TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Tradisi unik jelang lebaran Idul Fitri di Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) adalah lelaki ataupun perempuan ramai-ramai mewarnai kuku dan jari tangan hingga kaki dengan daun pacar.
Momen yang disebut malam Kajiria ini terjadi pada tiga hari jelang Hari Raya Idul Fitri, atau 27 Ramadan hingga malam takbiran.
Di mana saat tiba Hari Raya, para muda mudi, anak-anak, ataupun orangtua akan tampil dengan warna kuku merah khas daun pacar.
Daun pacar ini juga dikenal dengan nama inai karena daun ini sering dijadikan sebagai pewarna kuku.
Daun inai adalah daun yang asalnya bukan dari Indonesia, melainkan dari Afrika Timur dan Asia Barat.
Bentuk daunnya tidak ada yang istimewa karena tampilannya mirip dengan daun-daun pada tanaman perdu lainnya.
Di Wakatobi, daun ini bahkan tumbuh di area pekarangan rumah warga, sehingga sangat gampang ditemui.
Baca juga: Ibu-ibu di Wakatobi Ngeluh Gegara Lampu Padam Malam Takbiran, Sedang Memasak Menu Lebaran Idul Fitri
Tradisi memakai daun pacar jelang Idul Fitri ini, disebut hepatirangga yang telah dilakukan sejak turun temurun dari zaman dulu.
Misalnya saja yang dilakukan sejumlah anak-anak hingga remaja di salah satu rumah di Kelurahan Mandati 1, Kecamatan Wangiwangi Selatan, Wakatobi, Sultra.
Hj Wa Poa sudah bersiap untuk memakaikan para cucu-cucunya daun pacar yang telah dihaluskan.
Para cucu mulai dari anak-anak hingga remaja, duduk bergantian untuk dipakaikan daun pacar oleh sang nenek.
Pada dasarnya, orang-orang yang memakaikan daun pacar ini adalah nenek atau yang dituakan dalam keluarga.
Daun pacar yang telah dihaluskan dipakaikan satu persatu ke jari seseorang dan dibungkus dengan plastik.
Dulunya bahkan orang-orang akan membungkus jari mereka menggunakan daun.
"Sembarang daun bisa dibungkus. Ini daun pacar juga biasa kita kunyah dulu, tapi sekarang sudah ada blender. Jadi dihaluskan pakai blender," tutur Hj Wa Poa kepada TribunnewsSultra.com, Selasa (9/4/2024).
Setelah dipakaikan, maka para cucu akan tertidur dalam kondisi jari terbungkus daun pacar.
Keesokan harinya, tentu jari akan berwarna oranye ataupun merah hingga menghitam.
Tergantung dari berapa lama proses jari didiamkan dengan daun pacar.
Masih di Pulau Wanci (sebutan lain Wangiwangi),warga di Dusun Seru Desa Tindoi, Kecamatan Wangiwangi juga melakukan tradisi hepatirangga.
Para cucu akan mengantre untuk bisa dipakaikan daun pacar. (*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)