Lawan Covid19
Sekolah Wajib Siapkan Fasilitas Cuci Tangan, Satgas Sebut Simulasi PTM Harus Libatkan Orangtua
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro mengatakan semua sekolah diwajibkan memiliki tempat cuci tangan dan sanitasi air bersih.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro mengatakan semua sekolah diwajibkan memiliki tempat cuci tangan dan sanitasi air bersih.
Hal tersebut, kata Duta Adaptasi Kebiasaan Baru ini, menyusul sejumlah sekolah mulai menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19.
Menurutnya, ketersediaan fasilitas tersebut bisa menambah kepercayaan diri orangtua untuk mengizinkan anak-anak mereka kembali ke sekolah.
Kata dia, pemerintah bahkan mewajibkan ketersediaan sarana wash atau water sanitation and hygiene sebagai syarat dibukanya kembali sekolah.
"Fasilitas cuci tangan ini nantinya diberikan ke sekolah di seluruh wilayah Tanah Air melalui kemitraan swasta,” kata dr Reisa disiarkan kanal YouTube Tribunnews, Jumat (15/10/2021).
Baca juga: dr Lula Kamal Sebut Nakes Bisa Bernapas Lega, Aktivitas Faskes Akhirnya Kembali Berjalan Normal
dr Reisa Broto Asmoro merinci fasilitas cuci tangan tersebut disebar untuk diberikan ke sekolah dari jenjang SD SMP, dan Madrasah.
Sebutnya mulai di Aceh, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Papua, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Barat.
"Agar anak-anak terlindungi dari Covid-19 meski saat berada di sekolah," kata dr Reisa Broto Asmoro.
Lebih lanjut, dr Reisa Broto Asmoro menambahkan sebanyak 15.000 sekolah akan menerima perlengkapan seperti sabun dalam bentuk batang dan cair, cairan pembersih tangan, dan cairan disinfektan.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan meski sektor pendidikan memiliki daya ungkit ekonomi yang rendah, tetapi potensi penularan Covid-19 cukup besar.
Baca juga: Disiplin dan Patuh Prokes Tekan Angka Kasus Covid-19, Satgas Sebut Kabupaten/Kota Tak Ada Zona Merah
Karena, kata Prof Wiku Adisasmito, perilaku anak-anak saat berada di sekolah berbeda sesuai dengan jenjang pendidikannya.
"Jika melakukan PTM maka harus memastikan daerah tersebut berada pada level cukup aman," kata Wiku dalam Dialog Produktif Kabar Kamis: Hidup Baru Patuh Prokes di kanal YouTube FMB9ID_IKP, Kamis (14/10/2021).
Selain itu, sebelum melakukan pembelajaran tatap muka, pihak sekolah harus melakukan simulasi aktivitas sesuai dengan kelompok umur atau kelompok sekolah.
Wiku Adisasmito menambahkan suksesnya PTM tak hanya tergantung pada siswa, tetapi juga keterlibatan dan peran serta guru maupun orangtua.
Lantaran, seseorang bisa tertular Covid-19 karena dipengaruhi oleh tiga faktor, di antaranya tempat tinggal, transportasi yang digunakan selama beraktivitas, dan aktivitasnya.
Baca juga: 5 Catatan Penting Dokter Reisa Agar Pelaksanaan Acara Besar dan Keagamaan Aman dari Covid-19,
"Simulasi pembelajaran tatap muka tersebut perlu dilakukan dari awal sampai akhir dan kembali lagi sampai titik awal lagi," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, simulasi harus mengikutsertakan orangtua, moda transportasi yang digunakan menuju sekolah, serta aktivitas di sekolah sampai dengan kembali lagi di rumah. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com