Dokter Tirta Imbau Tak Perlu Bandingkan Merek Vaksin Covid-19: Intinya untuk Memproteksi Diri

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Dokter sekaligus influencer Tirta Mandira Hudhi mengatakan semua merek vaksin Covid-19 memiliki tujuan yang sama.

Yakni untuk memproteksi diri dari virus corona atau Covid-19.

Oleh sebab itu, ia pun meminta agar masyarakat tidak perlu membanding-bandingkan mereka vaksin Covid-19 yang ada.

"Semua vaksin ini tidak untuk dibandingkan. Mereka itu intinya sama memproteksi diri kita," ucap Tirta saat live Instagram bersama sampaijauh.com, Jumat (15/1/2021).

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa dr Tirta itu mengatakan, vaksin memiliki manfaat untuk meminimalisasi kemungkinan terpapar Covid-19 dengan gejala berat.

"Nanti perkara kamu dapat A dapat B itu semua, yang penting kalau dapat vaksin itu, kemungkinan lebih berat kecil," kata Tirta.

Baca juga: Sudah Divaksin Sinovac, Dokter Tirta Tak Setuju Sanksi Denda bagi Warga yang Tolak Vaksin Covid-19

Adapun dr Tirta diketahui mendapat kesempatan untuk menerima vaksinasi tahap pertama.

Ia disuntik vaksin Covid-19 yang merupakan produk dari Sinovac, China di Sleman, DIY.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia memesan vaksin dari sejumlah produsen yang berbeda.

Kendati begitu hingga kini vaksin yang telah tiba dan diedarkan ke berbagai wilayah merupakan produk dari Sinovac.

Baca juga: Efek setelah Vaksin Covid-19, Dokter Tirta Ungkap Rasanya: Serius, Ini Efek Vaksin Sinovac di Saya

BPOM selaku badan yang berwenang mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) pun telah menyatakan vaksin tersebut aman untuk digunakan.

"Penelitiannya dah keluar, uji ilmiah sudah keluar jadi aman-aman saja. Kan BPOM sudah ngeluarin, karena BPOM sudah ngeluarin, ya sudah aku ngerasa aman-aman saja," tutur Tirta.

Ia juga mengaku tidak merasakan efek samping setelah disuntik vaksin.

"Enggak ada efek samping," ungkap Tirta.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ada Beberapa Merek Vaksin Covid-19, dr Tirta Imbau Tak Perlu Dibandingkan, Sebab Tujuannya Sama,

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Willem Jonata