TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kawasan kumuh Puday-Lapulu bakal didedikasikan sebagai spot wisata baru di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hal tersebut menyusul kemajuan penanganan kawasan kumuh melalui Program Kotaku, di mana daerah Puday-Lapulu juga termasuk.
Melalui Program Kotaku, penataan kawasan kumuh Puday-Lapulu sebagai kolaborasi Pemkot Kendari dengan Kementerian PUPR.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengatakan pihaknya sementara mengerjakan beberapa fasilitas wahana menarik.
Baca juga: Korban Pembusuran di Dekat Lippo Plaza Kendari Sulawesi Tenggara Ternyata Sedang Pesta Miras
Fasilitas penunjang tersebut diantaranya seperti waterfront, tambatan perahu, dan ruang terbuka hijau (RTH) yang indah.
"Tunggu saja nanti kita resmikan bulan Agustus. Sekarang sementara dirapikan (dibangun)," kata Sulkarnain, Sabtu (19/6/2022).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengaku puas dengan progres penataan kawasan kumuh di daerah Puday-Lapulu yang kini telah mencapai 70 persen.
Sebab dari kejauhan telah tampak perubahan kawasan yang dahulunya kumuh menjadi lebih tertata.
Rencananya pembangunan tersebut di targetkan rampung pada Agustus 2022 mendatang.
"Alhamdulillah progresnya menggembirakan. Jalan-jalannya sudah rapih, sudah mulai di rabat (beton), ada juga yang sudah dipasang paving," ujarnya.
Baca juga: Korban Pembusuran di Dekat Lippo Plaza Kendari Sulawesi Tenggara Ternyata Sedang Pesta Miras
Menurutnya, penataan kawasan Puday-Lapulu penting dilakukan dalam rangka mengatasi kekumuhan yang ada.
Sehingga masyarakat yang bermukim dikawasan tersebut bisa merasakan suasana yang bersih dan sehat layaknya diwilayah lainnya di Kota Kendari.
"Kita harus ciptakan pembangunan yang merata sehingga tidak ada yang merasa dianak tirikan," tuturnya.
Jika kawasan tersebut sudah rampung Ia yakin akan banyak masyarakat yang berkunjung layaknya di Kawasan Bungkutoko dan Petoaha yang sukses diatasi kekumuhannya.
Saat ini, untuk penganan wilayah kumuh Puday-Lapulu Pemerintah Kota Kendari menerima anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp56 Miliar.
Kawasan kumuh ini bakal ditata seluas 14,76 hektar dan telah menelan anggaran kurang lebih Rp 49 Miliar.
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)