Idul Fitri 2021
Niat Shalat Idul Fitri 2021, Lengkap dengan Tata Cara Shalat Ied Lebaran, Rukun Khutbah & Contohnya
Berikut ini niat Shalat Idul Fitri 2021, tata cara Shalat Ied Lebaran di rumah, lengkap dengan rukun khotbah Idul Fitri, serta contoh khotbahnya.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berikut ini niat Shalat Idul Fitri 2021, tata cara Shalat Ied Lebaran di rumah, lengkap dengan rukun khutbah Idul Fitri, serta contoh khutbahnya.
Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, umat Islam akhirnya menyambut Hari Kemenangan Idul Fitri 2021.
Tepat hari ini Kamis, 13 Mei 2021 sebagai 1 Syawal 1442 Hijriah, umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri 2021 atau Lebaran 2021.
Satu di antara ibadah yang dilaksanakan umat Islam adalah Shalat Ied atau Shalat Idul Fitri.
Shalat Ied menjadi bagian yang tak terpisahkan dari momen Lebaran 2021.
Biasanya, pelaksanaan Shalat Ied diselenggarakan di lapangan atau masjid.
Namun, pelaksanaan Idul Fitri 1442 Hijriah tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19 maka pelaksanaan Shalat Ied untuk daerah zona merah dan orange, dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing.
Hal tersebut, sesuai dengan Surat Edaran Panduan Penyelenggaraan Shalat Idul Fitri di saat Pandemi Covid-19 yang dikeluarkan Kementerian Agama.
Di dalamnya dijelaskan bahwa pelaksanaan Shalat Idul Fitri di lapangan atau masjid hanya diperbolehkan untuk wilayah zona hijau dan kuning.
Nah, bagi umat Islam yang akan melakukan Shalat Idul Fitri di rumah, berikut TribunnewsSultra.com membagikan niat dan tata cara Shalat Ied di rumah.
Shalat Ied di Rumah
Pelaksanaan Shalat Ied di rumah ini sama seperti tata cara Shalat Ied bila dikerjakan di lapangan atau masjid.
Namun jika jumlah jamaah kurang dari empat orang, maka Shalat Idul Fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.
Selain itu, apabila dalam pelaksanaan Shalat Ied di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah, maka boleh dilakukan tanpa khutbah.
Berikut panduan tata cara Shalat Idul Fitri
1. Niat Shalat Idul Fitri
"Ushalli sunnatan li'Idil Fitri rak'ataini lillahi ta'ala,"
Artinya: Aku berniat Shalat Idul Fitri dua rakaat karena Allah ta'ala.
2. Takbiratul ikhram (Allahu Akbar) sambil mengangkat kedua tangan
3. Membaca doa iftitah
4. Pada rakaat pertama membaca Takbir sebanyak 7 kali seraya mengangkat tangan. Kemudian di sela-sela setiap takbir membaca secara pelan (sirr) : Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaha Illallah Wallahu Akbar
Artinya: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar
5. Membaca surah Al-Fatihah dan surat pendek yang dihafal, disunahkan surah Al-A'la
6. Rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua. Kemudian berdiri lagi untuk melanjutkan rakaat kedua.
7. Pada rakaat kedua membaca Takbir sebanyak 5 kali seraya mengangkat tangan. Di antara setiap takbir membaca secara pelan (sirr) : Subhanallah Walhamdulillah Walaa Ilaha Illallah Wallahu Akbar
Artinya: Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar
8. Kemudian membaca surah Al-Fatihah dan surat pendek yang dihafal, disunahkan surah Al-Ghasyiyah
9. Rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, tahiyat, dan diakhiri salam
10. Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khotbah Idul Fitri
Dalam Buku Panduan Ramadhan terbitan Pustaka Muslim dijelaskan, Rasulullah melaksanakan Shalat Ied sebelum khutbah.
Dari Ibnu Umar, ia mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr, begitu pula Umar biasa melaksanakan Shalat Ied sebelum khutbah.”
Setelah melaksanakan Shalat Ied, imam berdiri untuk melaksanakan khutbah dengan sekali khutbah (bukan dua kali seperti khutbah Jumat).
Berikut rukun khutbah Idul Fitri
1. Membaca takbir 9 kali
2. Membaca Tahmid (alhamdulillah)
3. Membaca salawat (Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad)
4. Ajakan bertakwa kepada Allah SWT (ittaqullah)
5. Membaca ayat Alquran (sebisanya)
6. Materi khutbah
7. Membaca doa untuk umat Islam (sebisanya)
Contoh khutbah Idul Fitri
Berikut contoh khotbah seperti yang disampaikan Staf Pengajar di Madrasah Mu'alimin Muhammadiyah Yogyakarta, Misbachul Munir, LC.
Tema : Idul Fitri, Awal Pembaharuan Diri
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah...
Alhamdulillahi Rabbi al-alamin, segala puji kita panjatkan ke hadirat Allah SWT.
Dialah Pencipta, Pemilik, dan Pengatur alam raya. Dialah satu-satunya Zat yang wajib disembah dan tiada sekutu bagi-Nya. Dia pula yang telah memberikan anugerah kepada kita petunjuk hidup yang lurus dan risalah yang adil lagi sempurna, yakni Islam.
Salawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, beserta keluarga, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang berjuang tak kenal lelah untuk menerapkan dan menyebarluaskan risalah Islam ke seluruh pelosok dunia hingga akhir zaman.
Marilah pada pagi hari ini, kita tingkatkan rasa ketakwaan kita kepada Allah SWT. Seraya bersyukur kepada-Nya bahwa sampai saat ini kita masih diberi kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menunaikan ibadah Shalat Idul Fitri yang diberkati oleh Allah SWT ini.
Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil-Hamd
Jamaah yang dirahmati Allah...
Ibadah puasa sesungguhnya merupakan sarana latihan agar orang beriman mampu mengalahkan godaan nafsu dan setan.
Puasa diperintahkan agar manusia memperoleh pengalaman-pengalaman jasmaniyah dan ruhaniyah yang akan membentuk dan mempertinggi daya kekebalan fisik dan jiwanya, sehingga dia menjadi orang yang sehat secara jasmani maupun rohani.
Inilah manusia takwa yang ingin dicapai melalui ibadah puasa. Jadi, orang yang berpuasa pada hakikatnya adalah orang yang menang dalam arti mampu mengalahkan godaan nafsu dan setan.
Sebagai pemenang, maka di penghujung bulan Ramadhan ini, mereka layak mendapat ucapan selamat dengan iringan doa : Minal Aidin Wal Faizin, selamat kembali kepada jiwa yang suci dan selamat telah menjadi pemenang di arena jihad akbar melawan godaan nafsu dan setan.
Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil-Hamd
Jamaah yang dirahmati Allah...
Dalam konsep Islam, Idul Fitri merupakan akhir dari proses panjang berpuasa selama satu bulan penuh, sekaligus juga merupakan awal hidup baru.
Pada hari ini, umat Islam diwajibkan makan dan minum, bahkan diharamkan berpuasa. Tetapi, bukan lantas berarti hakekat puasa -yakni, menahan diri- yang selama ini mereka terapkan dalam berpuasa menjadi berakhir.
Justru, kemampuan untuk menahan diri itu harus terus diasah dan ditingkatkan sampai Ramadhan berikut tahun depan. Begitulah konsep ideal berpuasa.
Hari raya adalah hari kemenangan dan kejayaan seandainya kaum muslimin dapat meletakkan diri dalam ketaatan, kepasrahan, ketakwaan dan kasih sayang.
Hari raya ini akan terus menjadi hari yang penuh dengan berkah dan kebahagiaan sekiranya kaum muslimin terus maju menghadapi masa depan dengan penuh amal saleh, amal kebajikan dan akhlak yang terpuji.
Hari raya tidak akan menjadi hari yang berbahagia bagi mereka yang mengekalkan sifat-sifat keji, sifat-sifat buruk, sifat-sifat tercela, sifat-sifat syaithoniyyah, perilaku tidak bermoral dan tak beradab, seperti khianat, menipu, berbohong, takabur, zalim dan semacamnya.
Idul Fitri adalah konsep Sang Khalik untuk memperbarui kehidupan umat manusia dalam nuansa spiritual, bukan dalam nuansa material.
Karena itu, Idul Fitri tidak harus dirayakan dengan mengenakan baju baru atau mobil baru, apalagi jika untuk mendapatkannya seseorang harus menerobos jalur haram atau dengan mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
Sekali lagi, Idul Fitri adalah sarana untuk memperbarui dan memperbaiki kualitas kehidupan umat, bukan sebaliknya.
Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil-Hamd
Jamaah yang dirahmati Allah...
Marilah selalu kita renungkan lembaran-lembaran amal yang telah kita perbuat selama ini dengan senantiasa berniat untuk terus menambah dan memperbaikinya.
Allah berfiman yang artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran (QS. Al-Ashr: 1-3).
Demikian khotbah singkat yang dapat saya sampaikan, semoga ada manfaatnya dalam menggugah diri kita masing-masing dalam menapak kehidupan ini.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita ke jalan-Nya yang benar. Jalan orang-orang yang diridai bukan jalannya orang yang dimurkai. Aamiin
Akhirnya marilah kita akhiri ibadah Shalat Id kita ini dengan berdoa, memohon kepada Allah untuk kebaikan kita, keluarga kita, saudara kita, tetangga kita dan seluruh kaum muslimin. (*)