Penampakan Paruparu Dunia di Kalimantan Tengah dari Ketinggian, Nyaris Tak Ada Rumah
Penampakan lahan sawit di Provinsi Kalimantan Tengah. Lahan sawit terluas kedua di Indonesia itu bisa terlihat dengan kasat mata dari ketinggian.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Penampakan lahan sawit di Provinsi Kalimantan Tengah.
Lahan sawit terluas kedua di Indonesia itu bisa terlihat dengan kasat mata dari ketinggian.
Hamparan kebun sawit dapat dilihat penumpang pesawat dari Jakarta ke Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah hingga Pontianak.
Kotawaringin berjarak 419,5 kilometer dari ibu kota Kalimantan Tengah, Palangka Raya, berdasarkan perhitungan google maps.
Perjalanan 419,5 kilometer itu dapat ditempuh melalui jalur darat melewati Jalan Ahmad Yani/Jalan Jenderal Sudirman.
Perjalanan dapat ditempuh selama 8 jam 42 menit, mengendarai mobil atau motor.
Jika dari ketinggian, tidak ada gunung di hamparan lahan sawit.
Baca juga: 73 Ribu Bibit Sawit Bakal Ditanam di Lahan 500 Hektare di Lasolo Konawe Utara Sulawesi Tenggara
Bahkan atap bangunan rumah nyaris tak terlihat.
Hanya kebun sawit dan laut yang membatasi daratan.
Perkebunan sawit itu hanya dibelah Sungai Arut, anak Sungai Lamandau.
Daratan berpenduduk 297.240 jiwa itu bahkan didominasi perkebunan sawit.
Perbandingannya mencapai tiga kali lipat, dengan perkiraan luasan kebun sawit mencapai 310 ribu hektare, sementara wilayah pemukiman hanya 283 hektare.
Diperkirkan 25 hingga 30 perusahaan sawit beroperasi di daerah berjuluk Kota Manis tersebut.
Di antaranya Astra Group, PT Astra Agro Lestari (AAL).
Baca juga: Lahan Kelapa Sawit di Konawe Capai 22 Ribu Hektar, Serap Tenaga Kerja hingga PAD Meningkat
AAL mengoperasikan perkebunan dan pabrik di Kotawaringin melalui beberapa anak perusahaan lokal, yang dikenal dengan Grup Gunung Sejahtera (GS)
Anak perusahaan Astra Agro Lestari itu mengelola perkebunan dan pabrik melalui beberapa entitas legal yaitu PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP), PT Gunung Sejahtera Dua Indah (GSDI), PT Gunung Sejahtera Yoli Makmur (GSYM), PT Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP) dan PT Agro Menara Rachmat (AMR).
Di daerah beribukota Pangkalan Bun itu, Astra Group tak hanya bergelut perkebunan dan pengelolaan sawit menjadi minyak mentah tapi juga sektor usaha lain. Yaitu penggemukan sapi.
Kehadiran Astra Agro Lestari dan perusahaan sawit lainnya di daerah tersebut menambah dampak multiplier industri sawit baik secara ekonomi, sosial dan lingkungan di Kotawaringin Barat.
Hal itu dapat dilihat dari pesatnya pembangunan pedesaan di sekitar perkebunan besar di Kotawaringin Barat.
Pedesaan yang dulunya sepi menjadi ramai, warung berkembang menjadi toko-toko skala besar, pedagang di pasar-pasar tradisional semakin banyak.
Baca juga: Unsultra Bina Petani Kelapa Sawit Konawe Selatan Kembangkan Kapasitas Bareng PT Merbau Indah Raya
Paruparu Dunia
Selain manfaat ekonomi dan sosial, kebun sawit juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan seperti menyerap karbondioksida, melalui fotosintesis kelapa sawit.
Setiap hektar kebun sawit menyerap sekitar 64 ton karbondioksida setiap tahun dan menghasilkan oksigen sekitar 18,7 ton.
Sedangkan hutan secara netto menyerap sekitar 42 ton karbondioksida dan menghasilkan oksigen sekitar 7 ton.
Artinya dengan total luas lahan sawit Kobar 310 ribu hektare maka tiap tahun sawit di Kobar menyerap 32,2 Juta ton karbondioksida dan menghasilkan oksigen sekira 3,7 Juta ton per tahun.
Semakin besar produksi kebun sawit semakin banyak karbondioksida yang diserap kelapa sawit dari udara bumi dan semakin banyak pula oksigen yang dihasilkan ke udara bumi untuk manusia.
Selain itu minyak sawit dari kelapa sawit juga sudah digunakan untuk bahan bakar (biodiesel) agar dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak bumi yang mengotori udara bumi.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/KEBUN-SAWIT-Kondisi-kebun-sawit-Kalimantan-Tengah-dari-ketinggian.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.