Meninggal Usai Vaksin

Tanggapi Guru Meninggal Usai Vaksin, Gubernur Sultra: Bukan Ranah Saya, Kita Serahkan ke Satgas

Gubernur Sulawesi Tenggara ( Sultra) Ali Mazi menyebut tak punya ranah menanggapi kasus meninggalnya dua orang guru usai vaksin.

Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Fadli Aksar
(Muh Ridwan Kadir/TribunnewsSultra.com)
Gubernur Sulawesi Tenggara ( Sultra) Ali Mazi saat ditemui di Gedung Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra, Senin (24/5/2021). Ali Mazi menyebut tak punya ranah menanggapi kasus meninggalnya dua orang guru usai vaksin. 

TRIBUNNEWSSSULTRA.COM, KENDARI - Gubernur Sulawesi Tenggara ( Sultra) Ali Mazi menyebut tak punya ranah menanggapi kasus meninggalnya dua guru usai divaksinasi.

Seorang guru SMP di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) La Hinu (59) meninggal dunia 6 jam setelah diinjeksi vaksin sinovac, Kamis (20/5/2021).

Guru Pendidikan dan Kewarganegaraan (PKn) di SMP 1 Baubau itu memiliki riwayat penyakit gula dan penurunan fungsi ginjal.

Teranyar, seorang guru SD Negeri 1 Kusambi, Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Wa Ode Nurmiati (42) meninggal dunia, Minggu (22/5/2021).

Baca juga: Ketua Satgas Covid-19 Sultra Klaim Guru Meninggal di Baubau dan Muna Barat Bukan Gegara Vaksin

Baca juga: Hari Ini, Kasus Meninggal Dunia Usai Vaksinasi di Baubau dan Muna Barat Disidang Komnas KIPI

Wa Ode Nurmiati meninggal dunia setelah 5 hari disuntik Vaksin Sinovac, bersama tenaga pendidik yang lain di Puskesmas Sidamangura, Muna Barat, pada Selasa (18/5/2021).

"Saya kira bukan ranahnya saya, kita serahkan kepada gugus tugas suntuk melihat," kata Ali Mazi saat ditemui di Gedung Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sultra, Senin (24/5/2021).

Menurut dia, kasus itu mestinya ditanyakan ke Satgas Covid-19 yang memiliki kewenangan soal itu.

"Soal penyebab dan akibat saya kira, kan menyangkut ajal kita tidak tau semua kehendak Allah," katanya.

Klaim Satgas Covid-19 Sultra

Ketua Satgas Covid-19 Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Endang Abbas mengklaim kasus guru meninggal bukan karena vaksinasi.

Ia mengatakan saat ini tengah melakukan investigasi.

Saat ini Satgas Covid-19 Sultra telah menerima berkas kronologi pelayanan vaksinasi hingga penyebab kematian korban.

"Dari hasil yang ditemukan dalam proses vaksinasi semua dalam keadaan baik," Kata Nur Endang, Senin (24/5/2021).

Ketua Satgas Covid-19 Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Endang Abbas mengklaim kasus guru meninggal dunia bukan karena vaksin Sinovac
Ketua Satgas Covid-19 Sulawesi Tenggara (Sultra) Nur Endang Abbas mengklaim kasus guru meninggal dunia bukan karena vaksin Sinovac ((Muh Ridwan Kadir/TribunnewsSultra.com))

Nur Endang mengatakan penyebab meninggalnya dua guru itu bukan disebabkan karena vaksinasi.

"Karena semua sudah melalui prosedur yang baik dan sesuai standar, dan dari hasil yang akan dikumpulkan kedepan akan dilakukan audit," katanya.

Sidang Komnas KIPI

Kasus meninggal usai vaksinasi Covid-19 di Kota Baubau dan Muna Barat disidang Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ( Komnas KIPI).

Sidang tersebut bakal digelar secara virtual dipimpin Ketua Komisi Daerah ( Komda KIPI) Sulawesi Tenggara (Sultra), dr Musyawarah, Senin (24/5/2021).

Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Muna Barat Rahman Saleh mengatakan, kasus di wilayah itu sudah dilaporkan ke satgas provinsi dan Komda KIPI Sultra.

Pihaknya diminta mengirimkan data kronologis tentang pemberian vaksinasi terhadap pasien.

Baca juga: BREAKING NEWS: Guru SD di Muna Barat Meninggal Dunia setelah 5 Hari Disuntik Vaksin Sinovac

Baca juga: BREAKING NEWS: Seorang Guru di Baubau Meninggal Usai Divaksin Sinovac, Sempat Batuk dan Sesak Nafas

Dari data itu, Komda KIPI selanjutnya akan mengaudit penyebab meninggalnya guru honorer di Muna Barat itu.

"Dari data yang kami kirim, besok (hari ini) disidangkan di Komda secara virtual, dan Komnas KIPi nasional dengan Baubau," sebut Rahman Saleh saat dihubungi melalui telepon, Minggu (23/5/2021).

"Nanti kesimpulan secara virtual, dari hasil analisis Komnas KIPI secara nasional akan ada langkah-langkah yang diambil dari kasus ini," katanya.

Muna Barat

Seorang guru SD Negeri 1 Kusambi, Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Wa Ode Nurmiati (42) meninggal dunia, Minggu (23/5/2021).

Wa Ode Nurmiati meninggal dunia setelah 5 hari disuntik Vaksin Sinovac, bersama tenaga pendidik yang lain di Puskesmas Sidamangura, Muna Barat, pada Selasa (18/5/2021).

Juru Bicara Satgas Covid-19 Muna Barat, Rahman Saleh membenarkan peristiwa nahas itu.

"Meninggal Minggu (23/5/2021) pagi tadi," kata Rahman Saleh saat dihubungi melalui telepon, Minggu (23/5/2021) malam.

Ia menjelaskan, selama proses vaksinasi hingga sehari jelang meninggal, korban tak memiliki keluhan setelah penyuntikan.

Bahkan, almarhumah lolos uji skrining, lantaran tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Sehingga dinyatakan memenuhi syarat atau layak menerima injeksi vaksinasi.

"Dari skrining, semua item pertanyaan, semua (kondisi) normal, tekanan darah, suhu normal, penyakit komorbid tidak ada," katanya.

Namun demikian, Rahman Saleh mengakui Nurmiati memiliki penyakit asma, tetapi dirasakan 6 tahun lalu.

Selain itu setelah penyuntikan, korban dipantu selama 30 menit, hasilnya tanpa keluhan sehingga dibolehkan pulang.

Setelah pulang juga, dokter menyampaikan kepada guru honorer itu agar menghubungi petugas ketika muncul keluhan pascaimunisasi.

Hingga Sabtu (22/5/2021) kemarin almarhum tak juga memberi tahu petugas mengenai ada tidaknya keluhan yang dirasakan.

"Tapi baru tadi pagi ada keluarga yang menghubungi petugas, maka perawat pergi untuk memeriksa tanda-tanda vital. Tetapi setelah sampai di sana pasiennya sudah meninggal," jelasnya.

Baubau

Seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), La Hinu (59) meninggal dunia seusai divaksin Sinovac, Kamis (20/5/2021) sore hari.

Sebelum meregang nyawa, guru SMP Negeri 1 Baubau tersebut mengalami sesak nafas dan batuk-batuk lalu pingsan.

Korban yang merupakan warga Kota Baubau itu, sempat di larikan ke Rumah Sakit (RS) Siloam Kota Baubau.

La Hinu meninggal dunia seusai mengikuti vaksinasi massal di sekolah untuk tenaga pendidik dan kependidikan di Kota Baubau.

La Hinu mengikuti vaksinasi bersama staf dan tenaga pengajar lainnya.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Baubah, dr Lukman (tengah) ketika menjelaskan kronologi seorang guru meninggal dunia seusai divaksin Sinovac, Kamis (20/5/2021).
Juru Bicara Satgas Covid-19 Baubau, dr Lukman (tengah) ketika menjelaskan kronologi seorang guru meninggal dunia seusai divaksin Sinovac, Kamis (20/5/2021). (Istimewa)

Menurut anaknya, Rahmat Hidayat, seusai divaksin Sinovac pada pagi hari, ayahnya langsung pulang ke rumah.

Beberapa jam di rumah, sang ayah tiba-tiba mengalami batuk-batuk dan sesak nafas.

Korban pingsan lalu dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Siloam Kota Baubau untuk mendapatkan tindakan medis.

"Namun sudah tidak tertolong lagi," ujar Rahmat saat dihubungi, Kamis (20/5/2021).

Sementara itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Baubau, dr Lukman, membenarkan peristiwa tersebut.

Melalui rilis resmi, Kamis (20/5/2021), dr Lukman menyampaikan, guru tersebut terlihat sehat sebelum divaksin Sinovac dan telah mengikuti tahapan prosedur.

"Pasien tersebut sudah menjalani prosedur vaksinasi melewati meja tes skrining di meja skrining," ujar dr Lukman.

Ia mengklaim, bukan vaksin yang menyebabkan guru tersebut meninggal dunia.

Alasannya karena korban memiliki riwayat penyakit gula dan asma.

Baca juga: Dokter Cek Tekanan Darah, Tak Ada Rekam Medik Pasien, Guru SMP di Baubau Tewas Seusai Divaksin

Baca juga: SEDIH, Sarifa Ibu Asal Baubau Tuntut Keadilan di Polda Sultra, Anaknya Tewas Saat Ditangkap Polisi

"Penyakit penyerta sakit gula tidak terkontrol dengan baik. Ada riwayat asma," jelas dr Lukman.

Kata dr Lukman, korban meninggal dunia karena diabetes. Hal tersebut, berdasarkan laporan yang diterima dari pihak Rumah Sakit (RS) Siloam.

"Laporan yang kami terima dari Rumah Sakit (RS) Siloam sudah terjadi kondisi asistol, jantung tidak berfungsi," ujarnya.

Hal-hal yang bisa menyebabkan seperti itu biasanya karena sakit gula atau karena serangan jantung. (*)

(TribunnewsSultra/Muh Ridwan Kadir)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved