Musda KNPI Sultra
Komisi Pengarah Musda KNPI Sultra Bakal Polisikan Jika Terus Dituding Atur Musda untuk Anak Gubernur
Tuduhan miring tersebut terkait proses pencalonan anak Gubernur Sultra Ali Mazi, Alvin Akawijaya Putra yang sudah diatur untuk menjadi Ketua KNPI.
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Fadli Aksar
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Komisi Pengarah Musyawarah Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Sulawesi Tenggara ( Musda KNPI Sultra ) bereaksi atas tuduhan miring.
Tuduhan miring tersebut terkait proses pencalonan anak Gubernur Sultra Ali Mazi, Alvin Akawijaya Putra yang sudah diatur untuk menjadi Ketua KNPI Sultra.
Tuduhan itu diistilahkan dengan pengaturan skor, membuat Steering Committee bakal polisikan jika masih terus menuduh mereka berbuat seperti itu.
Koordinator Tim Pengarah Musda KNPI Sultra Hidayatullah merasa lucu bercampur ironi kepada para pembual itu.
Baca juga: Steering Committee Musda KNPI Sultra: Pengkritik Anak Gubernur Cuma Berkoar, Tak Berani Ketemu Kami
Lantaran sejumlah bakal calon yang tidak lolos memprotes karena dinyatakan tidak memenuhi syarat bukan kepada panitia Musda, melainkan ke ruang publik.
Akibatnya, menggiring opini sesat, hal itu membuat tim pengarah dan panitia Musda KNPI Sultra naik pitam, namun masih bisa bersabar.
"Tetapi satu kali lagi dia katakan kami lakukan permainan maka kami akan perkarakan secara hukum," tegas Hidayatullah saat jumpa pers di Hotel Athaya Kendari, Senin (31/5/2021).
Ia menambahkan, pihaknya memiliki bukti seleksi berkas pencalonan Ketua KNPI Sultra.
Katanya, sulit jika bermain curang dalam seleksi pencalonan, sebab internal steering committee berasal dari tiga kubu berbeda.
Yakni, kubu Syahrul Beddu, Umar Bonte, dan Laode Suryono yang telah memutuskan islah.
"Musda ke-15 KNPI Sultra berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)," katanya.
Hidayatullah menyesalkan isu miring yang digiring bakal calon yang tak lolos verifikasi berkas pencalonan.
Pihaknya juga membuka diri jika ada pihak mengkomplain keputusan tim pengarah, namun tak dimanfaatkan pengkritik itu.
"Kami tunggu, mau demo pun kami tunggu tetapi tidak ada yang datang. Malah berkoar-koar di luar," jelasnya.
Cuma Berani Berkoar