TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari ingin merevitalisasi Pasar Basah Mandonga, namun tak mau membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Oleh karena itu, Pemkot Kendari memanfaatkan kunjungan Wakil Menteri Perdagangan (Wamenag) Jerry Sambuaga, untuk meminta anggaran.
Mendengar permintaan itu, Jerry menyampaikan agar Pemkot Kendari mengajukan proposal.
"Jadi silahkan saja, kalau memang ada kebutuhan itu sampaikan kepada kami di Kementerian Perdagangan," ujarnya saat kunjungan kerja pemantauan harga bahan pokok di Pasar Basah Mandonga pada Sabtu (10/12/2022) lalu.
"Setelah berkoordinasi, kami tinggal melihat, mengecek, memvalidasi, memverifikasi sesuai dengan prosedur peraturan dan ketentuan itu kita akan lakukan," sambungnya.
Baca juga: UMK Kendari 2023 Naik Jadi Rp2.993.843, Konawe Masih Dikaji, Kolaka dan Konawe Utara Belum Diajukan
Sekretaris Daerah Kota Kendari, Ridwansyah Taridala mengatakan, pernyataan Jerry merupakan sinyal.
Menurutnya, ini merupakan peluang bagi Pemkot Kendari.
"Karena kami juga memang membutuhkan perbaikan fasilitas yang ada disana, nanti kami akan laporkan hal ini kepada Pj Wali Kota, karena beliau masih di luar kota," kata Ridwansyah, Rabu (14/12/2022).
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Kendari, Alda Kesutan Lapae mengatakan, peluang yang diberikan Wamendag membuatnya semangat.
Mereka akan segera memenuhi syarat-syarat agar mendapatkan dana perbaikan Pasar Basah Mandonga.
Ia membeberkan, telah menyusun rencana agar bisa mengembalikan suasana dan fungsi pasar seperti sediakala.
Sebagai tahapan awal, pihaknya bakal melakukan pendataan terkait jumlah para pedagang yang ada di Pasar Basah Mandonga.
Kemudian mencari tahu kebutuhan pedagang dan lainnya.
"Saya sangat berterima kasih dengan bahasa pak Wamendag kemarin. Sebenarnya kenapa bisa pasar itu kelihatan sepi, apakah karena adanya pasar gandengan di samping? Melalui revitalisasi ini nantinya kami harapkan dapat membentuk pasar itu agar akses pembeli lebih nyaman," ucapnya.
"Dan saya ingat sekali di tahun 2002 Pasar Mandonga sebenarnya tidak seperti itu awalnya, yang dilantai bawah tempat pedagang sayur dan sembako sekarang adalah tempat parkir. Hanya saja karena kebutuhan masyarakat yang begitu besar tiba-tiba membludak sehingga beralih fungsi," tambahnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)