Lawan Covid19
Angka Kasus Covid-19 Turun, Satgas dan Persi Imbau RS Selalu Siaga, PPKM Skala Mikro Strategi Tepat
Meski angka kasus Covid-19 turun, Satgas dan Persi imbau rumah sakit selalu siaga, PPKM skala mikro strategi tepat.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Meski angka kasus Covid-19 turun, Satgas dan Persi mengimbau rumah sakit selalu siaga, PPKM skala mikro strategi tepat.
Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting mengatakan angka kasus Covid-19 terus turun.
Hanya saja, meski angka kasus Covid-19 menurun, Alexander Ginting mengimbau warga di seluruh Indonesia agar tetap waspada.
Tak hanya meminta warga tetap waspada, Alexander Ginting, juga mengimbau rumah sakit seluruh Indonesia, agar selalu siap siaga.
Kata dia, tempat isolasi terpusat dan posko PPKM harus tetap bekerja guna mengawal pelaksanaan PPKM, agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), dr Lia G Pratakusuma.
Menurutnya, BOR atau ketersediaan tempat perawatan Covid-19 di rumah sakit rata-rata sudah dibawah 10 persen.
Namun, dr Lia G Pratakusuma meminta rumah sakit di seluruh Indonesia agar tetap waspada meski angka kasus Covid-19 tersebut menurun.
Hal ini juga menyusul permintaan Satgas Covid-19 melalui Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Alexander Ginting.
dr Lia G Pratakusuma mengatakan pihak rumah sakit sampai saat ini tidak pernah mengurangi standar untuk skrining pada setiap rumah sakit.
Menurutnya, rumah sakit di seluruh Indonesia tetap melakukan prosedur sama seperti saat terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
"Di mana semua pasien dilakukan pemeriksaan dengan baik yang mau ada tindakan juga kita skrining dengan ketat termasuk petugas kita atau nakes," jelasnya.
"Itu juga harus kita perhatikan. Jadi kami di rumah sakit tetap memberlakukan semua persyaratan atau semua tata cara saat pandemi Covid-19," lanjut dr Lia.
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia pun mengimbau pemerintah segera mempercepat dan memperluas vaksinasi kepada masyarakat rentan.
Seperti kelompok lansia, menurutnya, mereka punya komorbid serta disabilitas sehingga perlu dijaga. Karena, ketika terpapar Covid-19 bisa menjadi lebih berat.
dr Lia mengatakan lansia dan memiliki penyakit jangan dijadikan sebagai alasan tidak melakukan vaksinasi Covid-19.
"Karena itu akan membantu kami rumah sakit, termasuk disabilitas dan sebagainya harus kita lindungi itu," katanya menambahkan.
Ia menambahkan lansia dan disabilitas ini jangan sampai sakit, karena jika sakit semakin memberatkan dan bisa menyebabkan angka kematian terus meningkat, sebab tak ada proteksi yang baik.
Kurva Angka Kematian Naik Turun
dr Lia G Pratakusuma mengatakan penurunan angka kasus Covid-19, jangan dijadikan euforia sehingga warga menjadi lengah.
Karena, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, memantau angka kematian kurvanya masih naik turun antara dua hingga tiga persen.
"Walaupun kita dari segi angka kelihatan penurunan, tapi kami di rumah sakit punya kewaspadaan tinggi," kata dr Lia dalam Dialog Produktif FMB9, Selasa (12/10/2021).
Pada Oktober-November, Persi juga sudah membuka pelayanan pasien non Covid-19, yakni pasien yang sudah cukup lama menunggu kapan waktu baik untuk ke RS.
Menurutnya, saat ini tugas rumah sakit adalah memilah pasien non Covid-19 aman yang bisa berada di rumah sakit.
"Masih ada dua alur yang beda. Jadi pasien Covid-19 pun masih ada," ujar Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia.
Kata dia, pihaknya tetap menyiapkan porsi tempat tidur untuk pasien Covid-19, hingga tetap menjaga standar infeksi dan non infeksi.
"Ini disiapkan betul dan selalu mendeteksi bila ada kasus yang mau masuk rumah sakit ternyata positif. Ini yang harus kita lakukan sehingga pengobatan juga sesuai," ujarnya.
dr Lia menuturkan salah satu pekerjaan tambahan bagi dunia kesehatan saat ini adalah mendeteksi dan mengantisipasi kemungkinan adanya varian baru, selain testing, tracing, dan treatment (3 T).
Hal tersebut seperti diinstruksi oleh pemerintah. Di mana, rumah sakit saat ini diwajibkan mengirimkan sampel ke lab bila menemukan pasien dengan gejala berat sekali, atau penularannya cepat.
Sementara, bagi pasien yang sudah divaksin, namun masih terpapar Covid-19 dan gejalanya berat, agar tepat pengobatan dan penanganannya.
PPKM Skala Mikro Strategi Tepat
Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Alexander Ginting mengatakan kebijakan PPKM skala mikro merupakan strategi yang paling berhasil selama penanganan Covid-19 di Indonesia.
Ia mengatakan, sejak Maret 2020 terdapat sejumlah kebijakan yang diterapkan pemerintah mulai dari PSBB, PSBB yang dilonggarkan, PPKM berjilid hingga PPKM skala mikro.
"PPKM skala mikro ternyata yang paling cocok untuk masyarakat Indonesia," ujarnya dalam dialoh FMB 9 virtual, Selasa (12/11/2021).
Menurutnya, keberhasilan ini, tak terlepas dari kerja sama antara pemerintah bersama seluruh masyarakat, TNI, dan Polri.
"Penanganan Covid-19 sampai ke level keluarga melalui pos desa dan pos kekeluargaan ini mungkin yang tidak dilihat di negara lain. Jadi perjuangan bukan melawan musuh tapi melawan virus," imbuhnya.
Meski diakuinya penanganan Covid-19 melalui kebijakam PPKM skala mikro membutuhkan waktu namun hasilnya terbilang baik.
"Ini suatu prestasi yang luar biasa hanya dalam hitungan bulan melihat luasnya Indonesia terdiri dari pulau besar hingga kecil tapi ternyata kita bisa melakukan pembatasan," lanjut Alexander.
Meski angka kasus Covid-19 turun dan pencapaian PPKM pada Level 1 dan 2, diharapkan masyarakat tidak boleh lengah, tetap harus waspada, demikian juga pemerintah dengan rumah sakit harus tetap pada kesiapannya. (*)