Apa itu Tanaman Porang? Punya Nilai Jual Tinggi Hingga Bermanfat bagi Kesehatan
Porang merupakan tanaman umbi-umbian dan termasuk dalam spesies Amorphophallus Muelleri Blume. Umumnya tanaman porang tumbuh di hutan.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Apa itu tanaman porang? Tanaman yang mempunyai nilai jual tinggi hingga bermanfaat bagi kesehatan.
Porang merupakan tanaman umbi-umbian dan termasuk dalam spesies Amorphophallus Muelleri Blume.
Umumnya tanaman porang tumbuh di hutan.
Dikutip dari Tribunnews.com, budidaya tanaman porang dilakukan oleh para petani Indonesia, karena bernilai jual tinggi.
Umbi porang yang diolah menjadi tepung memiliki pasar ekspor, seperti Jepang, China, Taiwan, Vietnam, Australia, dan Korea.
Porang juga diekspor ke luar negeri untuk kebutuhan bidang industri, kesehatan dan makanan.
Produk komoditas ini mempunyai manfaat, yakni sebagai bahan baku kosmetik, lem, dan jelly.
Dilansir sulsel.litbang.pertanian.go.id, umbi porang mengandung zat glukomanan atau zat dalam bentuk gula kompleks dan serat larut yang berasal dari ekstrak akar tanaman.

Tak hanya memiliki harga jual tinggi untuk ekspor, tanaman yang termasuk jenis iles-iles ini juga memberi segudang manfaat baik bagi kesehatan.
Manfaat tanaman porang untuk kesehatan
Dikutip dari Kompas.com, berikut segudang manfaat untuk kesehatan yang tersedia dalam tanaman porang.
1. Mencegah kanker
Penelitian pada hewan menunjukkan, manfaat porang dari tepung konyaku bisa mencegah penyakit kanker paru-paru.
Khasiat porang ini tak hanya bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kanker dan zat prakanker, tetapi juga mencegah kanker.
Selain itu, studi juga membuktikan manfaat konyaku glukomanan bisa menurunkan tingkat keganasan tumor dan kanker.
2. Menurunkan kadar gula darah
Studi pada 2001 menunjukkan, glukomanan memiliki manfaat untuk menurunkan faktor risiko diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, serta resistensi insulin.
Glukomanan dapat meningkatkan tingkat penyerapan nutrisi dalam usus kecil.
Sehingga, sensitivitas insulin ikut meningkat.
Hasil penelitian lain menunjukkan, konsumsi suplemen kaya akan serat seperti tanaman porang pada tikus, dapat mencegah pembentukan plak di pembuluh darah karena penumpukan kolesterol.
Selain itu, kandungan glikemik objek penelitian bisa turun secara bertahap setelah rutin sarapan dengan biskuit glukomanan.
Dampaknya, kadar gula darah lebih terkontrol.
3. Menurunkan kadar kolesterol
Studi yang melibatkan 22 penderita diabetes tipe 2 menunjukkan, pemberian suplemen konyaku glukomanan efektif menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan total dalam darah.
Dalam penelitian tersebut, pasien diberi 3,6 gram suplemen konyaku glukomanan per hari.
Dengan penurunan kadar kolesterol jahat dan total dalam darah, risiko penyakit pembuluh darah seperti jantung dan stroke juga ikut menurun.
Hasil pengujian sejenis juga terlihat pada uji konyaku glukomanan tanaman porang pada tikus lab.
Tikus yang diberi diet tinggi serat tepung porang, kadar kolesterolnya juga menurun.
4. Mengatasi sembelit
Glukomanan yang terdapat dalam porang dapat membantu mengatasi masalah sembelit kronis.
Hasil penelitian menunjukkan, penderita sembelit yang diberi glukomanan selama 10 hari, frekuensi buang air besarnya bisa kembali normal.
5. Kaya serat dan cocok untuk diet
Tanaman porang dapat digunakan sebagai bahan tepung alternatif karena kaya glukomanan.
Glukomanan merupakan polisakarida larut dalam air yang dianggap sebagai serat makanan.
Saat mengolah makanan, glukomanan dapat dijadikan pengental alami.
Oleh sebab itu, glukomanan sangat penting dalam industri makanan karena serat alaminya.
Serta tersebut dapat dijadikan pengganti agar-agar, mempercepat rasa kenyang, memperlambat pengosongan perut.
Ini merupakan bahan yang cocok untuk orang diet, terlebih dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah.
6. Menurunkan berat badan
Studi membuktikan, pemberian suplemen glukomanan efektif untuk menurunkan berat badan.
Dalam penelitian ini, sebanyak 30 pasien obesitas menjalani diet rendah kalori 1.200 kkal selama 60 hari ditambah konsumsi glukomanan.
Selang empat bulan, bobot berlebih dan tingkat trigliserida tinggi pada pasien obesitas tersebut menurun secara signifikan.
Kendati berat badan turun, hal yang menarik adalah kandungan zat besi, kalsium, tembaga, dan sengnya tidak berubah. (*)