Polisi Diduga Paksa Ibu Muda 19 Tahun yang Dirudapaksa 4 Pria Teman Suami untuk Berdamai
Beredar video yang berisi diduga anggota polisi memarahi dan ancam korban ZU (19) ibu muda yang dirudapaksa 4 pria teman suaminya.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Dimarahi saat buat Laporan Rudapaksa
Sebelumnya, beredar sebuah video diduga korban ZU dimarahi petuga polisi saat membuat laporan kasus rudapaksa yang dialaminya.
Pada saat melapor ke Polsek Tambusai Utara, ZU diduga dimarahi oleh aparat.
Video dengan durasi 2 menit 30 detik itu beredar di media sosial, Rabu (8/12/2021).
Dalam video itu gambar nampak gelap, lantaran korban merekam secara diam-diam.
Terdengar suara yang diduga polisi berkata kasar dan bernada mengancam kepada korban.
"Lain kali kalau ada masalah jangan ke kantor (polisi) lagi ya," ujar seorang pria dalam video.
Baca juga: Ibu Umur 19 Tahun Dicabuli Teman Suami Berkali-kali, Terjadi di Samping Anak yang Sedang Tidur
Hanya beberapa kata yang jelas dari suara dalam video itu.
"Ngasih keterangan palsu kalian. Anak kau gimana nanti? Terlantar kalian semua. Kau punya anak kan ? Udah ditolong ini lo. Saya masih punya hati nurani, kalau enggak masuk (penjara) kalian nih. Kalian yang ditolong. Janganlah kek gitu, pas datang kayak lonte kau, nangis-nangis kau," ucap sang pria di video itu.
"Bapak ngancam-ngancam awak terus. Polisi ngancam awak terus. Awak diancamnya, awak ini korban," jawab S (28), suami korban ZU.
S pun membenarkan adanyan kejadian itu saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (8/12/2021),
"Ya, benar. Kejadian itu pada 21 November 2021 jam 19.15 WIB. Video itu inisiatif saya sama istri merekamnya," kata S.
Dijelaskan oleh S bahwa pihak kepolisian meminta dirinya dan istrinya untuk menandatangani surat perdamaian.
Baca juga: Ridwan Kamil Marah Dengar Ustaz Pesantren di Bandung Cabuli 12 Santriwati: Dihukum Seberat-beratnya
Tetapi korban dan suaminya tak bersedia menandatangani surat perdamaian yang dimaksud.
"Mereka (polisi) minta ditandatangani surat perdamaian, tapi kami besok-besok saja. Mungkin di situ mereka marah sama kami," papar S.