Berita Wakatobi

Mars Brothers Band Asal Wakatobi Sejak Era 2000-an, Panggung Terbatas hingga Kini Rajin Manggung

Penulis: Dewi Lestari
Editor: Desi Triana Aswan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mars Brothers dalam wawancara bersama Tribun Corner di channel YouTube TribunnewsSultra.com pada Selasa (17/10/2023). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI- Berikut ini kisah Mars Brothers Band asal Pulau Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang mengawali karier sejak tahun 2000-an. 

Berbicara soal anak band di Pulau Wangiwangi Wakatobi, sangat sulit menggambarkan era 2000-an saat itu. 

Hal inilah yang dijalani Mars Brothers Band yang merupakan grup musik bersaudara yang menjalani fase tersebut. 

Sebelum berkecimpung dalam industri musik yang dinikmati masyarakat, Mars Brothers hanyalah band rumahan yang diperuntukkan untuk menghibur dalam lingkup keluarga.

Personil dari Mars Brothers ini pun terdiri dari kakak beradik yang sama-sama menyukai musik.

Mulai dari Syarwan atau Wawa, Arin, Chaim, hingga Mimin. 

Kakak beradik ini mengambil perannya masing-masing dalam bermain alat musik hingga terbentuklan personel band. 

Baca juga: Video Viral Konser Band Kotak di Rumah Sakit Bikin Netizen Geram, Berujung Minta Maaf ke Pasien

Saat itu, orientasi dari Mars Brothers bukan menjadi band terkenal dengan deretan karya ataupun terkait masalah pendapatan. 

Namun, hanya menyalurkan hobi bermusik. 

Pasalnya, saat itu Wakatobi belum memiliki ruang bermusik ataupun panggung terbuka bagi para musisi. 

"Motivasi awal terbentuknya Mars Brothers ini bukan untuk menerima tawaran manggung dari orang lain, tapi lebih ke untuk hiburan saat kumpul-kumpul bersama keluarga," kata Wawa drummer Mars Brothers dalam wawancara bersama Tribun Corner di channel YouTube TribunnewsSultra.com pada Selasa (17/10/2023). 

Wawa mengatakan latarbelakang orangtua yang menyukai musik, menjadikan para personil Mars Brother yang dulunya tidak suka bergaul dengan musik, kini menjadi penyuka musik.

Bahkan Arin, pemain keyboard dalam Mars Brothers ini belajar bermain dari ayahnya.

Padahal saat itu, ia sama sekali tidak tertarik sama keyboard.

Namun, karena pada saat itu ayahnya sering memainkan alat musik keyboard, akhirnya muncullah ketertarikan itu pada diri Arin.

"Kami sangat bersyukur hidup dalam lingkungan keluarga yang support anak-anaknya dalam bermain musik, bahkan cara orangtua kami mendidik agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif, yakni dengan memperkenalkan musik saat berkumpul keluarga," tuturnya.

Saat terbentuk pertama kali yakni ditahun 2000, Mars Brothers bisa dikatakan salah satu diantara lima band atau bahkan tiga band yang ada di Wakatobi.

Bahkan telah memiliki studio musik sendiri.

Seiring berjalannya waktu, Mars Brothers mulai membentuk komunitas untuk merangkul muda mudi yang hobi bermusik di Wakatobi. 

Mereka pun sering membuat event-event sendiri untuk memperkenalkan Mars Brother di kalangan masyarakat, dan juga untuk menyediakan panggung bagi anak-anak muda di Wakatobi yang menyukai musik.

Namun kini, Mars Brothers sudah mulai berada pada titik di mana anak band sering manggung di coffee shop khususnya di Wakatobi. 

Wawa menilai hal ini menjadi peluang besar untuk para muda mudi yang menyukai musik agar memanfaatkan potensi yang ada. 

Baca juga: ITBM Wakatobi Sultra Gelar Kuliah Umum, Ustadz La Ode Baa dan Ali Mochtar Ngabalin Jadi Dosen Tamu

Meski masih terbatas, namun peluang bermusik yang terus tumbuh bisa digeliatkan. 

"Selain tampil di event-event, kami juga sering tampil dari gelaran pesta hingga di Coffe shop yang ada di Wakatobi," ujarnya.

Kata dia, Mars Brother bisa konsisten dari dulu yang tidak memiliki panggung hingga sekarang tersedia panggung dimana-mana karena membangun mindset bahwa bermain musik itu adalah hal yang mengasikkan.

Bukan hanya sekedar untuk mencari penghasilan, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa dengan bermain musik potensi mendapatkan penghasilan sangat besar.

Selain itu, dengan hadirnya musik ditengah-tengah keluarga, membuat kedekatan semakin erat dan silaturahmi dengan masyarakat pun semakin terjalin, terlebih dengan sesama penyuka musik.

"Bermain musik adalah hal yang mengasikkan, bukan hal yang memalukan. Bahkan dengan musik hubungan antar keluarga semakin harmonis dan hubungan antar masyarakat Wakatobi pun semakin erat. Itu lah alasan terbesar kami, kenapa bisa konsisten hingga saat ini," jelasnya. 

(*)

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)