Pilkada Wakatobi 2020

Pilkada Wakatobi 2020, Simak Visi Misi Arhawi-Hardin dan Haliana-Ilmiati Sebelum Mencoblos

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Wakatobi 2020 akan berlangsung pada Rabu, 9 Desember 2020.

Editor: Aqsa
kolase foto (handover)
Pilkada Wakatobi 2020 diikuti dua pasangan calon bupati dan calon wakil bupati, Arhawi dan Hardin Laomo, serta Haliana dan Ilmiati Daud. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, WAKATOBI - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Wakatobi 2020 akan berlangsung pada Rabu, 9 Desember 2020.

Pilkada Wakatobi 2020 diikuti dua pasangan calon bupati dan calon wakil bupati.

Mereka yakni pasangan nomor urut 1 Arhawi dan Hardin Laomo serta pasangan nomor urut 2 Haliana dan Ilmiati Daud.

Sebelum mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) ada baiknya menyimak visi dan misi yang sudah disampaikan dua pasangan calon tersebut pada Pilkada Wakatobi 2020.

Paslon Arhawi dan Hardin Laomo mengusung visi Wakatobi Menuju Pusat wisata Dunia 2026.

Sedangkan, paslon Haliana dan Ilmiati Daud mengusung visi Wakatobi Menjadi Kabupaten Konservasi yang Sentosa.

Pada Debat Publik Pilkada Wakatobi 2020, belum lama ini, mereka menyampaikan visi dan misi masing-masing.

"Oleh karena itu dengan dukungan pemerintah pusat dan kesiapan masyarakat kabupaten Wakatobi kami mengusung visi Wakatobi Menuju pusat wisata Dunia 2026," kata Arhawi.

Arhawi dalam pemaparannya mengatakan Kabupaten Wakatobi menjadi daerah otonom pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Wakatobi.

Dengan demikian kabupaten Wakatobi telah berumur 17 tahun. "Pada usia ini, Alhamdulillah Kabupaten Wakatobi telah mendapatkan tiga predikat yang sangat luar biasa," kata Calon Bupati Wakatobi petahana ini.

Pertama, Wakatobi telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer bumi tahun 2012 lalu.

Selanjutnya, Wakatobi telah ditetapkan sebagai kawasan strategis pariwisata nasional oleh pemerintah pusat pada tahun 2016.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi tahun 2020 telah diberikan kewenangan mengelola 11 pulau besar yang sebelumnya menjadi kewenangan taman nasional.

"Kemudian rencana pembangunan jangka panjang daerah atau RPJP Kabupaten Wakatobi yang mulai diletakkan 2005-2025 yang akan datang dilaksanakan melalui empat tahapan," jelasnya.

Tahap pertama, perencanaan lima tahun pertama yang merupakan tahap inisiasi.

Tahap perencanaan lima tahun kedua merupakan tahap pemantapan, tahap perencanaan lima tahun ketiga merupakan tahap dinamisasi.

Tahapan perencanaan lima tahun keempat merupakan tahap akselerasi.

Pada akhir tahap perencaaan periode ketiga, dunia dan kabupaten Wakatobi telah dilanda pandemi Covid 19 yang berdampak pada pembangunan dan kegiatan ekonomi masyarakat Wakatobi.

Visi Misi Haliana-Ilmiati Daud

Sedangkan, pasangan Haliana dan Ilmiati Daud mengusung visi Wakatobi Menjadi Kabupaten Konservasi yang Sentosa.

"Refleksi pembangunan daerah dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki, kami mengajak seluruh komponen dapat berkonstribusi pada visi yang kami canangkan yakni Wakatobi Menjadi Kabupaten Konservasi yang Sentosa," kata Haliana.

Haliana menjelaskan sumber daya alam (SDA) Wakatobi penting keberadaannya. Tidak hanya bagi masyarakat Wakatobi tapi juga penting bagi Sulawesi Tenggara, Indonesia, bahkan dunia.

Posisi strategis Wakatobi sebagai pusat karang besar dunia, taman nasional, dan kawasan cagar biosfer bumi telah menjadi perhatian berbagai pihak.

Baik sekadar menikmati keindahan bawah laut, khas kuliner, dan budaya, atau menjadikannya tempat penelitian serta peluang berinvestasi.

Selanjutnya, Haliana mengutip UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Masyarakat.

UU tersebut menjelaskan kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Namun, merujuk angka kemiskinan Kabupaten Wakatobi tahun 2019 sebesar 14,75% atau sekitar 14 ribu jiwa justru masih sangat jauh di bawah rata-rata provinsi yakni 11,04 persen dan nasional 9,25 persen.

Untuk itu, katanya, penyediaan akses dan kesempatan berusaha, pelayanan kesehatan yang baik, pelayanan pendidikan dasar yang baik, pelayanan pemukiman dan perumahan, dan akses pelayanan pelatihan dan modal usaha dan pemasaran hasil usaha wajib disediakan oleh pemerintah.

Lapangan pekerjaan harus dibuka dan diciptakan.

Menurutnya, peran stakeholders seperti NGO dan swasta akan sangat penting bagi pembangunan Wakatobi yang berkelanjutan.

Diperlukan semangat kolaborasi untuk menghasilkan karya dan cipta untuk pembangunan yang berkelanjutan.

"Pasangan Hati Emas hadir sebagai harapan bersama akan mewujudkan kesejahteraan Kabupaten Wakatobi untuk mengentaskan kemiskinan menuju masyarakat yang sentosa," ujar Haliana.

Dia menambahkan visi tersebut menjadi komitmen dan keberpihakan untuk menciptakan masyarakat sehat, cerdas, sejahtera, dan religius.

Melalui misi meningkatkan potensi sumber daya manusia, pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk pertumbuhan yang berkualitas, peningkatan pelayanan publik, peningkatan infrastruktur, dan ikatan sumber daya alam berkelanjutan.

"Konsep pembangunan berkelanjutan yang menjadikan konservasi sebagai semesta luas pembangunan daerah," jelasnya.

Dengan tiga leading sektor yakni pariwisata, perikanan dan kelautan, serta ketahanan pangan.

"Visi misi tersebut merupakan refleksi dan cita-cita besar pendiri bangsa Indonesia yang menginginkan bangsa Indonesia menjadi Sentosa yang tertuang dalam pembukaan undang-undang Dasar 1945. Mari bersama Berhati Emas Masyarakat harus sejahtera, merdeka," katanya.(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved