Kecelakaan Maut Mahasiswa UHO

1 Mahasiswa Teknik UHO Meninggal saat Dirujuk ke RS Bahteramas, Korban dari Konawe Kepulauan

Mahasiswa angkatan 2018 berasal dari Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Laode Ari
handover
Kolase foto Mobil rombongan mahasiswa yang ringsek seusai menabrak pohon dan kondisi para korban yang saat usai kejadian naas tersebut. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI- Korban meninggal dunia akibat kecelakaan maut rombongan mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Program Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo (UHO) bertambah 1 orang.

Tambahan satu korban kecelakaan di Pertigaan Lameroro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) itu bernama Dede Marwan (20).

Mahasiswa angkatan 2018 berasal dari Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Baca juga: FAKTA Kecelakaan Maut Rombongan Mahasiswa UHO di Bombana: Dipicu Ban Bocor, Dosen Ikut Dampingi PKL

Baca juga: 9 Mahasiswa Alami Kecelakaan Maut, Wakil Rektor III UHO: Perjalanan Pulang Penelitian Kampus

Menurut Sub Koordinator Hubungan Masyarakat UHO, Laode Abdul Hamdan Hakim, Dede Marwah dikabarkan meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bahteramas di Kota Kendari.

"Saya dapat kabar siang tadi, bertambah satu korban meninggal. Terakhir kali dirawat di Rumah Sakit Bahteramas," ujarnya lewat panggilan telepon, Selasa (8/7/2021).

Hamdan melanjutkan, Dede Marwah telah dievakuasi, dipulangkan di rumah di Kabupaten Konawe Kepulauan.

Begitupun 5 korban lainnya, kata Hamdan, telah sampai di rumah masing-masing.

Hamdan merincikan, 6 korban meninggal dunia akibat kecelakaan itu yakni, 2 dari Kabupaten Buton Utara, 2 dari Kabupaten Muna, 1 dari Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, dan 1 korban dari Konawe Kepulauan.

"Kami dari pihak kampus sangat terpukul, tentunya menjadi tanggung jawab kami memberi santunan uang duka kepada korban," imbuhnya.

Berikut nama daftar 6 korban tewas kecelakaan maut di Kabupaten Bombana:

1. Rifki Adrianus 

2. Olaf Cahyadi 

3. Syawaludin 

4. Indra Taufik 

5. Arsyad Arifuddin 

6. Dede Marwan 

Kronologi Kecelakaan

Berikut kronologis kecelakaan maut 9 mahasiswa UHO Kendari di Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), 5 tewas, 4 terluka.
Berikut kronologis kecelakaan maut 9 mahasiswa UHO Kendari di Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), 5 tewas, 4 terluka. (handover)

Sebelumnya, kecelakaan maut rombongan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), terjadi Senin (7/6/2021) sore, sekira pukul 17.00 wita.

Kecelakaan tunggal yang terjadi di Pertigaan Lameroro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana.

Total rombongan berjumlah 24 terdiri dari, dua dosen dan selebihnya mahasiswa.

Rombongan mahasiswa UHO mengalami kecelakaan maut di jalan penghubung Kendari-Bombana tersebut saat pulang seusai tugas penelitian kampus: Praktek Kerja Lapangan (PKL).

Baca juga: Detik-detik 5 Mahasiswa UHO Tewas, Ban Pecah saat Kecepatan 80 Km/Jam, Hantam Pohon hingga Terjepit

Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Kepolisian Resor (Polres) Bombana, AKP Fajar, membenarkan kecelakaan maut tersebut.

"Iya benar, kecelakaannya terjadi di Pertigaan Lameroro, di area persawahan," ujarnya lewat panggilan telepon.

Akibat kecelakaan tersebut 9 orang menumpangi mobil Toyota Avanza berwarna hitam menjadi korban.

Dimana, 5 mahasiswa meninggal dunia, 2 luka parah dan 2 lainnya luka ringan. Namun sebagaimana kita ketahui, setelah dirawat di rumah sakit, korban tewas bertambah 1 menjadi 6 orang.

Setelah kecelakaan para korban langsung dilarikan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bombana.

Ban Bocor 80 Kilometer Per Jam

Salah satu mobil yang ditumpangi rombongan mahasiswa yang mengalami kecelakan di Pertigaan Ameroro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Sultra, tampaknya sudah mengalami kendala.

Pasalnya, ban mobil Toyota Avanza yang ditumpangi 9 mahasiswa Program Pendidikan Vokasi UHO sudah pecah.

Ban mobil bocor sudah terjadi saat rombongan berada di tengah jalan.

Tepatnya di Kecamatan Punggaluku, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).

Salah seorang rekan korban selamat, Miner Lambiku (24), mengatakan, ban mobil pecah sempat diganti tapi ban serep tidak normal.

Miner mengaku, telah mengingatkan untuk berhati-hati sebab ban seperti itu tidak tahan lama.

Miner menjelaskan, lingkaran ban serep mobil saat itu tidak seimbang karena benjolan dan kawat putus

"Bannya benjol, hati-hati saya bilang karena kawatnya putus, tinggal karetnya, rawan," beber Miner dihubungi melalui telepon.

Tampaknya peringatan dari Miner tak begitu berarti bagi mayoritas rombongan.

Memilih memaksakan ban serep rusak hingga sampai di pabrik gula di Kabupaten Bombana, sekira pukul 11.00 wita.

Empat jam melakukan kunjungan di pabrik gula yang diresmikan Presiden Jokowi, rombongan bergegas pulang ke Kendari, sekira pukul 15.00 wita

Sebanyak 3 mobil jalan beriringan menuju pulang saat itu.

Avanza maut itu berada paling belakang dengan kecepatan sekitar 80 kilometer per jam.

Mobil avanza bernomor plat DT 1536 TE bermuatan 9 orang mahasiswa angkatan 2019.

Tiga mahasiswa duduk di depan, 3 di tengah dan 3 di belakang.

Miner yang menumpang di mobil lain, menyaksikan Avanza warna hitam penumpang korban meninggal dunia menyenggol pohon.

"Mobil mereka berada paling belakang tiba-tiba bannya pecah, sekitar 50 meter dari pohon di depannya. Lalu mobil oleng. Bagian samping mobil menabrak pohon, seandainya tidak ada pohon jatuh ke sawah," kata Miner menambahkan.

Meninggal di Tempat

Setelah kecelakaan itu, Miner dan rombongan yang tumpangi mobil lainya langsung turun memberi pertolongan.

Tetapi naas, 5 korban sudah meninggal dunia di lokasi kecelakaan 1 meninggal dunia di Rumah Sakit Bahteramas di Kota Kendari.

Miner tidak tahu persis waktu peristiwa naas itu, tetapi ketika sopir sadarkan diri dia melihat jam menunjuk, pukul 21.00 WITA.

Miner merincikan, selain korban meninggal juga ada korban patah paha.

Bahkan, perut mahasiswa yang menjadi sopir memar dan akibat benturan.

"Yang di tengah dan di belakang (meninggal dunia), tiga orang di depan selamat. Satu orang di depan, sudah dijemput omnya, satu di depan patah pahanya, sopir bengkak perutnya, satunya lagi lehernya bengkak,"jelasnya.(*)

(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili) 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved