Akhir Pencarian Farhan dan Reno, Tewas Jadi Kerangka di Gedung ACC Kwitang, Sempat Hilang saat Demo
Beginilah akhir pencarian dua orang hilang saat aksi demonstrasi yang ricuh di kawasan Kwitang akhir Agustus 2025.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Beginilah akhir pencarian dua orang hilang saat aksi demonstrasi yang ricuh di kawasan Kwitang akhir Agustus 2025.
Keduanya telah menjadi kerangka ditemukan di dalam Gedung Astra Credit Companies (ACC) Kwitang, Jakarta Pusat.
Hal ini diketahui, usai penemuan kerangka yang telah dilakukan hasil tes DNA oleh pihak kepolisian.
Dari hasil tersebut, polisi memastikan bahwa kerangka yang ditemukan adalah Muhammad Farhan Hamid dan Reno Syahputra Dewo.
Seperti diketahui, Farhan dan Reno dilaporkan hilang usai kericuhan yang terjadi saat demonstrasi pada Agustus 2025.
Kerusuhan yang terjadi saat itu, begitu mencekam.
Terjadi insiden pembakaran di sejumlah titik salah satunya di Kwitang.
Insiden pembakaran kendaraan ini dipicu kemarahan massa atas tewasnya Affan Kurniawan, driver ojol yang terlindas barakuda Brimob.
Hanya satu malam mencekam, pada siang harinya kondisi di sekitar Mako Brimob mulai berangsur kondusif pada siang hari.
Baca juga: Tunjangan DPR Diduga Jadi Cikal Bakal Kemarahan Publik Berujung Demo hingga Kematian Ojol Affan
Namun, kerumunan warga dan pengemudi ojol masih terlihat memenuhi kawasan sekitar markas Brimob.
Dari insiden tersebut dilaporkan 44 orang hilang.
Namun dari jumlah tersebut, 40 sudah berhasil ditemukan tepatnya dalam kurun waktu 2–10 September 2025.
Sementara empat lainnya masih jadi misteri.
Selain itu, dua diantaranya nampaknya sudah temukan.
Dari hasil penemuan kerangka di gendung ACC Kwitang, terungkaplah bahwa dua kerangka itu adalah Farhan dan Reno.
Hasil tes DNA yang dilakukan oleh RS Polri Kramat Jati menunjukkan kecocokan dengan keluarga masing-masing korban.
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Cholis Aryana, memaparkan kronologi panjang sejak laporan orang hilang hingga penemuan kerangka di dalam gedung ACC.
"Lalu upaya kami mengerucut ke empat nama orang yang hilang Eko, Bima, Farhan, dan Reno," kata Putu.
Selama periode yang sama, polisi juga menerima laporan kebakaran di Gedung ACC Kwitang dan langsung melakukan olah TKP. Tiga orang pelaku kemudian diamankan terkait peristiwa kebakaran itu.
Polda Buka Posko, Kerja Bareng KontraS
Demi mempercepat pencarian, Polda Metro Jaya membuka Posko Orang Hilang pada 12 September 2025 dan berkoordinasi dengan KontraS, yang sejak awal mendampingi keluarga korban.
Lima hari kemudian, polisi menemukan dua orang, Eko di Kalimantan Tengah dan Bima di Jawa Timu. Namun Farhan dan Reno belum diketahui keberadaannya.
Pada 19 September, Puslabfor Bareskrim Polri turun ke TKP Gedung ACC untuk mencari tahu penyebab kebakaran.
"Berdasarkan hasil penelusuran komunikasi dan digital Farhan, handphone miliknya sempat digadaikan sebelum kerusuhan di Kwitang," jelas Putu.
Ditemukan Tertimbun Puing
Tanggal 30 Oktober 2025, tim inspeksi PT QIES, selaku vendor renovasi gedung, mencium aroma tak sedap di lantai dua Gedung ACC, tepatnya di ruang underwriting.
Dari lokasi itu, ditemukan dua kerangka manusia yang tertimbun reruntuhan plafon dan puing bangunan.
Polisi kemudian mengambil sampel DNA dari keluarga Farhan dan Reno untuk proses identifikasi.
Hasil Tes DNA: Identik dengan Reno dan Farhan
Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigjen Pol Prima Heru Yulihartono mengatakan, dua kerangka itu tiba di RS Polri pada 30 Oktober lalu.
"Waktu kematian dari saat pemeriksaan sudah lebih dari 1 bulan. Terima kasih kepada seluruh pihak yang terus membantu termasuk pihak keluarga yang telah mengirim antemortem," ujar Prima.
Kepala Pusat Laboratorium dan Dokkes Polri Brigjen Sumy Hastry Purwanti mengatakan hasil tes DNA menunjukkan kecocokan dengan keluarga korban.
"Nomor post-mortem 0080 cocok dengan ante-mortem 002 sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputradewo anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin," kata Hastry.
"Nomor posmortem 0081 cocok dengan antemortem 001 sehingga teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid anak biologis dari Bapak Hamidi," sambungnya, dalam konferensi pers di RS Polri, Jumat (7/11/2025).
Hastry menjelaskan identifikasi dilakukan melalui pemeriksaan gigi dan tulang serta data kesehatan sebelum kematian.
Hasilnya menunjukkan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tulang dua korban tersebut.
Sering Terdengar Rintihan Minta Tolong dari Dalam Gedung
Suara misterius berupa rintihan “minta tolong” sempat terdengar dari dalam gedung Astra Credit Companies (ACC) Kwitang, Jakarta Pusat, sebelum dua kerangka manusia ditemukan hangus terbakar di lantai dua bangunan tersebut pada Kamis sore, 30 Oktober 2025.
Penemuan itu terjadi dua bulan setelah gedung dilalap api dalam demonstrasi besar akhir Agustus lalu.
Penelusuran Tribunnews mengungkap kesaksian warga, pengamanan tertutup, dan minimnya pelibatan perangkat lingkungan dalam peristiwa yang kini tengah diselidiki polisi.
Sepi, Dinding Hitam, Pagar Seng Menutup Pandangan
Setelah penemuan dua kerangka manusia di lantai dua gedung ACC Kwitang, Tribunnews mendatangi lokasi kejadian untuk menelusuri suasana fisik bangunan dan jejak kebakaran yang masih terlihat jelas.
Bangunan tiga lantai itu tampak sepi, dengan sebagian besar pagar depan ditutup rapat menggunakan lembaran seng.
Kerusakan akibat kebakaran tak mudah terlihat dari jalan raya Kwitang yang padat lalu lintas.
Beberapa bagian gedung tampak menghitam, sisa dari insiden kebakaran yang terjadi dalam aksi demonstrasi massa pada akhir Agustus.
Di halaman gedung, tiga sekuriti internal ACC berjaga bergantian.
Kalimat-kalimat bernada protes dan sindiran yang ditulis para demonstran menggunakan cat semprot (pylox) masih terlihat di sebagian dinding luar berwarna putih.
Sementara di bagian dalam, barang-barang hangus berserakan, memperlihatkan dampak kebakaran yang terjadi bersamaan dengan gelombang unjuk rasa.
Gedung Dijaga, Informasi Dikunci
Di tengah kondisi gedung yang tertutup dan gelap, pengamanan dilakukan oleh sekuriti internal ACC.
Tribunnews berbincang dengan petugas yang baru ditugaskan pasca-penemuan kerangka.
Salah satu dari mereka, berinisial S, mengatakan dirinya baru dipindahkan dari cabang Kelapa Gading.
“Saya baru dipindah ke sini. Dua teman saya juga baru kerja di sini,” kata S.
Ia mengaku mengetahui perihal ditemukannya dua kerangka manusia di gedung tersebut.
Namun, ia enggan untuk mengungkapkan apa yang terjadi.
Suara Misterius Sebelum Evakuasi
Kesaksian warga sekitar mulai mencuat setelah suasana gedung menjadi sorotan.
Beberapa dari mereka mengaku sempat mendengar suara-suara mencurigakan dari dalam bangunan sebelum proses evakuasi dilakukan.
Novrie, warga yang tinggal persis di samping gedung ACC, mengatakan suara ketukan dan rintihan kerap terdengar dari dalam gedung.
“Ada bunyi ‘ketrok-ketrok’. Saya pikir renovasi. Tapi pedagang bilang enggak ada. Baru tahu pas Kamis sore ada evakuasi kerangka,” ungkap Novrie.
Novrie juga menyebut bahwa beberapa pedagang malam sempat mendengar cerita dari sekuriti gedung ACC soal suara teriakan “minta tolong” yang terdengar setelah kebakaran.
“Katanya satpam cerita ke orang warung, suka ada yang teriak ‘minta tolong’ dari dalam,” ungkap Novrie.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dari Laporan Orang Hilang hingga Tes DNA, Begini Kronologi Farhan dan Reno Dinyatakan Tewas Terbakar
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)(Tribunnews.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/lokasi-penemuan-kerangka-GEDUNG-ACC-KWITANG.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.