Rumah Dibakar Anaknya, Nenek 70 Tahun Hidup Satu Atap dengan Kandang Domba
Nasib nahas menimpa seorang nenek bernama Kokom (70) di Cianjur yang kehilangan rumah.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Nasib nahas menimpa seorang nenek bernama Kokom (70).
Kokom kehilangan rumahnya yang habis dibakar anaknya.
Adapun anak Kokom adalah orang dengan gangguan jiwa.
Baca juga: Pria 60 Tahun Rudapaksa Kambing sampai Mati, Pemilik Kambing Lihat Pelaku Kabur Nyaris Tanpa Busana
Baca juga: Bayi Umur 1 Tahun Tewas Terbakar, Berawal dari Rumah Sekaligus Bengkel yang Kebakaran
Kini Kokom terpaksa tinggal di sebuah saung yang satu atap dengan kandang domba.
Bukan hanya sekali, sudah dua kali rumah panggung milik nenek renta terebut dibakar anaknya.
Kokom hidup prihatin bersama anaknya di Kampung Babakan/Cikorobokan RT 02/05, Desa Cikidangbayang, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Baca juga: Diduga gara-gara Sakit Bisul, Petani Tewas Gantung Diri di Dekat Kandang Kambing
Tempat tinggal berdampingan dengan kandang domba.
Setiap hari, ia menjadi buruh tani untuk menghidupi diri dan anaknya.
Terkadang ia harus membuat bubur agar beras yang ia dapatkan bisa dihemat untuk esok hari.
"Saya sudah dua tahun 7 bulan tinggal di sini, itu setelah rumah saya dua kali dibakar anak saya sendiri," kata Kokom, Minggu (1/8/2021).
Baca juga: Mobil Tiba-tiba Mati di Tengah Rel hingga Dihantam Kereta, Suami Istri Selamat
Kokom mengatakan, anaknya kini sudah berangsur membaik.
Kendati belum bisa melakukan apapun tapi anaknya sudah tak mengamuk lagi.
"Dulu sempat dibawa ke Bandung dan diberi obat, kini sudah dua bulan tak minum obat lagi," kata Kokom.
Menurutnya, anaknya suka melamun sendiri jika obat tersebut diminum.
Makanya beberapa pekan ini anaknya tersebut tak diberi obat lagi.
Kokom mengatakan, dirinya sempat mendapatkan bantuan BPNT sebanyak tiga kali.
Baca juga: Korbannya Lebih Galak, Preman Akhirnya Dibentak-bentak Sopir Truk hingga Video Viral
Tetapi kini dirinya tidak mendapatkannya lagi.
"Kalau sedang ada yang menyuruh saya bisa mendapat upah Rp 40 ribu sehari dari buruh tani, itu cukup untuk beli beras," kata Kokom.
Ia selalu bersyukur badannya masih kuat untuk menjadi buruh tani dan mencari rumput untuk domba titipan yang berada di saungnya.
"Saya hanya berdoa semoga sehat saja, Pa, supaya bisa terus merawat anak saya," kata Kokom.
Dalam benak Kokom, ia ingin memeriksakan kondisi anaknya saat ini, tetapi terkendala biaya.
"Sekarang sudah berani meninggalkan rumah agak lama karena anak saya terlihat sudah membaik," katanya. (TribunJabar.id, Ferri Amiril Mukminin)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kisah Kokom dan Anaknya, Tinggal Satu Atap dengan Kandang Domba, Sang Anak Alami Gangguan Jiwa