Lawan Covid19
Kemendikbud Siapkan Kurikulum Prototipe di Sekolah, Anggota DPR RI Sebut Guru Berperan Paling Besar
Kemendikbud siapkan kurikulum prototipe di sekolah, Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan sebut guru nantinya berperan paling besar.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbud siapkan kurikulum prototipe di sekolah, Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan sebut guru nantinya berperan paling besar.
Terkait kurikulum ini, Putra, menyebut pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristekdikti) beserta jajarannya.
Selain dengan DPR RI, kurikulum prototipe yang disiapkan Kemendikbud tersebut nantinya harus didiskusikan dengan masyarakat pendidikan.
Kurikulum prototipe tersebut, kata legislator Fraksi PDI Perjuangan tersebut, menjadi penting untuk bisa mengatasi learning loss yang diakibatkan pandemi Covid-19.
“Peran yang paling besar itu nanti adalah di guru. Bagaimana guru-guru kita yang hari ini merayakan Hari Guru Nasional, mereka memainkan peran yang besar,” kata Putra.
Baca juga: Terungkap Penyebab Masyarakat Perkotaan Enggan Vaksinasi Covid-19, Bukan Gegara Hoaks Tapi Teknis
Hal tersebut disampaikannya dalam Dialog Produktif Kabar Kamis bertajuk Peran Aktif Guru Dalam Pemulihan Pendidikan di kanal Youtube FMB9ID_IKP.
“Kita mengembalikan peran guru, bukan hanya status dan penghasilan mereka saja,” jelasnya menambahkan.
Kurikulum tersebut, kata Putra, diharapkan bisa mengembalikan guru menjadi guru-guru yang bisa berinovasi, mandiri, serta tidak hanya sekadar menjalankan tugas-tugas administrasi.
“Kita ingin di ruang kelas itu melihat ada juga guru yang betul-betul bisa menjalankan kurikulum sesuai kreatifitas dia juga. Dikasih kebebasan juga. Tantangan-tantangan ini yang menghadapi kita. Pandemi ini seharusnya kita jadikan momentum untuk meningkatkan,” ujarnya.
Dorong Intensitas Tatap Muka

Selain itu, Putra Nababan mendorong intensitas pembelajaran tatap muka atau PTM ditingkatkan.
Putra mengatakan saat ini peserta didik sedang mengalami learning loss akibat pandemi Covid-19.
Menurut dia, peserta didik kehilangan pengalaman belajar dan berinteraksi dengan guru akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, kata dia, saat ini belum ada institusi pendidikan di Indonesia yang siap secara penuh untuk mengajarkan murid-murid secara during.
Hal itu dikarenakan kurikulum yang ada tidak disiapkan untuk pembelajaran daring.
Baca juga: Satgas Covid-19 Jelaskan Maksud dan Tujuan Kebijakan PPKM Level 3 di Seluruh Indonesia saat Nataru
“Kemarin kita lihat selama sebulan dua bulan terakhir ini pendidikan tatap muka dilakukan, meskipun baru seminggu sekali atau dua minggu sekali,” kata Putra.
“Ini yang sedang kita perjuangkan agar pendidikan tatap muka itu dilakukan seminggu tiga kali lah,” jelasnya menambahkan.
Menurut Putra kegiatan belajar mengajar tatap muka sangat penting.
Ia mengatakan hal itu antara lain karena anak-anak SD yang kehilangan masa belajar selama 6 bulan sama dengan kehilangan 2 tahun pengalaman belajarnya berdasarkan riset yang pernah dibacanya.
Menurutnya, pembelajaran daring juga tidak hanya berdampak pada peserta didik melainkan juga pada guru.
Sehebat dan semandiri apapun guru, menurutnya tidak akan bisa bekerja maksimal tanpa pembelajaran tatap muka.
“Untuk itu makanya ketika kita bicara tentang Covid-19 pandemi, dan juga kita bicara tentang learning loss, mari kita sama-sama memastikan agar anak-anak kita tahun depan masih tetap bisa sekolah fisik, hadir fisik, kuliah fisik,” ujarnya.(*)