Berita Konawe Selatan
Kronologi Ibu Bayi di Konawe Selatan Usai Melahirkan Ditandu Warga Melewati Jalan Rusak 2 Kilometer
Berikut kronologi seorang ibu dan bayinya Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra), dipikul seusai melahirkan.
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Fadli Aksar
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONSEL - Berikut kronologi seorang ibu bayi di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra), ditandu usai melahirkan.
Peristiwa tersebut terjadi di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Roda, Desa Roda, Kecamatan Kolono, Kabupaten Konsel, Provinsi Sulawesi, Sultra, pada 30 Juni 2021.
Saat itu, Khozana (34) ditandu enam warga setelah melahirkan di Puskesmas Kecamatan Kolono dan hendak pulang ke rumahnya.
Didin, salah satu warga mengatakan, Khozana ditandu karena kondisi jalan yang mengalami kerusakan parah.
Tandu dipikul oleh enam orang, termasuk suami Khozanah, Junaedi Al Umar.
"Saat itu ada 6 orang yang memikul tandu, sementar 1 perempuan menggendong bayi," ujar Diding lewat panggilan telepon, Selasa (6/7/2021).
Didin menjelaskan, kondisi jalan menuju perkampungan rusak parah ditambah lagi dengan curah hujan yang tinggi.
Baca juga: Viral Ibu dan Bayi Dipikul Usai Melahirkan Gegara Jalan Rusak di Konawe Selatan, Begitu Tragisnya
"Akibat curah hujan tinggi jadi rusak parah. Hujan sedikit saja sebenarnya jalan sudah berlumpur, tidak bisa dilalui kendaraan," bebernya.
Jalan tersebut satu-satunya akses yang menghubungkan perkampungan dengan jalan poros kabupaten.
Jalan berlumpur perkampungan di Konsel itu sudah ada sebelum 118 Kepala Keluarga bermukim di Desa Roda.
"Cuma jalan itu satu satunya akses menuju jalan poros, jalan utama di sini. Warga sehari-hari melewati jalan berlumpur tersebut," bebernya.
Lewati Bukit Licin
Bukan cuma berlumpur, jalan menuju Desa Baru, Kabupaten Konawe Selatan, juga licin.
Menurut Didin, jalan licin bukan cuma tak bisa dilewati kendaraan beroda.
Saat musim penghujan, pijakan kakipun rawan tergelincir ketika melewati jalan tersebut.
"Bukan cuma tidak bisa dilewati kendaraan, tetapi jalan kaki saja meleset-meleset," jelasnya.

Didin bersama warga lainnya harus melewati jalan itu ketika memikul tandu Khozanah.
Bukan itu saja, pemikul tandu juga harus melewati dua bukit licin untuk tiba di perkampungan.
"Kami memikul tandu dan harus melewati dua bukit yang juga tidak kalah licin," tutur Diding.
Jarak Jauh
Khazanah bersalin dengan normal di Puskesmas Kecamatan Kolono, Kabupaten Konsel.
Cuma, Didin mengatakan, seusai persalian harus pulang menempuh jarak 4 kilometer dari puskesmas menuju simpangan Desa Roda.
Dari jalan poros, Khozanah harus ditandu sejauh 2 kilometer karena tidak mungkin untuk berjalan kaki.
Pasalnya, orang sehatpun kesulitan berpijak dipermukaan jalan tersebut.
Baca juga: Pemuda asal Konawe Selatan Ditangkap Usai Transaksi Narkoba di Kendari, 3,39 Gram Sabu Disita
"Dari Puskesmas Kolono itu jaraknya sekira 4 kilometer menuju persimpangan. Dari jalan poros menuju pemukiman itu 2 kilometer," urai Diding.
Jarak jauh tersebut ditempuh dengan susah payah sembari memikul tandu.
Beruntung Khozanah dapat dampai di kediamannya dengan selamat.
"Saat ini Ibu Khozanah dan bayinya sudah berad di rumahnya. Keduanya tiba dengan selamat," imbuhnya.
Video Viral
Video kisah memikul tandu Khozanah seusai melahirkan sudah viral di Facebook.
Dalam video viral, seorang ibu tampak digotong sejumlah pria melalui jalan menanjak yang tak beraspal sama sekali.
Jalan bertanah liat yang dilalui pun tampak berlumpur seiring turunnya hujan dalam video tersebut.
Ibu berjilbab tersebut tampak dipikul dengan bertumpu di pundak 4 pria di sisi kanan kirinya.
Sedangkan, tiga orang pria tampak menopang tubuh pria yang memikul sang ibu dan bayi di bagian belakang.
Seorang pria juga terlihat memayungi sang ibu dengan payung berwarna merah untuk melindunginya dari guyuran hujan.
Hingga Selasa (06/07/2021), video yang diunggah akun Martono Sul-Tra pada Senin (05/07/2021) itu sudah dibagikan 111 kali.
"Info penting dari Desa Roda, Kecamatan Kolono, Kab Konawe Selatan, Prov Sulawesi Tenggara. Semoga ada perhatiannya dari Pemda," tulis caption pada video Facebook tersebut.
Diketahui, Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Roda adalah kawasan transmigrasi baru yang dibuka pada tahun 2016 lalu.
Kawasan yang berlokasi di Desa Roda, Kecamatan Kolono, Kabupaten Konsel, Provinsi Sultra tersebut, dihuni para transmigran yang berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah khususnya dari Tegal dan Pekalongan.
UPT Roda terletak di kawasan perbukitan dengan lereng curam.
Berdasarkan peta Google Maps, desa ini berjarak sekitar 71,6 kilometer (km) dengan jarak tempuh sekitar 1 jam 42 menit melalui Jalan Poros Kendari-Moramo. (*)
(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili)