TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - dr Sjarif Subijakto akan memprioritaskan penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah dan Otak Oputa Yi Koo Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hal tersebut disampaikan dr Sjarif Subijakto usai dilantik sebagai Direktur Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah dan Otak Oputa Yi Koo, Senin (30/1/2023).
dr Sjarif dilantik bersama Andi Makkawaru yang menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kedua pejabat Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) tersebut dilantik Sekda Sultra, Asrun Lio di Ruang Rapat Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara.
"Jadi, program prioritas finishing Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah dan Otak Oputa Yi Koo dalam hal pengerjaan gedung dan pemasangan alat fasilitas kesehatan," ucapnya, Senin (30/1/2023).
Baca juga: Anggaran Rp800 Juta Digelontorkan Biayai Pengerjaan Eksterior GOR Apriyani Rahayu Sulawesi Tenggara
dr Sjarif Subijakto menuturkan untuk pengerjaan gedung rumah sakit saat ini sudah hampir 100 persen selesai.
Kata dia, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang menyelesaikan pengerjaan gedung sebelum nantinya diresmikan Presiden Joko Widodo.
"Untuk alat kesehatan yang diimpor dari luar negeri sudah ada beberapa tiba di Kota Kendari," jelas dr Sjarif.
Selain perampungan fasilitas dan infrastruktur, mantan Direktur RSUD Bahteramas ini menuturkan penambahan tenaga medis dan non medis juga akan menjadi prioritas lain yang akan dikerjakan.
Saat ini, kata dia, untuk sumber daya manusia (SDM) tenaga medis pihaknya baru merektur 56 perawat dan beberapa dokter spesilalis.
Baca juga: Peralatan Medis Rumah Sakit Jantung Oputa Yi Koo di Kendari Sulawesi Tenggara Diimpor dari Jerman
Menurutnya, para tenaga medis itu yang direkrut awal 2022 kini sudah selesai menjalani pelatihan keahlian khusus.
"Jadi perekrutan masih terbatas dari perpindahan tenaga kesehatan di provinsi dulu, ada dari RSUD Bahteramas, Dinas Kesehatan," ungkap dr Sjarif.
"Kemudian nanti baru akan direkrut lagi medis dan non medis dari 17 kabupaten dan kota di Sultra," ucapnya menambahkan. (*)
(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)