Video Viral

Kronologi Bayi Tewas Karena Petasan di Gresik Sempat Dirawat di RS, Keluarga Ingin Laporkan Tetangga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut ini kronologi bayi tewas karena petasan di Gresik, Jawa Timur. Ternyata bayi tersebut sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya nyawa tak tertolong. Keluarga bayi tersebut ingin melaporkan tetangganya sendiri karena diduga yang menjadi penyebab timbulnya petasan tersebut. Peristiwa bayi meninggal karena petasan di Gresik ini viral di media sosial.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini kronologi bayi tewas karena petasan di Gresik, Jawa Timur.

Ternyata bayi tersebut sempat dirawat di rumah sakit sebelum nyawa tak tertolong.

Keluarga bayi tersebut ingin melaporkan tetangganya sendiri karena diduga yang menjadi penyebab timbulnya petasan tersebut.

Peristiwa bayi meninggal karena petasan di Gresik ini viral di media sosial.

Kasus ini mulai terungkap ke publik usai pengakuan keluarga almarhum bayi yang belum genap 40 hari.

Lantas bagaimana kronologi kejadian bayi tewas karena petasan itu?

Dilansir dari Tribun Mataram, bayi di Gresik meninggal dunia usai mendengar ledakan petasan.

Baca juga: Video Viral Kakek Menanti Anak Cucu di Teras Rumah Bikin Haru, Lambaikan Tangan Saat Mobil Datang

Sang tetangga membunyikan petasan yang membuat bayi kaget.

Meski sudah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan, namun nyawa bayi malang tersebut tidak terselamatkan.

Bahkan sampai saat ini, pelaku belum juga datang ke rumah korban untuk meminta maaf.

Adapun, bayi itu meninggal dalam usia yang belum genap 40 hari.

Bayi tersebut berinisal N, berumur 38 hari. 

Dirinya lahir dua hari sebelum Ramadan 2023.

Kaget Karena Petasan di Hari Raya Lebaran 2023

Ia meninggal dunia diduga usai kaget mendengar suara petasan di hari raya Lebaran.

Anak kedua dari pasangan Nur Hasim 34 dan Nur Faizah 28 itu menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (27/4/2023) pukul 10.00 Wib.

Sebelum meniggal, N menjalani perawatan selama 6 hari.

Ia mengalami kejang saat terdengar ledakan petasan pada Sabtu (22/4/2023) lalu.

Kala itu, N tengah beristirahat.

N langsung dilarikan ke bidan, lalu dibawa ke klinik dan dokter.

Sayangnya, Kondisi bayi mungil itu tak kunjung membaik.

Baca juga: Soal Video Viral Mobil Dinas Miliknya Terbakar, Kasatpol PP Wakatobi Sultra Belum Berkomentar

Kedua orangtuanya yang seorang pedagang akhirnya merujuk ke rumah sakit di Jalan Wahidin Sudirohusodo.

Namun di sana tidak ada ventilator hingga akhirnya korban dilarikan ke RS Muhammadiyah Lamongan sejak Rabu (26/4/2023) kemarin.

Kondisi N koma dan nyawanya tidak tertolong.

N yang baru saja lahir dua hari sebelum bulan Ramadan pulang ke rumah dalam kondisi meninggal dunia.

Kedua orang tua korban syok melihat putrinya meninggal dunia.

Hasil CT-scan menyebut ada pembuluh darah N yang pecah.

Keluarga Pelaku Tak Ada Itikad Baik

Baca juga: Kronologi Lengkap Kecelakaan Maut Truk vs Motor di Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, 2 Korban Tewas

Selama N menjalani perawatan hingga meninggal dunia, pihak keluarga T tidak ada itikad baik. Mulai dari menjenguk bahkan melayat.

"Besok pagi kami laporkan ke polisi," ujar Nufus, perwakilan keluarga korban, Kamis (27/4/2023).

Suasana rumah duka menyelimuti keluarga bayi malang tersebut. Sang ayah berada di dalam kamar.

Sang ibu berusaha ditenangkan sanak famili. Kepergian N begitu cepat.

Nufus mengatakan, T bukan sekali dua kali menyalakan petasan.

Tetangga yang memiliki balita sampai diungsikan karena T yang usianya hampir setengah abad itu menyalakan petasan berukuran besar.

Hingga akhirnya petasan berukuran besar dinyalakan dan meledak di atas rumah korban.

Suara ledakan itu membuat bayi N berusia 38 hari kejang-kejang.

"Tidak ada itikad baik sama sekali. Sampai keponakan saya meninggal tidak ada permintaan maaf atau tanggung jawab," pungkas dara berusia 22 tahun ini.

Penjelasan Dokter

Seorang bayi di Gresik Jawa Timur diduga meninggal dunia karena mendengar suara petasan.

Bayi 38 hari itu sempat koma sebelum dinyatakan meninggal.

Bayi pasangan Nurhasim dan Nur Faizah itu mengalami pendarahan otak.

Terkait hal ini Dokter Spesialis Anak, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A  menjelaskan bahwa bayi berusia di bawah enam bulan sangat sensitif terhadap suara kencang.

Bayi akan mengalami reflek moro seperti kaget kejengkang jika mendengar suara terlalu keras.

"Nah kita nggak tau persis apa yang terjadi pada bayi selama waktu awal suara kencang petasan itu terjadi. Yang perlu diketahui banyak orang adalah, bayi nggak bisa kena suara kencang," kata dia dikutip dari akun twitternya atas izin yang bersangkutan, pada Jumat (24/4/2023).

Adapun batas suara aman yang dianjurkan pada bayi sekitar 50-60 dB. 

"Lebih tinggi dari itu maka risiko tinggi terjadi kerusakan pendengaran dan gangguan perkembangan lebih lanjut," terang dokter yang berpraktik di RS di Jakarta Selatan ini.

Lebih lanjut, bayi berusia di bawah dua bulan juga rentan mengalami perdarahan di otaknya. 

Ada banyak faktor yang penyebabnya hal itu, termasuk benturan atau hentakan.

Karena itu Denta mengingatkan, orangtua untuk menjauhkan suara-suara keras seperti petasan dari pendengan bayi.

Selain itu, bayi juga dilarang untuk diajak pergi konser maupun nonton di bioskop.

"Kecuali konser/crowd dan filmnya maen di rentang suara 50-60 dB," ungkap dokter Denta.

Dikutip dari Surya.co.id, bayi asal Desa Jatirembe, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik tersebut menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (27/4/2023) pukul 10.00 Wib.

N sudah enam hari menjalani perawatan.

Mata sebelah kanannya tertutup, lidahnya menjulur ke atas usai mendengar suara petasan yang meledak kencang pada Sabtu (22/4/2023) lalu.

Akibat peristiwa itu keluarga kehilangan nyawa bayinya hingga berbuntut panjang.

Kini, keluarga bayi tersebut, berencana melaporkan T penyulut petasan yang menyebabkan bayi mungil itu meninggal dunia.

(Surya.co.id/TribunnewsSultra.com/Desi Triana/Tribunnews.com)