Sepak Terjang Kapolri Listyo Sigit di Era SBY, Pernah Jabat Dirreskrimum Polda Sulawesi Tenggara
Berikut ini sepak terjang Kapolri Listyo Sigit Prabowo di era Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berikut ini sepak terjang Kapolri Listyo Sigit Prabowo di era Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ia pernah mengemban jabatan di wilayah hukum Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra).
Markas besar Polda Sultra ini berada di Kota Kendari.
Tepatnya beralamatkan di Jalan Haluoleo Nomor 1 Poasia Kecamatan Kambu.
Juga berhadapan dengan Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara.
Di sinilah, Listyo Sigit kala itu menjabat sebagai Dirreskrimum Polda Sulawesi Tenggara.
Perlu diketahui, tugas utama Direktur Reserse Kriminal Umum di Polda adalah mengawal penyelenggarakan penyelidikan, penyidikan, dan pengawasan penyidikan tindak pidana umum, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium forensik lapangan.
Selain itu, Ditreskrimum juga bertugas untuk membina pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan, memberikan pelayanan dan perlindungan khusus kepada anak dan wanita, mengumpulkan data, serta menganalisis kasus untuk efektivitas penanganan.
Ia memimpin jalannya proses penyelenggaraan hukum yang ada di Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Sikap SBY Cueki Kapolri Listyo Sigit saat HUT ke-80 TNI Viral, Eks Dirreskrimum Polda Sultra Terdiam
Jabatan tersebut diembannya saat SBY masih memimpin Indonesia, sebagai Presiden RI ke 6 pada periode terakhirnya.
Saat SBY berkuasa era 2004-2014, karier Listyo terus menanjak.
Pria kelahiran Ambon, Maluku pada 5 Mei 1969, alumni Akademi Kepolisian (Akpol) 1991.
Kariernya dari perwira menengah terus melejit dari komisaris polisi hingga komisaris besar polisi.
Pada tahun 2005, Listyo menjabat sebagai Kasat Intelkam Polres Metro Jakarta Barat (2005)
Kemudian, berturut yakni Kabag Dalpers Ropers Polda Metro Jaya, Kapolres Pati (2009), Kapolres Sukoharjo (2010).
Ia juga pernah menjabat sebagai Wakapolrestabes Semarang, Kapolres Kota Surakarta (2011).
Lalu, Kasubdit II Dirtipidum Bareskrim Polri (2012).
Sebelum akhirnya ke menjabat sebagai Dirreskrimum di Polda Sultra.
Ia lantas mendapat penugasan khusus sebagai Ajudan Presiden RI tahun 2014 kala era SBY berakhir.
Pamen SSDM Polri atau Penugasan Pada Setmilpres Sebagai Ajudan Presiden RI, saat Joko Widodo menjabat.
Era Jokowi
Setelah mendampingi Presiden, Listyo Sigit secara berturut-turut memegang jabatan-jabatan strategis: Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Banten, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, dan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri.
Puncak kariernya tiba pada 27 Januari 2021 ketika ia resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kapolri.
Saat menjabat Kabareskrim, Listyo Sigit berhasil mengungkap beberapa kasus kakap yang menyita perhatian publik, termasuk penangkapan buronan penyiram air keras Novel Baswedan, buronan kasus Bank Bali Maria Lumowa, dan buronan Djoko Tjandra.
Namun, penanganan kasus ini juga diwarnai kerumitan dan sorotan tajam:
Keterlibatan Internal Polri: Dalam kasus Novel Baswedan dan Djoko Tjandra, terdapat kejanggalan ketika sejumlah perwira aktif Polri ikut menjadi tersangka.
Kasus Djoko Tjandra, yang menyeret Brigjen Prasetijo Utomo, juga mencuatkan nama Listyo Sigit dalam persidangan oleh Irjen Napoleon Bonaparte.
Kasus Habib Rizieq Shihab (HRS): Bareskrim Polri mengambil alih kasus kerumunan HRS di masa pandemi.
Kasus ini menjadi kontroversi dan diperluas sorotan publik setelah terjadinya tragedi terbunuhnya enam anggota FPI di tengah proses pemeriksaan saksi.
Sebagai Kapolri, Jenderal Listyo Sigit harus menghadapi kasus-kasus besar yang menguji integritas dan kredibilitas institusi.
Di antara kasus-kasus tersebut adalah kasus Pembunuhan Brigadir J: Skandal yang menyeret mantan Kadiv Propam dan perwira-perwira tinggi Polri.
Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan: Bencana kemanusiaan yang menuntut pertanggungjawaban aparat.
Jaringan Narkoba yang Melibatkan Jenderal Aktif: Kasus yang menunjukkan perlunya reformasi internal yang mendalam di tubuh Polri.
Viral Dicueki SBY
Sikap Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang nampak terlihat cuek saat bertemu dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Sikap SBY inipun terlihat dalam tangkapan kamera dan viral di media sosial.
Deretan potongan video pun ramai beredar di media sosial.
Lantas apa yang sebenarnya terjadi antara SBY dan Listyo Sigit Prabowo?
Seperti diketahui, puncak perayaan HUT ke-80 TNI baru saja digelar.
Pada perhelatan tersebut digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Minggu (5/10/2025).
Berbagai momen menjadi sorotan. Namun yang paling mencolok adalah sikap SBY terhadap Listyo Sigit.
Seperti yang nampak dalam rekaman video viral di media sosial.
Kala itu, SBY turut hadir dalam acara tersebut.
SBY saat hendak menaiki panggung utama untuk mendampingi Presiden Prabowo Subianto selaku inspektur upacara melewati Listyo.
Keduanya sama-sama mengenakan seragam loreng khas TNI.
SBY berjalan menyalami para petinggi yang berjejer.
Sementara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dilewati tanpa bertegur sapa apalagi menyalaminya.
Usai momen itu, bahkan Listyo terdiam saja.
Ia tak menunjukkan gestur apapun selain berdiri tegak.
Kepalanya pun nampak mengarah ke kiri ataupun kanan.
Timbul pertanyaan besar atas sikap SBY tersebut pada eks Dirreskrimum Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2013 silam itu.
Bagaimana tidak, berada pada panggung yang sama, SBY bersikap cuek pada Kapolri.
SBY menyalami Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, dilanjutkan dengan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal M Tonny Harjono.
Namun, ketika tiba di samping Tonny, di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berdiri, SBY terlihat langsung melangkah maju.
Mantan Presiden RI tersebut langsung menyambut salam dari Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita yang berada di sisi kiri Kapolri, seolah-olah melewati keberadaan Listyo Sigit.
Tindakan ini dengan cepat menjadi perhatian publik.
SBY, seorang Jenderal TNI (Purn.) yang hadir dalam upacara militer terbesar bangsa, hanya menyalami jajaran Kepala Staf TNI dan Wakil Panglima TNI.
Sementara secara mencolok mengabaikan sapaan kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri).
Belum ada keterangan resmi mengenai alasan di balik gestur SBY tersebut.
Momen ini terjadi tepat sebelum SBY menempatkan diri untuk mendampingi Presiden Prabowo Subianto di panggung kehormatan.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Ada Apa? SBY Lewati Kapolri Listyo Sigit Tanpa Salam di Panggung HUT ke-80 TNI
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)(TribunTimur.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.