Bu Kepala Sekolah Tewas Ditikam Orangtua Murid, Pelaku Emosi gara-gara Anaknya Tak Boleh Ujian
Kasus penikaman berujung pembunuhan menimpa seorang ibu kepala sekolah di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada saat itu, pelaku melihat sangkur milik Kepala Desa yang digantung di dinding ruangan tamu dan langsung mengambil tanpa pemberitahuan kepala desa.
"Saat itu juga pelaku menuju ke sekolah dan menanyakan kepada ibu Astin (guru/bendahara) tentang guru siapa yang menyuruh anaknya pulang. Namun tidak mendapat jawaban," ungkapnya.
Lanjutnya, pada kesempatan tersebut, korban melihat pelaku sedang memegang pisau sangkur dan menyampaikan bahwa akan melaporkan ke polisi.
"Setelah mendengar ancaman kepala sekolah, pelaku bangun dan langsung mencabut pisau sangkur dan langsung menikam korban mengenai bagian perut sebelah kanan," jelasnya.
Setelah itu, tambah Sudarmin, pelaku menyerahkan pisau sangkur kepada penjaga sekolah Heronimus Wonga. Pelaku langsung menuju ke rumah kepala dusun Kristianus Meze untuk menyampaikan kejadian tersebut.
"Pelaku meminta bapak dusun untuk bersama sama menyerahkan diri ke Polsek Nangaroro," ujarnya.
Cekcok Orangtua Siswa vs Keluarga Kepala Sekolah
Cekcok terjadi antara keluarga kepala sekolah dengan orangtua siswa di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pertengkaran itu sampai menyebabkan aksi warga blokir jalan.
Kejadian ini dipicu saat seorang orangtua siswa tidak terima dengan nilai hasil ujian sekolah anaknya.
Baca juga: Bu Kepala Sekolah Tewas Ditikam Orangtua Murid, Pelaku Emosi gara-gara Anaknya Tak Boleh Ujian
Orangtua siswa tersebut diketahui berinisial A (45).
Ia berasal dari Dusun Timah, Desa Lepadi, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, NTB.
A sebelumnya nekat mendatangi rumah kepala sekolah lalu memarahinya lantaran nilai ujian anaknya.
Tidak sekAdar protes, sang ayah pun mengeluarkan kata-kata kasar bernada hinaan yang membuat S (56), selaku kepala Sekolah SMPN 6 Dompu tersinggung.
Baca juga: Suami Istri Siksa Kakak Beradik dengan Sadis hingga Tewas: Organ Vital Ditusuk hingga Jari Dipotong
Ulah si ayah berinisial A tersebut menyulut kemarahan keluarga sang kepala sekolah sampai terjadi aksi blokir jalan, Selasa (8/6/2021), pukul 21.10 Wita.