Cuaca Ekstrem di Baubau

BUKTI Cuaca Ekstrem di Kota Baubau SulawesI Tenggara, Pemancar Radio Sampai Tumbang

Inilah bukti cuaca ekstrem melanda Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), tiang pemancar radio sampai tumbang, Senin (21/2/2022) siang WITA.

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Risno Mawandili
Istimewa
TANGKAPAN LAYAR VIDEO - Detik-detik tiang pemancar radio tumbang di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (21/2/2022) siang WITA. 

Banjir dan ombak tinggi yang menyapu kawasan Pasar Wameo seiring cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang yang melanda Kota Baubau dan sekitarnya pada Senin petang.

Penjelasan BMKG

Menurut data BMKG, cuaca ekstrem memang sedang melanda Sulawesi Tenggara.

Bahkan tiga pesawat terbang tujuan Makassar harus mendarat secara darurat di Bandara Haluoleo Kendari pada Minggu (20/2/2022).

Ketiga maskapai penerbangan tersebut yakni pesawat Lion Air rute Kendari-Makassar dengan nomor penerbangan JT997.

Pesawat Wings Air rute Mamuju-Makassar dengan nomor penerbangan IW1309.

Juga pesawat Wings Air rute Maumere-Makassar dengan nomor penerbangan IW2333.

Pesawat Wings Air. Pesawat Wings Air rute Mamuju ke Makassar terpaksa mendarat darurat di Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (20/2/2022) malam (foto ilustrasi pesawat Wings Air).
Pesawat Wings Air. Pesawat Wings Air rute Mamuju ke Makassar terpaksa mendarat darurat di Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (20/2/2022) malam (foto ilustrasi pesawat Wings Air). (handover)

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Faizal Habibie mengungkap penyebab pendaratan darurat itu.

Ia mengatakan, terjadi ekskalasi peningkatan curah hujan yang cukup tinggi dan masif terutama di wilayah Selatan Sulawesi Tenggara sampai selatan Sulawesi Selatan.

"Memang cukup besar awannya, kita pantau dari satelit. Tapi di wilayah Bandara Haluoleo cukup baik meski sempat hujan," kata Faizal Habibie saat dihubungi melalui telepon, Senin (21/2/2021).

Ia menjelaskan, awan tebal yang muncul cukup luas di ketinggian 9 kilometer atau 27 ribu kaki.

Awan itu diprediksi menutupi jarak pandang pilot sehingga pesawat tak bisa turun ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

"Memang kita pantau sangat tebal dan terjadi seharian penuh," tandasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved