Respons Pertamina soal 5 Tuntutan Demo Warga Kampung Miliarder Tuban yang Menyesal
Pihak kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR) memberikan tanggapan perihal tuntutan warga Kampung Miliarder Tuban yang berunjuk rasa.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kedua, semua vendor yang ada di pertamina di dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.
Ketiga, sesuai dengan janji dan tujuan pembangunan, pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak.
Keempat, jika pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabennya usia lanjut, mengapa warga terdampak yang harusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.
Baca juga: Dapat Uang Rp 9,7 Miliar, Warga Tuban Pengunggah Video Kampung Miliarder Pilih Tak Beli Mobil
Kelima, keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project pertamina yang tidak pro terhadap warga terdampak.
"Aksi ini adalah buntut dari ketidakterbukaan pertamina terhadap desa di ring perusahaan, kita mendesak tuntutan direalisasikan," kata Suwarno, seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari Surya.co.id.
Adapun aksi demo tersebut dipicu oleh rasa menyesal warga yang berada di ring proyek perusahaan Pertamina-Rosneft itu.
Warga Kampung Miliarder Menyesal

Sebelumya sejumlah warga di Desa Sumurgeneng itu sempat viral karena mendadak jadi miliarder dan beli mobil ramai-ramai pada bulan Februari 2021 lalu.
Video viral tersebut memperlihatkan belasan mobil datang secara bersamaan di jalan desa setempat.
Baca juga: Tak Seperti Lainnya Jadi Miliarder, Warga Tuban yang Tanahnya Laku Rp 4 Miliar Malah Merasa Tekor
Warga di desa itu menerima rejeki nomplok dari hasil penjualan tanah dari grass root refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft.
Hingga akhirnya, setelah hampir setahun berlalu, warga desa miliarder itu pun mengaku menyesal akan keputusannya dahulu.
Termasuk Musanam (60), warga Desa Wadung, yang menyesal sudah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.
Kakek itu sudah tak lagi berpenghasilan tetap, sebagaimana setiap masa panen.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Musanam terpaksa menjual sapi ternaknya.
"Sudah tak jual tiga ekor untuk makan dan kini tersisa tiga," ungkap Musanam saat aksi unjuk rasa.
Baca juga: Respons PT Pertamina Soal Blokade Jalan Kendari - Toronipa, Klaim Stok Aman, Masyarakat yang Rugi