Berita Buton Utara

Pukul Pacar yang Hamil hingga Keguguran, Oknum Polisi di Polres Butur Jalani Patsus Propam

Penulis: Laode Ari
Editor: Risno Mawandili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO ILUSTRSAI - Oknum polisi yang bertugasi di Polres Buton Utara, Briptu MS diduga pukuli pacarnya yang hamil hingga keguguran. Kini, jalani proses hukum di propam.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Oknum polisi yang bertugasi di Kepolisian Resor (Polres) Buton Utara (Butur), Briptu MS diduga pukul pacarnya yang hamil hingga keguguran.

Kini, Briptu MS menjalani penahanan untuk proses dugaan pelanggaran kode etik dan profesi Polri.

Kepala Bidang (Kabid) Profesi dan pengamanan (Propam) Polda Sultra, AKBP Moch Sholeh mengatakan, Briptu MS kini ditahan di sel penempatan khusus setelah laporan penganiayaan diproses Polres Butur.

"Sudah di patsus (penempatan khusus)," ujar Sholeh saat dikonfirmasi via pesan Whatsapp, Sabtu (10/6/2023).

Sholeh mengatakan, penempatan khusus dijalani Briptu MS untuk proses pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik kepolisian.

Penanganann kasus tersebut juga ditangani langsung Propam Polres Buton Utara (Butur).

"Masih polres butur yang tangani," kata Kabid Propam Polda Sultra.

AKBP Moch Sholeh menegaskan, jika Briptu MS terbukti melanggar kode etik, maka polisi asal Muna Barat itu akan dipecat dari sebagai anggota Polri.

"Lihat fakta hukum persidangan tidak bisa mengira-ngira. Kalau berat bisa PTDH (pemberhentian dengan tidak hormat)," tandas AKBP Moch Sholeh.

Baca juga: Kronologi Mahasiswa Kendari Tikam Temannya 5 Kali, Korban dan Pelaku Bertengkar saat Mabuk

Pukul Pacar hingga Keguguran

Sebelumnya diberitakan TribunnewsSultra.com, seorang oknum polisi yang bertugas di Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga memukul wanita hingga keguguran.

Kini, korban telah melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke Seksi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Butur.

"Jadi saya laporkan itu ke Polres Butur pada tanggal 2 Mei 2023," ujar korban berusia 22 tahun yang enggan disebutkan namanya melalui panggilan telepon, Kamis (8/6/2023).

"Waktu laporan baru sekadar aduan, terus tiga harinya dimintai keterangan, tapi masih aduan. Laporanku ini kalau bukan karena media, tidak naik itu polisi," sambungnya menjelaskan.

Korban melaporkan masalah ini kepada Satuan Reserse Kriminal atau Satreskrim dan Seksi Propam Polres Butur.

Katanya, baru laporan di Seksi Propam Polres Butur yang ditanggapi. Dia sudah dipanggil untuk permintaan keterangan tetapi belum sempat karena sakit.

"Iya, di Pidana Umum (Sat Reskrim) ini santai sekali, tidak ada pergerakan. Tapi kalau di Provos (Seksi Propam) Polres Butur alhamdulillah gercep," katanya.

Korban mengaku telah menjelaskan duduk perkara penyebab dirinya dipukul hingga mengalami keguguran.

Dia membeberkan, korban pacaran dengan oknum polisi tersebut. Di tengah hubungan itu, korban hamil.

Awalnya, kata korban, terduga pelaku bersedia bertanggung jawab. Namun, pelaku tiba-tiba berubah pikiran.

"Jadi, setelah saya keguguran, saya pendarahan di rumah diketahui keluargaku. Lalu, dipanggilmi ini saya punya pacar," beber korban.

"Dia datang di rumah. Mengaku, disaksikan juga kepala desa, keluarga, saya dan orangtuaku. Minta waktu katanya selesai lebaran. Karena belum kasi tahu orangtua," sambungnya.

"Setelah selesai lebaran, saya tanya lagi tangal 29 bulan April 2023, jawabannya sudah tidak mau tanggung jawab. Malah dia suruh saya melapor ke polisi," tandasnya.

Baca juga: Beredar Video Siswa dan Guru SD di Kendari Joget Dugem saat Perpisahan Peserta Didik

Bahkan, menurut korban, oknum polisi tersebut menantang, bahwa tak akan dihukum.

Pasalnya, oknum polisi tersebut bertugas sebagai penyidik di Sat Reskrim Polres Butur.

"Katanya, 'melapor saja. Jangan hari Minggu atau hari Senin. Tanggal merah itu. Melapor hari Selasa, kebetulan saya yang piket'," ungkap korban.

"Dia memang piket di Polres Buton Utara. Kebetulan dia Reskrim, bagian penyidik," tambahnya.

"Jadi begitu ceritanya. Dia tantang-tantang saya. Dia bilang, 'melapormi, saya mohon melapormi. Supaya adil. Saya tidak akan tersentuh. Saya yang akan ambil itu laporanmu'," imbuhnya.

Adanya laporan polisi dugaan oknum polisi yang memukul korban hingga keguguran ini dibenarkan oleh Kasi Propam Polres Butur, IPDA Sukirman.

Dia mengatakan, untuk laporan dugaan pelanggaran kode etik dan profesi Polri sedang dalam proses. 

"Kasus itu sementara proses. Itukan menyangkut aturan di internal Polri. Jadi nanti tunggu saja hasilnya. Jadi ada hasilnya baru kami bisa ini," katanya lewat panggilan telepon.

"Kalau prosesnya, berproses. Sesuai ketentuan peraturan Polri," sambungnya.

IPDA Sukirman menambahkan, penyidik telah memanggil saksi korban. Tetapi, korban menunda pemeriksaan karena sedang sakit.

"Jadi saksi korban dengan saksi yang lain sudah dipanggil, sudah disurati yang diantarkan oleh anggota. Tapi yang bersangkutan alasannya masih sakit. Sehingga kami menunggu, nanti kita lanjutkan lagi," paparnya.

"Jadi saksi korban belum diperiksa. Dia yang menunda. Karena dia sakit alasannya. Jadi kita sudah janjian hari ini, tapi dia sakit. Dia menyampaikan bahwa lagi sakit," tambahnya menegaskan.

Baca juga: Resmob Polda Sultra Tangkap Pelaku Rudapaksa Remaja 15 Tahun di Parigi Moutong Sulawesi Tengah

Sementa itu, untuk saksi terlapor, belum diperiksa.

Oknum polisi tersebut akan diperiksa setelah korban.

"Kalau saksi terlapor, itukan ada mekanisme terkait dengan pemeriksaan. Permintaan keterangan itu nanti. Itu ada mekanismenya tersendiri," ujarnya.

"Nanti setelah saksi korban yang diperiksa, baru saksi terlapor. Seperti layaknya penyidikan. Kalau masalah penyidikan kami tak mau buka ke yang lain. Yang jelas proses berjalan," lanjutnya.

IPDA Sukirman menegaskan, Polres Butur akan proses hukum polisi yang melanggar aturan dan kode etik.

Dia meminta agar sabar menunggu hasilnya.

"Nanti ditunggu apa hasilnya, karena yang bekerja juga bukan hanya saya sendiri. Tapi, insyaAllah semuanya akan berjalan sesuai meknisme yang ada," pungkasnya.

Terkait dengan kasus ini, oknum Briptu MS belum memberi tanggapan.

TribunnewsSultra.com telah berupaya mengonfiramasi, tetapi yang bersangkutan tak merespon pesan yang kami kirimkan via whatsapp.

Kami juga mengonfirmasi Kasat Reskrim Polres Buton Utara AKP Halim Kaonga, tetapi juga tak merespon.

Sementara itu, Wakapolres Butur Kompol Dedi Hartoyo yang dikonfirmasi, meminta TribunnewsSultra.com menghubungi Kasi Propam Polres Butur, IPDA Sukirman.

(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili)