TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini video viral emak-emak beraksi gerebek basecamp narkoba di Kota Jambi.
Diduga salah satu alasan emak-emak ini menggerebek basecamp narkoba karena kesal kepada petugas yang tak kunjung bergerak.
Peristiwa ini lantas terekam kamera dan viral di media sosial.
Sebuah akun anonim Instagram @cretivox turut membagikan video viral tersebut.
Disebutkan pada keterangan unggahan video viral, aksi gerombolan emak-emak di Jambi membagikan momen saat mereka melakukan penggerebekan disebuah basecamp narkoba.
Nampak emak-emak tersebut mengerumuni sebuah bangunan rumah.
Mereka berdiri di depnan rumah tersebut.
Baca juga: Video Viral Momen Romantis Ayah Jemput Anak Sekolah, Rela Pegang Tas hingga Tempat Air Minum
Tak hanya itu, terdapat pula benda-benda diduga barang haram yang dikumpulkan dari dalam rumah yang disebut basecamp.
Selain itu, seorang emak-emak mencoba masuk ke dalam rumah.
Dengan wajah kesal ia berteriak menunjukan barang bukti berupa narkoba berjenis sabu.
Bahkan diduga ada pula alat penghisap sabu yang ditujukan emak-emak tersebut.
"Neh buktinya," sambil menunjukan barang bukti yang diduga narkoba.
Tak lama setelah itu, sekelompok pria pun datang.
Para pria tersebut membekuk seorang lelaki yang diduga adalah penjual sabu.
Disebutkan pada keterangan unggahan, emak-emak beraksi menggerebek bascamp narkoba bukan tanpa sebab.
Diduga alasannya, karena petugas tak kunjung melakukan penggrebekan ke tempat yang diduga sebagai tempat transaksi obat-obatan terlarang.
Penjelasan Polisi
Polresta Jambi memberikan tanggapan soal emak-emak yang melakukan penggerebekan basecamp narkoba di eks lokalisasi Payo Sigadung (Pucuk), Kota Jambi.
Kapolresta Jambi Kombes Eko Wahyudi mengatakan, aksi penggrebekan basecamp narkoba itu dilakukan 1 jam sebelum ada 6 warga di sana yang ditangkap terkait narkoba.
Lokasinya berdekatan namun berbeda dari basecamp yang digerebek emak-emak itu.
Baca juga: Video Viral Saipul Jamil Bongkar Alasan Perceraian dengan Dewi Perssik 15 Tahun Lalu Gegara Galak
"Pada pukul 14.30 sudah ada TO (target operasi) yang mau kita amankan di daerah Rawasari itu, eks lokalisasi Pucuk itu. Lalu berangkatlah anggota di sana, ada 6 orang yang ditangkap bukan TO itu," kata Kombes Eko, Minggu (23/7/2023).
Namun saat 6 orang itu diamankan polisi, diduga ada yang memprovokasi warga.
Kemudian warga melakukan penggrebekan basecamp yang tidak digerebek polisi itu.
"Setelah kita amankan di Polresta Jambi. Ada satu orang istri yang tidak terima. 'Kenapa suami ditangkap, bandarnya tidak'," ujarnya.
Eko menjelaskan bahwa dari 6 warga yang diamankan sebelumnya diduga menjadi pengedar di sana. Polisi turut mengamankan paket sabu kurang dari 1 gram.
"Yang ketangkap ada 6 orang barang bukti ada tidak sampai satu gram," sebutnya.
Sementara itu, Kasat Narkoba Polresta Jambi Kompol Niko Darutama membenarkan ada satu orang yang diamankan saat penggerebekan yang dilakukan emak-emak itu. Namun dia mengatakan pemilik rumah itu baru dimintai keterangan.
"Kenapa satu yang diamankan, karena dia yang punya tempat. Itupun dia tidak ada di lokasi di sebelahnya," kata Niko.
Namun saat satu pria yang diamankan emak-emak itu diserahkan ke polisi, kata Niko, tidak ditemukan adanya barang bukti narkoba, hanya alat isap sabu dan uang tunai.
"Barang bukti sabu tidak ada hanya duit sama bong sama duit kurang lebih 25 jutaan," ujarnya.
Soal aktivitas basecamp narkoba itu, Niko menyebut, sebelumnya diketahui berada di depan area eks lokalisasi Payo Sigadung. Ia menyebut basecamp di dalam eks lokalisasi itu baru beraktivitas di sana.
"Kalau basecamp itukan dulunya di depan (di luar eks lokalisasi Payo Sigadung). Saya monitor dak ada lagi itu. Gak taunya pindah ke belakang," katanya.
Sebelumnya, S (38) salah satu warga emak- emak yang ikut dalam aksi tersebut saat dijumpai awak media mengatakan, aksi emak- emak tersebut dilakukan lantaran warga Payo Sigadung tempat eks lokalisasi ini geram dengan aktivitas transaksi narkotika di sana dan banyak barang warga sekitar sering hilang dicuri.
"Warga sudah resah, karena warga sekitar banyak kehilangan barang, ada motor, mesin air, handphone, laptop. Kehilangan itu tidak hanya di RT kami saja tapi ada juga ke RT tetangga sejak basecamp sabu itu dibuka," kata salah satu emak-emak.
Basecamp para penyabu tersebut, menurut warga sudah lama beraktivitas bahkan kurang lebih setahun. Namun, pihak kepolisian tak kunjung menangkap para penyalahgunaan narkoba tersebut meski sudah dilaporkan oleh masyarakat.
"Kurang lebih sudah setahun lebih mereka buka disini, kami sudah melapor tapi tidak ada tanggapan," ujarnya.
Emak tersebut menjelaskan, saat melakukan penggerebekan warga menemukan, sabu, alat hisap sabu, plastik kecil dalam jumlah yang banyak, serta uang tunai senilai 20 juta lebih. Selain itu, satu orang diamankan dan sudah serahkan kepihak kepolisian setelah para emak-emak itu melakukan aksinya.
"Awalnya kami bae, udah sekitar 30 menit baru polisi datang. Ada satu orang pria diamankan itu, ada juga banyak alat hisap sabu dan uang tunai 20 juta lebih," ujarnya.
Saat kejadian, para emak-emak melihat terdapat sekitar 20 orang pria yang berada di dalam Basecamp, terdapat 8 kamar sebagai tempat para pengguna menghisap sabu, bahkan ada pula sekitar 5 atau 4 orang pekerja untuk memfasilitasi para pengguna.
"Saat kita masuk, banyak orang didalam dan motornya ada juga didalam mereka nyabu. Mereka berhamburan kabur pas kami masuk, ada yang langsung bawa motor ada yang nyelamatin uang puluhan juta, kami dak mungkin nak nangkap lanang galo kami ibu-ibu," jelasnya.
Selain itu, sejumlah emak-emak tersebut menghitung sejumlah uang yang didapat dari tanggan pekerja serta melemparkan alat hisap serta plastik sabu yang kosong keluar Basecamp tersebut.
Menurutnya, keresahan masyarakat tersebut makin menjadi-jadi karena banyaknya remaja ABG ikut mondar-mandir kedalam Basecamp sabu tersebut. Bahkan putaran narkotika di Basecamp tersebut cukup besar selalu dipenuhi oleh para pengguna.
"Apalagi liat anak SMP SMA bolak-balik masuk kedalam ( Basecamp) ada yang bonceng 3 kan kita kasihan, resah dan mengebuh-ngebuh perasannya," sebut S.
Dia menegaskan, bahwa tidak semua tempat eks lokalisasi Payo Sigadung merupakan pemakaian narkoba, bahkan para pengguna datang dari berbagai wilayah di kota Jambi.
"Walaupun ini tempat lokalisasi tapi disini tidak semua pengguna narkoba," tergasnya.
Dari pantauan Tribun Jambi dan sejumlah awak media pada Minggu (23/7/2023) sore, basecamp tersebut kini telah terpasang garis polisi dan tidak ada satu orang pun didalamnya.(*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana) (TribunJambi.com)