Apriyani Rahayu
Momen Haru Apriyani Rahayu Menangis Cium Kaki Ayah, Diberi Kado Ulang Tahun, Greysia Polii Terharu
Detik-detik momen haru Apriyani Rahayu menangis cium kaki ayah saat diberi kado ulang tahun disaksikan Greysia Polii dan Rosi.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Detik-detik momen haru Apriyani Rahayu menangis cium kaki ayah saat diberi kado ulang tahun disaksikan Greysia Polii dan presenter Rosianna Silalahi.
Apriyani yang merupakan peraih medali emas bulutangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 bersama pasangannya Greysia tak kuasa menahan tangis.
Tangis pebulutangkis asal Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), tersebut mendadak pecah.
Apriyani menangis sejadi-jadinya tatkala bertemu sang ayah yakni Amiruddin Pora pada program Rosi di Kompas TV.
Pada acara itu, Amiruddin datang tanpa sepengetahuan Apriyani yang diwawancarai bersama Greysia Polii pada program tersebut.
Baca juga: Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka Beri Hadiah Rp500 juta ke Greysia Polii/ Apriyani Rahayu
Awalnya, presenter Rosianna Silalahi bertanya ke Apriyani.
Apriyani yang menjawab pertanyaan Rosi, sapaan Rosianna, mengaku rindu berat dengan ayahnya.
Dalam program tersebut, Apriyani lalu disambungkan dengan ayahnya, Amiruddin Pora melalui percakapan via telepon.
Apriyani menanyakan perihal ayahnya yang sudah divaksin tanpa sepengetahuannya.
Setelah itu, Apriyani mengungkapkan bahwa ia rindu ingin bertemu dengan sang ayah.

“Kangen, kangen banget,” jawabnya saat ditanya Rosiana Silalahi, pembawa acara program Rosi, dikutip Tribunjabar.id dari video di channel Youtube Kompas TV, Jumat (13/8/2021).
Tak berselang lama, Amirudin Pora masuk ke studio sambil membawa sebuah raket kayu di dalam kotak dus.
Apriyani kaget, pasalnya di percakapan telepon sebelumnya, ayahnya bilang ia sedang di rumah.
Setelah itu momen mengharukan pun tercipta, Apriyani langsung memeluk dan bersujud kepada ayahnya.
"Bapak di sini?" ujar Apriyani.
Baca juga: Diungkap Sang Ayah, Apriyani Rahayu Tak Hanya Jago Bulu Tangkis, Ternyata Juga Hobi Olahraga Ini
"Iya. Ini kado ulang tahun kamu," ujar Amirudin sambil menyerahkan raket kayu yang dibawanya.
Apriyani menangis sejadi-jadinya sambil sujud dan mencium khaki sang ayah.
Momen itu membuat Greysia Polii dan Rosi yang menyaksikan momen haru tersebut tak bisa berkata-kata.
Ia mendekat ke Amirudin dan Apriyani Rahayu sambil tersenyum.
Amirudin juga terlihat tersenyum sambil memeluk anak bungsunya.

Apriyani mengaku senang karena telah dipertemukan dengan ayahnya.
“Seneng banget. Terima kasih untuk Kompas TV yang sudah mendatangkan ayah saya," ujarnya.
Amirudin mengatakan, ia memang berniat bertemu dengan anaknya.
Ia mengatakan, kendala bertemu dengan anaknya adalah dirinya sempat belum divaksin.
Namun kini, Amirudin sudah divaksin.
"Iya, memang niat. Harus ketemu. Tapi itu kendalanya vaksin. Sekarang sudah (divaksin)," ujarnya.
Baca juga: Cerita Ayah Apriyani Rahayu, Pertama Kali ke Jakarta Antar Putrinya Naik Kapal Laut
Sosok Apriyani Rahayu
Apriani Rahayu yang menjadi pasangan ganda putri Greysia Polii peraih medali emas Olimpiade Tokyo merupakan putri Tolaki, kelahiran Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kampung halaman Apriyani berada Kelurahan Lawulo, Kecamatan Anggaberi, di kabupaten yang berlokasi sekitar 66,1 kilometer (km) dari Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sultra itu.
Dari kampung inilah, kini Apriyani menorehkan prestasi dunia dengan meraih medali emas ganda putri bulutangkis bersama Greysia Polii di Olimpiade Tokyo 2020.

“Apriyani itu anak petani, anak dari pedesaan,” kata ayah Apriyani Rahayu, Amiruddin P belum lama ini.
Apriyani terlahir dari pasangan Amiruddin dan Sitti Djauhar.
Ibu Apriyani telah berpulang pada tahun 2015 silam.
Apriyani Rahayu lahir di Kabupaten Konawe, Provinsi Sultra, 29 April 1998.
Amiruddin bercerita prestasi yang ditorehkan sang putri hingga meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 tidaklah mudah.
Berliku, terjal, bahkan penuh dengan hinaan dan cemoohan orang.
Baca juga: Terlalu Banyak Hinaan Diterima Apriyani Rahayu, Kata Sang Ayah Ungkap Perjuangan Putrinya
“Awalnya banyak yang bilang dia tidak akan berhasil,” ujar Amiruddin.
Tak hanya sanksi dengan kemampuan yang dimiliki Apriyani.
Amiruddin menyebut terlalu banyak hinaan yang didapatkan saat awal mula sang putri merintis karir di dunia bulutangkis.
“Yang mengesankan selama saya antar Apri itu terlalu banyak hinaan,” jelas Amiruddin ditanya mengenai pengalaman paling berkesan selama putrinya merintis karir.
“Karena Apri kuat katanya karena ini, banyak songgi (sinonggi, makanan khas Sultra) padahal dia tidak tahu di rumah dia langsung mengatakan begitu,” katanya menambahkan.
Meski demikian, kata Amiruddin, hinaan demi hinaan tersebut justru menjadi cambuk bagi dirinya utamanya Apriyani Rahayu.
Dia bersama almarhum ibu Apriyani pun terus memberi dukungan kepada sang buah hati.
“Tapi satu dorongan bagi saya untuk membina dia bagaimana bisa bagus prestasinya,” jelas Amiruddin.
Apalagi, kata Amiruddin, dia yakin putrinya tersebut memiliki potensi besar di cabang olahraga bulutangkis sejak dini.
Alhasil, kini sang putri berhasil membuktikan diri dengan menuai prestasi.
“Saya lihat dia punya gerakan itu calon-calon pemain dunia, dan Alhamdulillah kini terbukti dia menjadi juara dunia,” ujarnya.(*)
(TribunJabar.id/ Yongky Yulius, TribunnewsSultra.com/Arman Tosepu)