Berita Buton Utara

Desa Mata Buton Utara 'Menyala', Warga Bakar Getah Kayu untuk Penerang, Tradisi Malam Lailatul Qadar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menyambut malam lailatul qadar masyarakat Desa Mata Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara Sulawesi Tenggara melakukan tradisi penerangan di setiap sisi rumah. Tradisi ini dilakukan pada malam H-3 lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 Masehi, Sabtu (6/4/2024). Setiap tiang rumah warga akan diterangi dengan cahaya dari getah kayu yang dibakar dan pelepah pisang sebagai alas.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, Buton Utara- Inilah momen unik di Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara Sulawesi Tenggara di malam lailatul qadar. 

Menyambut malam lailatul qadar masyarakat Desa Mata Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara Sulawesi Tenggara melakukan tradisi penerangan di setiap sisi rumah.

Tradisi ini dilakukan pada malam H-3 lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 Masehi, Sabtu (6/4/2024).

Setiap tiang rumah warga akan diterangi dengan cahaya dari getah kayu yang dibakar dan pelepah pisang sebagai alas.

Setiap tiang rumah warga akan diterangi dengan cahaya dari getah kayu yang dibakar dan pelepah pisang sebagai alas.

Baca juga: Polairud Polda Sultra Amankan Arus Mudik Lebaran Idul Fitri di Pelabuhan Kapal Malam Kendari

Seorang warga Muhamad Al Amin pada Tribunnewssultra.com mengatakan, tradisi ini diadakan 3 hari menuju hari H lebaran Idul Fitri.

"Kepercayaan kami di malam Lailatul Qadar rumah warga akan diterangi dengan cahaya yang digunakan dari hasil alam, misal getah kayu sama pelapah pisang sebagai pelapisnya," ujarnya.

Al Amin mengatakan, penerangan menggunakan getah kayu itu juga digunakan oleh Nene buyut mereka sebelum ada listrik.

Dari video yang diterima Tribunnewssultra.com pada Sabtu (6/4/2024), terlihat semua rumah warga gelap hanya diterangi dengan cahaya dari getah kayu yang dibakar disetiap sisi rumah.

Terlihat antusias dari masyarakat yang mulai menyalakan getah kayu sebagai alat penerang.(*)

(TribunnewsSultra.com/Ika Hasana)