TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini viral lagu Sekti yang dinyanyikan Denny Caknan.
Sejak diunggah di channel YouTube pada Senin (21/9/2024) lagu tersebut nampaknya mendapat hati pendengar.
Pasalnya setelah 10 hari, masih konsisten merajai trending YouTube Music Indonesia.
Lantas seperti apa lirik lagu Denny Caknan berjudul Sekti itu?
Untuk diketahui, Denny Caknan adalah salah satu pedangdut koplo yang begitu fenomenal.
Sejak kemunculannya bersama dengan pedangdut koplo lainnya, musik dangdut tersebut mendapat pasar di kalangan muda.
Tak jarang deretan karya terbaru dari sang penyanyi begitu dinantikan.
Baca juga: Alasan Denny Caknan Sembunyikan Hubungan dengan Bella Bonita Sebelum Menikah, Singgung Masa Lalu
Salah satunya yang terbaru adalah Sekti yang dinyanyikan Denny Caknan.
Lagu tersebut diciptakan Denny Caknan bersama Putu Eka.
Denny merilis lagu tersebut pada September 2024 ini dengan konsep music video yang sederhana.
Di mana Denny, menyanyikannya sambil diiringi dengan para pemusik.
Adapun lirik lagu Sekti ini sebagian besar berbahasa Jawa.
Denny Caknan ingin memberikan pesan mendalam mengenai pasangan yang tidak mendapat restu orangtua.
Makna dari lagu ini menceritakan seseorang yang berjuang mempertahankan hubungan dengan kekasihnya meskipun terhalang restu orang tua.
Baru beberapa hari dirilis, Official lagu Sekti hingga hari ini, Rabu (25/9/2024) telah ditonton lebih dari 3,1 juta kali.
Penyanyi Denny Caknan membawakan lagu terbarunya berjudul Sekti. (YouTube DC. Production)
Lagu Sekti juga berhasil menduduki posisi Trending YouTube nomor 1 untuk kategori musik.
Simak lirik, terjemahan lagu Sekti yang dinyanyikan oleh Denny Caknan berikut ini:
Denny Caknan - Sekti
Sayang sawangen rembulan kae
(Sayang, lihatlah bulan itu)
Sumunar nyawang aku ro kowe
(Bersinar, melihat aku bersamamu)
Sayang yakino wes ora suwe
(Sayang, yakinlah sudah tak lama lagi)
Sesandingan aku jejer ro kowe
(Bersandingan, aku bersamamu)
Senadyan wong tuo rung marengke
(Meskipun orangtua belum merestui)
Ombak gedhe tak sebrangi
(Ombak besar ku seberangi)
Banjir bandhang tak tataki
(Banjir bandang ku hadapi)
Penting aku kowe iso dadi siji
(Yang penting aku dan kamu bisa bersatu)
Gunung njebluk tak jak ngopi
(Gunung meletus aku ajak ngopi)
Segoro gheni tak nggo nglangi
(Lautan api ku selami)
Opo maneh mung ngelawan bapakmu kuwi
(Apalagi hanya melawan bapakmu)
Mesti tak ladeni
(Pasti ku hadapi)
Sayang sawangen rembulan kae
(Sayang, lihatlah bulan itu)
Sumunar nyawang aku ro kowe
(Bersinar, melihat aku bersamamu)
Oh.. Sayang yakino wes ora suwe
(Oh.. Sayang, yakinlah sudah tak lama lagi)
Sesandingan aku jejer ro kowe
(Bersandingan, aku bersamamu)
Senadyan wong tuo rung marengke
(Meskipun orangtua belum merestui)
Ombak gedhe tak sebrangi
(Ombak besar ku seberangi)
Banjir bandhang tak tataki
(Banjir bandang ku hadapi)
Penting aku kowe iso dadi siji
(Yang penting aku dan kamu bisa bersatu)
Gunung njebluk tak jak ngopi
(Gunung meletus aku ajak ngopi)
Segoro gheni tak nggo nglangi
(Lautan api ku selami)
Opo maneh mung ngelawan bapakmu kuwi
(Apalagi hanya melawan bapakmu)
Mesti tak ladeni
(Pasti ku hadapi)
(*)
(Tribun Kaltara)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)