Kecelakaan Maut Mahasiswa UHO
Mahasiswanya Terlibat Kecelakaan Maut, Rektor UHO Prof Zamrun Merasa Sangat Kehilangan
Hamdan mengatakan, selaku Rektor UHO, Prof Zamrun tampak menangis ketika pertama kali mendapat informasi kejadian itu.
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Laode Ari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI- Seusai Kecelakaan maut menimpa mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) di jalan penghubung Kendari-Bombana, pihak kampus merasa kehilangan akibat insiden tersebut.
Pasalnya, kecelakaan di pertigaan Lameroro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (7/6/2021), sekira pukul 17.00 Wita itu mengakibatkan 6 korban jiwa dari mahasiswa Vokasi Teknik Mesin UHO.
Kejadian tragis itu sampai membuat rektor UHO Kendari, Prof Muhammad Zamrun Firihu merasa sangat kehilangan hingga nampak bersedih.
Pasalnya, kecelakaan tunggal itu menimpa mahasiswanya ketika pulang dari tugas penelitian mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Hal itu diakui Sub Koordinator Humas UHO Kendari, Laode Abdul Hamdan.
Baca juga: 9 Mahasiswa Alami Kecelakaan Maut, Wakil Rektor III UHO: Perjalanan Pulang Penelitian Kampus
Hamdan mengatakan, selaku Rektor UHO, Prof Zamrun tampak menangis ketika pertama kali mendapat informasi kejadian itu.
"Pak Rektor (Prof Zamrun) terpukul sekali, sampai beliau menangis. Kami mau bikin apa, karena artinya kecelakaan ini bukan dibuat-buat," ujar Hamdan lewat panggilan telepon, Selasa (8/7/2021).
Hamdan menambahkan, bahkan Prof Zamrun semalaman tidak tidur terbayang peristiwa nahas menimpa mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Program Pendidikan Vokasi UHO Kendari.
"Semalam itu kami tidak tidur dengan Pak Rektor (Prof Zamrun). Beliau juga sebagai tanggung jawab karena ini anak-anak kami dari kampus," ujar Hamdan.
Hamdan mengatakan, jenazah mahasiswa korban kecelakaan maut telah dipulangkan di rumah masing-masing.
Rinciannya 6 korban tewas yakni 2 dari Kabupaten Buton Utara, 2 dari Kabupaten Muna, 1 dari Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, dan 1 korban dari Konawe Kepulauan.
Berikut nama daftar 6 korban tewas kecelakaan maut di Kabupaten Bombana:
1. Rifki Adrianus (Meninggal dunia)
2. Olaf Cahyadi (Meninggal dunia
3. Syawaludin (Meninggal dunia)
4. Indra Taufik (Meninggal dunia)
5. Arsyad Arifuddin (Meninggal dunia)
7. 8. Dede Marwan (meninggal dunia).
Sebelumnya diberitakan, korban meninggal dunia kecelakaan maut rombongan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Program Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo (UHO) bertambah 1 orang.
Tambahan satu korban kecelakaan di Pertigaan Lameroro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) itu bernama Dede Marwah (20), laki-laki.
Mahasiswa angkatan 2019 berasal dari Pulau Wawonii, Konawe Kepulauan, Sultra.
Baca juga: Kecelakaan Maut Truk Rombongan Keluarga Pengantin Masuk Jurang, 4 Orang Tewas
Menurut Sub Koordinator Hubungan Masyarakat UHO, Laode Abdul Hamdan Hakim, Dede Marwah dikabarkan meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bahteramas di Kota Kendari.
"Saya dapat kabar siang tadi, bertambah satu korban meninggal. Terakhir kali dirawat di Rumah Sakit Bahteramas," ujarnya lewat panggilan telepon, Selasa (8/7/2021).
Selain korban meninggal dunia, korban luka kini masih dirawat di Rumah Sakit Bahteramas di Kota Kendari.
Kronologi Kecelakaan

Kecelakaan maut rombongan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), terjadi pada Senin (7/6/2021) sore, sekira pukul 17.00 Wita.
Kecelakaan tunggal yang terjadi di Pertigaan Lameroro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana tersebut.
Total rombongan berjumlah 24 terdiri dari, dua dosen dan selebihnya mahasiswa.
Rombongan mahasiswa UHO mengalami kecelakaan maut di jalan penghubung Kendari-Bombana tersebut saat pulang seusai tugas penelitian kampus: Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Baca juga: BEM Hukum UHO Bersama Ditlantas Polda Sultra, Sosialisasi Etika Berlalu Lintas Aman dan Selamat
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Kepolisian Resor (Polres) Bombana, AKP Fajar, membenarkan kecelakaan maut tersebut.
"Iya benar, kecelakaannya terjadi di Pertigaan Lameroro, di area persawahan," ujarnya lewat panggilan telepon.
Akibat kecelakaan tersebut 9 orang menumpangi mobil Toyota Avanza berwarna hitam menjadi korban.
Dimana, 5 mahasiswa meninggal dunia, 2 luka parah dan 2 lainnya luka ringan. Namun sebagaimana kita ketahui, setelah dirawat di rumah sakit, korban tewas bertambah 1 menjadi 6 orang.
Setelah kecelakaan para korban langsung dilarikan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bombana.
Ban Bocor 80 Kilometer Per Jam
Salah satu mobil yang ditumpangi rombongan mahasiswa yang mengalami kecelakan di Pertigaan Ameroro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Sultra, tampaknya sudah mengalami kendala.
Pasalnya, ban mobil Toyota Avanza yang ditumpangi 9 mahasiswa Program Pendidikan Vokasi UHO sudah pecah.
Ban mobil bocor sudah terjadi saat rombongan berada di tengah jalan.
Tepatnya di Kecamatan Punggaluku, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
Salah seorang rekan korban selamat, Miner Lambiku (24), mengatakan, ban mobil pecah sempat diganti tapi ban serep tidak normal.

Miner mengaku, telah mengingatkan untuk berhati-hati sebab ban seperti itu tidak tahan lama.
Miner menjelaskan, lingkaran ban serep mobil saat itu tidak seimbang karena benjolan dan kawat putus
"Bannya benjol, hati-hati saya bilang karena kawatnya putus, tinggal karetnya, rawan," beber Miner dihubungi melalui telepon.
Tampaknya peringatan dari Miner tak begitu berarti bagi mayoritas rombongan.
Memilih memaksakan ban serep rusak hingga sampai di pabrik gula di Kabupaten Bombana, sekira pukul 11.00 wita.
Empat jam melakukan kunjungan di pabrik gula yang diresmikan Presiden Jokowi, rombongan bergegas pulang ke Kendari, sekira pukul 15.00 wita
Sebanyak 3 mobil jalan beriringan menuju pulang saat itu.
Avanza maut itu berada paling belakang dengan kecepatan sekitar 80 kilometer per jam.
Mobil avanza bernomor plat DT 1536 TE bermuatan 9 orang mahasiswa angkatan 2019.
Tiga mahasiswa duduk di depan, 3 di tengah dan 3 di belakang.
Miner yang menumpang di mobil lain, menyaksikan Avanza warna hitam penumpang korban meninggal dunia menyenggol pohon.
"Mobil mereka berada paling belakang tiba-tiba bannya pecah, sekitar 50 meter dari pohon di depannya. Lalu mobil oleng. Bagian samping mobil menabrak pohon, seandainya tidak ada pohon jatuh ke sawah," kata Miner menambahkan.
Meninggal di Tempat

Setelah kecelakaan itu, Miner dan rombongan yang tumpangi mobil lainya langsung turun memberi pertolongan.
Tetapi naas, 5 korban sudah meninggal dunia di lokasi kecelakaan 1 meninggal dunia di Rumah Sakit Bahteramas di Kota Kendari.
Miner tidak tahu persis waktu peristiwa naas itu, tetapi ketika sopir sadarkan diri dia melihat jam menunjuk, pukul 21.00 WITA.
Miner merincikan, selain korban meninggal juga ada korban patah paha.
Bahkan, perut mahasiswa yang menjadi sopir memar dan akibat benturan.
"Yang di tengah dan di belakang (meninggal dunia), tiga orang di depan selamat. Satu orang di depan, sudah dijemput omnya, satu di depan patah pahanya, sopir bengkak perutnya, satunya lagi lehernya bengkak," rincinya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili)