Berita Kendari

Hasil Penelitian Sunat Perempuan Belum Terbukti Bermanfaat bagi Kesehatan, Ini Dampaknya Kata Dokter

Forum Aktivis Perempuan Muda Indonesia melakukan diseminasi atau penyebaran informasi hasil penelitian aksi partisipatoris di dua lokasi di Indonesia.

TribunnewsSultra.com/ Amelda Devi Indriyani
Diseminasi atau penyampaian informasi hasil penelitian praktik P2GP, berlangsung di Plaza Inn Kendari, Kamis (28/10/2021). 

Dari empat mazhab yang dianut di Indonesia, tiga mazhab di antaranya menyatakan sunat perempuan hanya bersifat makrumah atau yang dimuliakan.

"Maslahatnya apa, menurut medis apa, yang perlu diperlihatkan ke masyarakat adalah maslahatnya apa, itu perlu dibuktikan," ujarnya.

Sementara jika sunat perempuan dilakukan karena alasan untuk mengurangi nafsu seks, maka dalam Islam tidak diajarkan demikian.

"Karena dalam hadis untuk mengurangi nafsu bukan dengan cara seperti itu melainkan berpuasa," katanya.

Baca juga: ARS Ungkap Kriteria Calon Pendamping Pilgub Sultra, Siap Maju Pencalonan Pemilihan Gubernur 2024

"Supaya teori itu terbantahkan ketika sudah menjadi fakta, jadi ketika itu tidak berdampak apa-apa berarti itu mistis. Dengan sendirinya tertolak alasan itu," lanjutnya.

Diharapkan melalui diseminasi hasil penelitian ini dapat mengubah narasi arus utama tentang praktik P2PG.

Untuk diketahui, temuan penelitian terkait praktik sunat perempuan ini dilakukan dengan berbagai macam cara, tergantung tradisi.

Di antaranya ada yang menggunakan teknik menyentuh kelamin dengan pisau dan bambu, mengukir dan memotong sebagian dari klitoris, menyentuh pisau ke klitoris.

Kemudian, mengusap dengan ramuan atau antiseptik, atau memotong jengger ayam sebagai pengganti pelukan pada genetal perempuan. (*)

(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved