TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini begini cara menghitung lailatul qadar di malam ganjil Ramadan.
Rasulullah SAW memberikan sebuah petunjuk tentang datangnya malam Lailatul Qadar.
Pasalnya, tak ada yang mengetahui pasti tentang kedatangan adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan.
Keutamaan lailatul qadar begitu dahsyat karena dianggap sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Seperti diketahui, selama kurang lebih 30 hari menjalankan ibadah puasa Ramadan, umat Muslim memiliki sebuah momen penting.
Yakni lailatul qadar, di mana sebagai momentum penting dalam bulan suci Ramadan.
Umat Muslim dianjurkan untuk lebih banyak beribadah kepada Allah SWT.
Baca juga: 5 Amalan Rasulullah SAW saat Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadan, Menyambung Puasa dan Baca Doa
Karena pada malam yang begitu mulia dan dinantikan, malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.
Penggunaan Qadar sebagai ketetapan dapat dijumpai pada surah Ad-Dukhan ayat 3-5
Di mana artinya berbunyi: Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur'an) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami
Segala harapan baik dihaturkan pada malam Lailatul Qadar.
Selain itu, pada malam spesial di bulan suci Ramadan, banyaknya malaikat yang turun ke bumi.
Sehingga, ibadah yang diperbanyak bisa menjadi salah satu terbukanya pintu keberkahan.
Bagaimana cara mendapat malam Lailatul Qadar ?
Pada dasarnya, tak ada yang mengetahui pasti kapan malam Lailatul Qadar datang.
Oleh karena itu, tak sedikit umat Islam yang berbondong-bondong untuk bisa mendapatkan malam kemuliaan itu.
Namun, Rasulullah SAW telah memberikan beberapa petunjuk salah satunya yaitu tiba di malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Pada Ramadhan 2024 ini terdapat perbedaan penentuan 1 Ramadhan antara pemerintah dan Muhammadiyah.
Ada yang ikut puasa Ramadhan 11 Maret 2024 namun ada pula yang ikut puasa 12 Maret 2024.
Bagi yang mulai puasanya 12 Maret 2024 maka 10 hari terakhir dimulai pada Minggu, 31 Maret 2024.
Berikut malam-malam ganjil 10 hari terakhir Ramadhan versi pemerintah:
Malam 21 Ramadhan 1445 H: Minggu, 31 Maret 2024
Malam 23 Ramadhan 1445 H: Selasa, 2 April 2024
Baca juga: Malam Lailatul Qadar Ramadhan 2023 Datang Kepada Siapa? Quraish Shihab Pernah Bilang Begini
Malam 25 Ramadhan 1445 H: Kamis, 4 April 2024
Malam 27 Ramadhan 1445 H: Sabtu, 6 April April 2024
Malam 29 Ramadhan 1445 H: Senin, 8 April 2024
Sementara jika mengacu pada perhitungan hasil hisab Pusat Pimpinan Muhammadiyah yang menetapkan 1 Ramadhan pada Senin, 11 Maret 2024.
Maka 10 hari terakhir Ramadhan dimulai Minggu, 31 Maret 2024.
Berikut jadwal malam-malam ganjil 2024 PP Muhammadiyah:
Malam 21 Ramadhan 1445 H: Sabtu, 30 Maret 2024
Malam 23 Ramadhan 1445 H: Senin, 1 April 2024
Malam 25 Ramadhan 1445 H: Rabu, 3 April 2024
Malam 27 Ramadhan 1445 H: Jumat, 5 April 2024
Malam 29 Ramadhan 1445 H: Minggu, 7 April 2024
Kisi-kisi kapan malam Lailatul Qadar tiba
Rasulullah tak pernah menyebut secara pasti kapan.
Beliau hanya memberikan petunjuk atau beberapa clue:
A. Pada sepuluh malam terakhir di bulan
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qodar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan” (HR. Bukhari)
B. Di malam-malam ganjil
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qodar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan” (HR. Bukhari)
C. Di tujuh malam terakhir
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
“Carilah lailatul qodar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
“Carilah lailatul qodar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa” (HR. Bukhari).
D. Pada malam ke 27
وَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
“Demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintahkan oleh Rasulullah untuk menghidupkannya, yaitu malam kedua puluh tujuh” (HR. Muslim dari Ubay Bin Ka’ab).
Demikian juga hadis dari Mu’awiyah beliau menukil perkataan dari Nabi sallallahu alaihi wasallam,
ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺍﻟﻘَﺪْﺭِ ﻟَﻴْﻠَﺔُ ﺳَﺒْﻊٍ ﻭﻋِﺸْﺮﻳﻦَ
"Lailatul qodar pada malam kedua puluh tujuh” (HR. Abu Daud).
Namun, para ulama menjelaskan bahwa malam ke-27 ini tidak menunjukkan kepastian tapi diharapkan besar datangnya lailatul qodar karena bisa jadi lailatul qodar turunnya di tanggal berbeda setiap tahun. (*)
(Tribunnews.com/Bangkit N)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)