Berita Konawe

Belajar Tatap Muka di Konawe Kembali Berjalan Normal, Usai Tiga Sekolah Terpaksa Belajar Daring

Proses belajar mengajar secara tatap muka kembali berjalan normal di sejumlah sekolah di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

Penulis: Arman Tosepu | Editor: Muhammad Israjab
Arman Tosepu
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konawe, Dr Suriyadi 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE - Proses belajar mengajar secara tatap muka kembali berjalan normal di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

Sebelumnya, tiga sekolah dasar (SD) di Konawe yakni SDN 1 Unaaha dan SDN 2 Anggalomoare dan SD lainnya yang belum diketahui terpaksa terapkan belajar daring selama beberapa hari.

PBM daring itu disebabkan adanya seorang guru yang reaktif saat dilakukan tes swab.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Konawe, Dr Suriyadi mengatakan, awal mula guru tersebut diketahui reaktif saat mengikuti kegiatan Calon Guru Penggerak di Zenith Hotel Kendari.

Baca juga: Pelajar PAUD, SD dan SMP di Kendari Belajar Online di Rumah Sampai 26 Februari, Berikut Mekanismenya

"Sebelum masuk itukan ada Swab, ternyata dia terkonfirmasi disitu," kata Suriyadi kepada TribunnewsSultra.com, Senin (21/02/2022).

Lebih lanjut, kata Suriyadi, pihaknya belum memastikan apakah guru tersebut reaktif Covid-19 varian Omnicron atau tidak.

Ia menyebut, total ada 3 guru yang reaktif saat itu.

"Setelah mendapat informasi, 3 sekolah itu langsung kami hentikan untuk belajat tatap muka," sebutnya.

Baca juga: UHO Kendari Perpanjang Masa Pembayaran SPP Semester Genap 2022, Berikut Mekanismenya

"Tapi minggu ini sudah kami dapat informasi salah satunya SDN 1 Unaaha itu sudah tatap muka lagi," tambahnya.

Suriyadi menuturkan, hal serupa juga berlaku di 2 sekolah lainnya.

Pasalnya, 3 orang guru sebelumnya yang reaktif sudah dinyatakan sembuh dalam beberapa hari.

"Mereka daring itu kalau tidak salah, tidak sampai seminggu," ujarnya.

Baca juga: Pemerintah Kabupaten Konawe Bakal Jadikan Unaaha Kota Nyaman, Gunakan Anggaran Rp25 Miliar

Selain itu, Suriyadi menjelaskan, pihaknya melakukan upaya khusus dalam mengantisipasi terjadi kembalinya kasus tersebut di sekolah.

Diantaranya, penggenjotan vaksinasi anak usia 6-11 Tahun dan penerapan protokol kesehatan ketat.

"Kami sudah instruksikan kepala sekolah untuk menyiapkan saran prasarana yang menyangkut protokol kesehatan," jelasnya.

Suriyadi berharap, para guru dan kepala sekolah serta pengelola kantin juga disarankan untuk melakukan vaksinasi ketiga (Booster). (*)

(TribunnewsSultra.com/Arman Tosepu)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved