Anak Usir Ibu di Buteng
Bak Kisah Malin Kundang, Ibu Renta dan Lumpuh Diusir Anak Kandung di Buton Tengah, Dirawat Tetangga
Bak kisah Malin Kundang, seorang ibu diusir anak kandung di Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Bak kisah Malin Kundang, seorang ibu diusir anak kandung di Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Setelah diusir oleh anak kandungnya, perempuan yang sudah tua renta dan lumpuh tersebut kini dirawat tetangga.
Peristiwa anak mengusir ibu kandungnya tersebut terjadi di Lingkungan Pasar Baru, Kelurahan Watolo, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buteng, Provinsi Sultra.
Kisah sang ibu diusir anak kandung tersebut sebelumnya viral melalui media sosial Facebook.
Peristiwa bak cerita rakyat Malin Kundang yang berkisah tentang seorang anak durhaka pada ibunya tersebut diunggah akun Jiydun Jidun pada 3 Agustus 2021.
Sang ibu dalam video viral Facebook tersebut bernama Wa Binta, perempuan tua renta berusia 79 tahun dan sudah lumpuh.
Perempuan tersebut diusir anak kandungnya sendiri di Kabupaten Buteng, Provinsi Sultra.
Iba dengan kondisi tersebut, tetangga dan warga setempat bahu membahu merawat nenek tua renta yang sudah lumpuh itu.
Bahkan, mereka membangun rumah untuk sang ibu yang diusir anak kandungnya tersebut.
“Iya benar seorang ibu diusir dari rumah anaknya. Lalu kami dari pihak kelurahan, kecamatan, bersama warga gotong-royong buatkan rumah untuk ibu itu,” kata Kepala Dusun Lingkungan Pasar Baru, Muhammad Amin, membenarkan cerita dalam video viral yang beredar di Facebook tersebut.
Baca juga: Kisah Viral di Facebook, Seorang Nenek di Buteng Diusir Oleh Anak Kandungnya
Amin menjelaskan rumah baru non-permanen tersebut dibangun dalam sehari dan kini sudah bisa ditempati.
“Jadi pas malam hari itu sudah ditiduri. Ibu Wa Binta sudah tidur di rumah barunya,” jelasnya.
Amin menjelaskan perempuan berusia 79 tahun tersebut sudah lumpuh sehingga sudah tak bisa lagi menafkahi dirinya sendiri.
Dengan demikian, kata Amin, warga Lingkungan Pasar Baru bersepakat merawat Wa Binta.
“Jadi tiap hari itu ada yang bawakan makanan, ganti-gantian warga kampung,” jelasnya.