Demo Buruh PT VDNI di Konawe Berakhir Rusuh, Kantor Dirusak, Excavator Terbakar

Demo buruh PT Virtue Dragon Nikel Industry ( VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara ( Sultra), Senin (14/12

Editor: Aqsa
handover
Demo buruh PT Virtue Dragon Nikel Industry ( VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara ( Sultra), Senin (14/12/2020), berujung rusuh. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE - Demo buruh PT Virtue Dragon Nikel Industry ( VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara ( Sultra), Senin (14/12/2020), berujung rusuh.

Video detik-detik rusuh buruh PT VDNI beredar luas melalui WhatsApp Massenger.

Dalam rekaman video yang diperoleh Tribunnewssultra.com, para buruh tampak melempari dan merusak kantor PT VDNI di Konawe.

Dari rekaman video amatir tersebut, sejumlah unit excavator dan alat berat terbakar.

Sekelompok massa juga terlibat lempar melempar batu dengan petugas keamanan perusahaan.

"Maju, maju, maju. Hancurkan saja," kata salah seorang dalam rekaman video tersebut.

Hingga malam ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak perusahaan mengenai insiden ini.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunnewssultra.com menyebutkan aksi demonstrasi ratusan buruh PT VDNI berujung ricuh karena tidak diberikan akses untuk menemui pimpinan perusahaan.

Aksi saling dorong antara kedua belah pihak sempat terjadi hingga berujuk bentrok.

Dalam tuntutannya, buruh mendesak kejelasan status mereka oleh pihak PT VDNI.

Mereka juga menuntuk kenaikan upah bagi para pekerja yang sudah bekerja lebih dari satu tahun.

Demo buruh PT Virtue Dragon Nikel Industry ( VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara ( Sultra), Senin (14/12/2020), berujung rusuh.
Demo buruh PT Virtue Dragon Nikel Industry ( VDNI) di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara ( Sultra), Senin (14/12/2020), berujung rusuh. (handover)

Tentang PT VDNI

PT Virtue Dragon Nickel Industry ( VDNI) merupakan perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal China.

Perusahaan yang berdiri tahun 2014 tersebut merupakan anak usaha De Long Nickel Co Ltd yang berasal dari Jiangsu, China.

Di Indonesia, VDNI berkantor di Tower 1 lantai 31, Gedung BEI, Jakarta.

Pada tahun 2017, perusahaan melakukan ekspor feronikel pertamanya sebanyak 7733 MT ke Chenjiagang, China.

Dikutip dari Kompas.com, VDNI merupakan salah satu pemegang izin usaha pertambangan khusus.

Perusahaan ini berinvestasi 1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp19,6 triliun.

Investasi diwujudkan dalam bentuk pabrik dengan 15 tungku rotary kiln-electric furnace (RKEF).

Kapasitas produksi smelter sebanyak 600.000 - 800.000 ton nickel pig iron per tahun dengan kadar nikel 10-12 persen.

Sampai dengan akhir 2018, PT VDNI telah berkontribusi 142,2 juta dollar AS terhadap ekspor RI.

Saking besarnya nilai investasinya, peresmian smelter milik VDNI dilakukan langsung oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang saat ini menjadi Menko Koordinator Bidang Perekonomian.

Pemberdayaan Masyarakat

Dikutip dari Harian Kompas, 26 Februari 2019, dalam pidatonya saat peresmian, Gubernur Sultra Ali Mazi berharap agar perusahaan berkontribusi dalam memberdayakan masyarakat, meningkatkan kualitas hidup warga, dan mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara secara umum.

PT VDNI diharapkan fokus memberdayakan masyarakat di Kecamatan Bondoala, Kapoiala, dan Morosi di Kabupaten Konawe.

Ketiga kecamatan tersebut merupakan lokasi penambangan yang menyalurkan bahan baku untuk diproses di smelter ini.

"Kami harap PT VDNI akan memberikan peluang penyerapan tenaga kerja lokal yang sebesar-besarnya. Kami minta perusahaan segera menyusun rencana induk program pembangunan yang memberdayakan masyarakat selama perusahaan berproduksi dan pascapenambangan,” kata Ali Mazi.

Menurutnya, perusahaan dapat membuat rencana induk dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sulawesi Tenggara periode 2018-2023.

Penyusunan rencana itu perlu dilakukan bersamaan dengan studi kelayakan lingkungan hidup.

Min Dong Zhu menambahkan, PT VDNI berkomitmen memberdayakan masyarakat. Saat ini ada 6.600 pekerja lokal di perusahaan tersebut.

"Industri kami baru 100 hektar dari kawasan industri seluas 2.253 hektar. Kami akan memperluasnya hingga 600 hektar,” kata Zhu.

Sementara diberitakan Harian Kompas, 8 Januri 2018, awal kehadiran perusahaan tersebut diharapkan dapat mengubah ekonomi warga lokal.

Dari 352 kepala keluarga di desa itu, sebanyak 211 kepala keluarga bekerja di perusahaan. Warga bekerja sebagai sopir, operator alat berat, perakit atau pengelas besi, dan urusan logistik.

Mereka diupah Rp 2,05 juta per bulan sesuai dengan upah minimum di Sulawesi Tenggara pada saat itu.
Kamar kos turut menjamur dalam tiga tahun terakhir di Morosi. Rata-rata, kamar disewakan Rp 500.000 per bulan.

Sebagian warga membangun usaha kos. Rumah kos disewa pekerja lokal yang berasal dari luar Morosi dan sebagian tenaga kerja dari China.

Manajer Umum PT Virtue Dragon Nickel Industry Rudi Rusmadi menuturkan, saat ini perusahaan mempekerjakan 2.300 warga setempat dengan 64 persen dari lingkar pabrik yang tersebar di Kecamatan Morosi, Kapoiola, dan Bandaola.

Sisanya dari luar tiga kecamatan yang masih di Sulawesi Tenggara. ”Perusahaan masih membutuhkan tenaga kerja saat produksi penuh pada Maret 2018 dengan proyeksi kebutuhan 8.000 orang,” ujar Rudi.(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved