digunakan sebagai jalan menuju lokasi pertambangan.

Akibatnya, ibu-ibu ini terlibat dalam bentrok hingga jatuh pingsan di depan alat berat, pada Kamis (3/3/2022) pagi.

Bentrokan itu terjadi di lahan perkebunan warga di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konkep, Provinsi Sultra.

Baca juga: Aktivitas Tambang PT Gema Kreasi Perdana di Konawe Kepulauan Dihentikan Sementara Kementerian ESDM

Aksi ini merupakan kedua kalinya, setelah sebelumnya mereka mengadang alat berat pada Selasa (1/3/2022).

Dalam video yang diterima TribunnewsSultra.com, puluhan warga terlibat keributan dengan pihak perusahaan tambang.

Sejumlah emak-emak histeris, mengucapkan takbir hingga jatuh pingsan di tengah kerumunan massa.

Bahkan, beberapa ibu-ibu sudah melepas baju sehingga pakaian dalam mereka terlihat.

Salah seorang warga, Amir mengatakan, bentrok bermula saat massa pro perusahaan tambang tiba-tiba datang ke lahan milik La Dani.

Baca juga: PT GKP Bantah Serobot Lahan Warga di Konkep, Pakai Excavator Bersihkan Jalur ke Lokasi Tambang

Saat itu, para warga penolak tambang sedang duduk di atas lahan perkebunan, menjaga agar alat berat excavator tak bergerak maju.

"Warga sementara cerita-cerita, tidak lama mereka datang sampai merusak pagar, ibu-ibu langsung histeris," ujar Amir saat dihubungi melalui telepon, Kamis (3/3/2022).

Bahkan, kata Amir, ibu-ibu pingsan setelah lelah menangis histeris dan membuka setengah busana mereka.

"Itu bagian perlawanan orang kecil, bagaimana lagi kalau bukan begitu," tutur Amir.

Kedatangan massa pro perusahaan tambang ini, menurut Amir, untuk mengusir warga yang menghalangi excavator PT Gema Kreasi Perdana.

Baca juga: Kronologi Aksi Histeris Emak-emak Adang Alat Berat Perusahaan Tambang di Konawe Kepulauan Sultra

Sebaliknya warga tak mau pindah dan memilih melawan dengan tetap mengadang alat berat tersebut.

"Kami tidak mau pindah, kami mempertahankan hak kami lah," tegasnya.

Akhirnya bentrok pun pecah, terjadi saling lempar antara massa pro perusahaan dan warga penolak tambang.

Di tempat terpisah, Hubungan Masyarakat (Humas) PT Gema Kreasi Perdana (PT GKP), Marlion membenarkan kejadian tersebut.

"Betul, ada aksi. Aksi itu kami melakukan penguasaan fisik atas lahan yang kita sudah beli, dan itu sah menurut hukum," cetus Marlion saat dihubungi melalui telepon usai kejadian. (*)

(TribunnewsSultra.com/Fadli Aksar

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved