Hari Kartini 2021

Makna Hari Kartini, Kepala SKhN 1 Kendari: Perempuan Berperan Penting dalam Keluarga dan Masyarakat

Menurutnya sebagai wanita harus lebih mandiri, kuat, serta bisa berkarya sesuai bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Fadli Aksar
(Amelda Devi Indriyani/TribunnewsSultra.com)
Kepala Sekolah Khusus Negeri atau SKhN 1 Kendari, Sri Muliati SPd MSi, memaknai Hari Kartini 2021 adalah harinya para wanita. Menurutnya sebagai wanita harus lebih mandiri, kuat, serta bisa berkarya sesuai bakat dan kemampuan yang dimiliki. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kepala Sekolah Khusus Negeri atau SKhN 1 Kendari, Sri Muliati SPd MSi (51), memaknai Hari Kartini 2021 adalah harinya para wanita.

Menurutnya sebagai wanita harus lebih mandiri, kuat, serta bisa berkarya sesuai bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Lantaran perempuan berperan penting baik di dalam keluarga maupun di masyarakat.

Sejumlah kewajiban diemban sebagai seorang perempuan, ibu, guru, maupun tugas lain.

Baca juga: Punya Ratusan Anak Buah Pria, Manajer UD Maju Motor Salni Usman Cerita Emansipasi di Hari Kartini

Baca juga: Akademisi UHO WA Ode Nur Iman Jadikan Hari Kartini Ajang Refleksi: Peran Wanita Terwujud Sehari-hari

Menurutnya perjuangan Raden Ajeng Kartini, bisa dijadikan sebagai motivasi juga untuk berjuang dan memberikan manfaat bagi banyak orang.

Meskipun di tengah pandemi Covid-19, tetap melakukan kewajiban dan bisa mengatur waktu sebaik mungkin, tentu dengan mematuhi protokol kesehatan.

Katanya, sebagai ibu rumah tangga tetap ada kewajiban, begitupula sebagai guru melayani danmembina siswa itu juga suatu kewajiban.

"Jadi kita harus pintar-pintarnya saja mengatur, agar semua terlaksana dengan baik. Dan semua itu lahir dari kebiasaan," kata Sri saat dihubungi via telepon, Rabu (21/4/2021).

Sejak pendidikan SLTA, ia sudah mengambil kejuruan SPG, dan sudah mengabdi di sekolah dasar.

Sehingga jiwa keguruan sejak lama terlihat dan ia juga mendapat dukungan dari keluarga yang sebagian besar memang seorang guru.

Setelah lulus dari SPG, ia bersama rekannya membahas tentang anak berkebutuhan khusus.

Menurutnya, mereka bisa mengabdi, mendapat pahala, dan anak berkebutuhan khusus itu unik.

"Setelah kami menempuh pendidikan itu ternyata luar biasa, banyak hal dasar yang kami peroleh tentang menangani anak berkebutuhan khusus seperti tuna netra dan tuna rungu," jelasnya.

Menurutnya, meskipun anak memiliki kekurangan, tapi di balik itu ada kelebihan tersendiri dan itulah yang membuatnya semakin tertarik dan bersemangat.

Riwayat Pendidikan

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved