Hari Pramuka

Hari Pramuka, Mengenang Bapak Pramuka Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sejarah Kepanduan

Mengenang Bapak Pramuka Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwono IX bertepatan Hari Pramuka yang diperingati setiap tanggal 14 Agustus 2021.

Editor: Aqsa
handover
Mengenang Bapak Pramuka Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwono IX bertepatan Hari Pramuka yang diperingati setiap tanggal 14 Agustus 2021. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Mengenang Bapak Pramuka Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwono IX bertepatan Hari Pramuka yang diperingati setiap tanggal 14 Agustus 2021.

Sosok yang terlahir dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun itu sangat berjasa dalam pembentukan organisasi pramuka di Indonesia.

Diketahui, Hari Pramuka atau singkatan dari Praja Muda Karana kembali diperingati pada Sabtu (14/08/2021).

Sri Sultan Hamengkubuwana IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat pada 12 April 1912 dan mangkat dalam usia 76 tahun di Washington, DC, Amerika Serikat (AS).

Semasa hidup, dia adalah sultan di Kesultanan Yogyakarta sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pertama setelah kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Siapa Baden Powell yang Jadi Bapak Pramuka Dunia dan Asal Usul Gerakan Kepanduan

Sosok yang menjadi penguasa Yogyakarta terlama dalam sejarah yakni 48 tahun tersebut juga pernah menjabat Wakil Presiden Indonesia kedua antara tahun 1973 dan 1978.

Sri Sultan Hamengkubuwana IX juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia serta pernah menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Keterlibatannya putra dari pasangan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah atau Kanjeng Ratu Alit tersebut dalam Pramuka dimulai sejak masih kanak-kanak.

Dilansir dari buku Sri Sultan HB IX - Bapak Pramuka Indonesia (2018) yang dikutip Kompas.com, dia tercatat menjadi anggota welp (siaga) yang merupakan jenjang kepramukaan terendah (6-11 tahun) pada tahun 1921 di Yogyakarta.

Pada 18 Maret 1940, Sri Sultan Hamengkubuwono IX ditetapkan sebagai Sultan Yogyakarta.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia. (handover)

Dia juga merupakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pertama setelah Indonesia merdeka.

Aktif Organisasi Kepanduan

Sri Sultan Hamengkubuwono IX sudah aktif dalam bidang organisasi kepanduan sejak masih muda.

Sekitar awal tahun 1960-an, dia diangkat menjadi Pandu Agung atau pemimpin kepanduan.

Ia bersama Presiden Soekarno berencana menyatukan organisasi kepanduan serta mendirikan organisasi pramuka di Indonesia.

Pada 9 Maret 1961, Presiden membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka.

Anggota panitianya adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof Prijono, Dr A Azis Saleh, serta Achmadi.

Empat anggota panitia ini akhirnya menyusun Anggaran Dasar Gerak Pramuka serta Keputusan Presiden RI No 238 Tahun 1961, tentang Pramuka.

Secara garis besar, keputusan presiden tersebut berisikan penetapan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditujukan untuk mendidik kepanduan anak serta pemuda Indonesia.

Pramuka Resmi Berdiri

Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia
Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia (handover)

Organisasi pramuka resmi berdiri pada 14 Agustus 1961 yang merupakan peleburan dari berbagai organisasi kepanduan di Indonesia.

Kata 'Pramuka' diambil dari kata 'Poromuko', yang berarti prajurit terdepan dalam sebuah peperangan.

Selain itu, kata 'Pramuka' merupakan singkatan dari 'Praja Muda Karana', yang berarti jiwa-jiwa muda yang berkarya.

Selama 13 tahun, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional.

Tepatnya dari tahun 1961 hingga 1974 (1961 hingga 1963, 1963 hingga 1967, 1967 hingga 1970, 1970 hingga 1974).

Sri Sultan Hamengkubuwono IX mempelopori sejumlah kegiatan seperti Gerakan Tabungan Pramuka pada 1974.

Dia juga menggagas Wirakarya, perkemahan pertama Pramuka Nasional pada 1968.

Selain itu, Tri Satya Pramuka serta Dasa Dharma Pramuka juga dibentuk, ditetapkan serta digunakan hingga saat ini.

Begitu pula dengan penetapan warna seragam Pramuka Indonesia yang berwarna coklat muda dan coklat tua.

Coklat muda untuk atasan dan coklat tua untuk bawahan.

Dua corak warna ini melambangkan elemen air serta tanah.

Baca juga: Profil Artidjo Alkostar dan I Gede Ardika Penerima Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Jokowi

Dianugerahi Penghargaan

Hingga saat ini, Pramuka masih terus diajarkan dan dilakukan di berbagai sekolah.

Ada empat pembagian tingkatan pramuka, yakni:

- Pramuka Siaga untuk usia 7 hingga 10 tahun.

- Pramuka Penggalang untuk usia 11 hingga 15 tahun.

- Pramuka Penegak untuk usia 16 hingga 20 tahun.

- Pramuka Pandega untuk usia 21 hingga 25 tahun.

Jasa Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam bidang pramuka terdengar hingga ke mancanegara.

Hal ini membuatnya dianugerahi Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM), pada 1973.

Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi untuk mereka yang sungguh berjasa besar dalam pengembangan pramuka.(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved