Apriyani Rahayu

Masa Kecil Apriyani Rahayu di Konawe, Atlet Bulutangkis Indonesia ke Final Olimpiade Tokyo

Tidak ada yang mudah bagi masa kecil Apriyani Rahayu yang lahir di pelosok, Desa Lawulo, Kecamatan Unaaha, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Risno Mawandili
Handover
Apriyani Rahayu 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Melihat masa kecil Apriyani Rahayu, atlet bulutangkis Indonesia yang tampil di partai final Olimpiade Tokyo.

Apriyani Rahayu bersama Greysia Polii bakal melawan perwakilan China, Chen Qingchen dan Jia Yifan.

Tidak ada yang mudah bagi masa kecil Apriyani Rahayu yang lahir di pelosok, Desa Lawulo, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) itu.

Hari-harinya dipenuhi dengan latihan fisik dan teknik dari seorang guru berharga.

Kerja keras dan latihan rutin bikin namanya terdaftar di kejuaraan bulutangkis internasional.

Baca juga: Sosok Apriyani Rahayu, Pebulu Tangkis asal Konawe Cetak Prestasi Lolos ke Final Olimpiade Tokyo 2020

Baca juga: Pasangan Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu Melaju ke Final Olimpiade Tokyo 2020

Nendar Perdana Ramadhan (24), sejak kecil sudah menyaksikan sepupunya giat berlatih.

"Guru Ani (sapaan akrab Apriyani Rahayu) adalah ayahnya, sejak kecil sudah berlatih," ujar Nendar, ditemui di Kendari, Minggu (2/8/2021).

Nedar mengatakan, ayah menyiapkan tempat untuk melatih teknik Ani.

"Jadi di belakang rumah itu ayahnya membuat tempat latihan yang beralaskan tanah. Garis lapangan menggunakan batang pohon pinang," beber Nendar.

Untuk latihan fisik, tiap hari Ani diminta lari sejauh 10 kilometer.

"Ayahnya memantau Ani yang berlari menggunakan sepeda motor. Terkadang Ani disuruh mengikuti laju sepeda motor," urai Nendar.

Menurut Nendar, latihan Ani saat itu tidak biasa dilakukan anak seumurannya.

"Wajar saja saat ini Ani menjadi seorang atlet yang wakili Indonesia di kancah internasional," pujinya.

Kandang Bebek

Nendar ingat betul hari-hari Apriyani Rahayu saat berlatih.

Kenangan itu bahkan tak bisa dilupakan hingga saat ini.

Ia mengatakan, kini tempat Ani berkatih sudah dijadikan kandang bebek.

Pasalnya, sudah lama ditinggal empuhnya.

"Sekarang tempat berlatihnya sudah dijadikan kandang bebek," ujarnya.

Nendar mengenang, pernah usil menantang Apriyani Rahayu bermain bulu tangkis.

Saat Nendar itu meminta Apriyani Rahayu melawan tiga orang sekaligus.

"Saya menyuruhnya melawan kami bertiga tapi tetap kami yang kalah," katanya.

Dari Jualan Sayur

Masa kecil Apriyani Rahayu hidup dengan keadaan ekonomi pas-pasan.

Bahkan reket pertama yang ia miliki dibeli dari hasil jualan sayur.

"Raket pertamanya itu dibelikan dari hasil jualan sayur," ujar Nedar.

Namun siapa sangka, berkat raket namanya melambung.

Pada tahun 2021 ia memulai karier bulu tangkis, mulai berlatih di Klub Pelita Bakrie, di Jakarta.

Hampir empat tahun, Apriyani Rahayu pindah di Klub Jaya Raya Jakarta pada pertengahan 2015.

Apriyani Rahayu turut memperkuat bulu tangkis Indonesia sejak tahun 2014 hingga 2016 pada level junior.

Di Kejuaraan Dunia Junior 2014, Apriyani Rahayu berpasangan dengan Rosyita Eka Putri Sari di nomor ganda putri.

Mereka meraih medali perak setelah dikalahkan pasangan asal Tiongkok, Chen Qingchen dan Jia Yifan di babak final.

Selanjutnya, pada Kejuaraan Dunia Junior 2015 Apriyani Rahayu berpasangan dengan Fachriza Abimanyu di nomor ganda campuran.

Keduanya hanya meraih medali perunggu setelah dikalahkan pasangan Tiongkok He Jiting dan Du Yue pada babak semifinal.

Sementara itu, pada Kejuaraan Asia Junior 2015, Apriyani Rahayu meraih medali perunggu di nomor ganda campuran dengan pasangan yang sama yaitu Fachriza Abimanyu.

Apriyani Rahayu dan Fachriza Abimanyu dikalahkan oleh pasangan Tiongkok lainnya Zheng Siwei dan Chen Qingchen pada babak semifinal.

Kemudian tahun 2016, berpasangan dengan Rinov Rivaldi, Apriyani Rahayu kembali meraih medali perunggu.

Ganda campuran asal Korea Selatan Kim Won Ho dan Lee Yu Rim berhasil mengalahkan pasangan tersebut pada babak semifinal.

Di samping itu, awal tahun 2017, Apriyani Rahayu mulai berlatih di Pelatihan Nasional (Pelatnas) Cipayung, Jakarta.

Sejak itu pula Apriyani Rahayu mulai bermain di level senior dan berpasangan dengan Greysia Polii menggantikan Nitya Krishinda Maheswari yang cedera.

Penampilan perdana Apriyani Rahayu dan Gresyia Polii dilakukan dalam Kejuaraan Beregu Sudirman Cup 2017.

Ia kemudian meraih gelar pertamanya di kelas BWF Grand Prix Gold pada Turnamen Thailand Terbuka 2017.

Seterusnya, disusul gelar BWF Super Series pertamanya di Prancis Terbuka Super Series 2017.

Permainan Laki-laki

Nendar mengatakan, sejak kecil Ani merupakan anak yang aktif.

Bukan itu saja, bahkan di mata Nendar Apriyani Rahayu tidak memiliki jiwa feminim.

"Kemungkinan karena dia tiga kakak laki-laki sehingga jiwa feminimnya hilang, bahkan terkesan tomboy," ujar Nendar.

Menurut Nendar, Apriyani Rahayu juga lebih tertarik dengan permainan laki-laki dibanding perempuan.

Apriyani pernah bermain sepak bola bersama Nendar dan kawan-kawannya.

"Malah ia lebih sering bermain permainan laki-laki, bahkan pernah bermain sepak bola," bebernya.

Nendar bangga sepupunya menjadi atlet bulutangkis terkenal.

"Harapannya semoga kedepannya bisa lebih lagi mengharumkan nama Indonesia," imbuhnya.

Informasi Pribadi

Nama: Apriyani Rahayu

Lahir: 29 April 1998 di Lawulo, Unaaha, Sulawesi Tenggara

Tinggi: 1,63 cm

Berat: 64 kg

Pegangan: Kanan

Peringkat tertinggi: 3 (WD dengan Greysia Polii 20 September 2018) dan 100 (XD dengan Panji Akbar Sudrajat 21 January 2016)

Peringkat saat ini: 6 (WD dengan Greysia Polii pada 9 Februari 2021)

Orangtua: Sitti Jauhar dan Ameruddin

Idola: Pebulutangkis Indonesia, Liliyana Natsir

(TribunnewsSultra/Muh Ridwan Kadir)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved