Patrick Kluivert Resmi Dipecat PSSI, Alex Pastoor Kandidat Pelatih Baru Timnas Indonesia?

TRIBUNNESSSULTRA.COM - PSSI secara resmi mendepak pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert.

PSSI memecat Kluivert, melalui mekanisme mutual termination. Kesepakatan ditandatangani federasi dan seluruh pihak dalam tim kepelatihan.

Sebelumnya Patrick Kluivert dan tim kepelatihan dari Belanda, terikat kontrak berdurasi 2 tahun.

Berakhirnya kontrak ini dengan mekanisme mutual termination. Keputusan diambil berdasarkan kesepakatan bersama.

"Mempertimbangkan dinamika internal serta arah strategis pembinaan tim nasional ke depan. Berakhirnya kerja sama tersebut, tim kepelatihan bersangkutan tidak lagi menangani Timnas Indonesia level senior, U23 maupun U20," tulis laman resmi pssi.org.

Baca juga: FC Bekasi Vs Garudayaksa Prediksi Skor, Head to Head dan Line Up: Tim Tamu Ingin Kokoh di Puncak

Pihak PSSI memberikan apresiasi, terkait kontribusi tim kepelatihan Kluivert cs, menukangi skuad Garuda.

"Langkah ini bagian evaluasi menyeluruh terhadap program pembinaan dan pengembangan sepak bola nasional," tulis rilis PSSI tersebut.

Seperti diketahyui, kalau Patrick Kluivert ditunjuk pelatih kepala Timnas Indonesia pada 8 Januari 2025.

Legenda Barcelona dan Timnas Belanda ini digaet untuk menggantikan Shin Tae-yong. 

Di awal kedatangannya, Ketum PSSI Erick Thohir menyatakan tidak membebani Kluivert dengan target lolos ke Piala Dunia 2026.

Tapi, ekspektasi publik tetap tinggi. Karena kehadiran pelatih baru, berarti harapan baru yakni membawa Garuda tampil di panggung dunia.

Namun, harapan itu pupus di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. 2 kekalahan beruntun dari Timnas Arab Saudi dan Timnas Irak.

Memastikan Timnas Indonesia gagal melaju ke putaran final. Tak hanya dari sisi hasil, performa skuad Garuda di bawah Kluivert menuai kritik. 

Baca juga: Persebaya Vs Persija Prediksi Skor, H2H dan Line Up: Duel Klasik Saling Sikut 4 Besar Klasemen

Data dari laman resmi AFC, Kluivert memimpin Indonesia dalam 6 laga kualifikasi. 4 di antaranya berlangsung di babak ketiga.

Melawan Australia (tandang), Bahrain (kandang), Cina (kandang), dan Jepang (tandang), serta dua laga di babak keempat menghadapi Arab Saudi dan Irak.

Dari 6 pertandingan, Timnas Indonesia hanya meraih 2 kemenangan. Dimana keduanya di kandang sendiri.

Sementara 4 laga lainnya berakhir dengan kekalahan, baik di kandang lawan maupun di tempat netral.

Minimnya produktivitas menjadi sorotan utama, hanya 5 gol tercipta, dengan rata-rata 0,8 gol per laga.

Ironisnya, 3 dari 5 gol tersebut berasal dari titik penalti. Masing-masing dieksekusi Ole Romeny (vs Cina), 2 gol Kevin Diks (vs Arab Saudi).

Seiring hasil buruk tersebut, isu pemecatan Kluivert mulai mencuat. Salah satu nama yang disebut sebagai kandidat pengganti adalah Alex Pastoor.

Saat ini menjabat asisten pelatih Timnas Indonesia. Sejak awal, Pastoor dianggap sosok penting di balik layar.

Bahkan disebut-sebut otak strategi di pinggir lapangan. Media Belanda menilai Pastoor memiliki kapasitas teknis mumpuni untuk menjadi pelatih kepala.

Meski namanya belum sebesar Kluivert atau Shin Tae-yong. Namun, rekam jejaknya cukup impresif.

Data Transfermarkt, Pastoor pernah melatih 6 klub Eropa, termasuk di Liga Ceko, Liga Austria, dan Liga Belanda.

Prestasi terbaiknya, membawa Sparta Rotterdam juara Eerste Divisie musim 2015-2016 dan promosi ke Eredivisie.

Baca juga: Prediksi Borneo FC Vs Persik, Skor, Head to Head dan Line Up: Macan Putih Kans Kudeta Persija

Dengan pengalaman dan pencapaian tersebut, banyak pihak menilai Pastoor layak menggantikan Kluivert.

Bahkan, pelatih asal Australia, Vitas Males, turut menyuarakan dukungannya agar PSSI mempertimbangkan Pastoor sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia yang baru.

Kini, publik menanti langkah lanjutan dari PSSI dalam menentukan arah baru Timnas Garuda. 

Apakah Alex Pastoor akan naik pangkat, atau akan muncul nama lain sebagai nahkoda baru?.  
Namun yang pasti, perubahan ini menjadi momentum penting untuk membangun kembali harapan sepak bola Indonesia ke depan. (*)