TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Uni Eropa (UE) berencana untuk memasukkan Alina Kabaeva, kekasih dari Presiden Rusia Vladimir Putin, ke dalam daftar sanksi.
Dengan begitu, Alina Kabaeva kemungkinan akan bergabung dengan Patriark Kirill yang mendukung perang di Ukraina, dalam rancangan dokumen larangan perjalanan dan pembekuan aset.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, UE berencana untuk menjatuhkan sanksi pada Alina Kabaeva yang telah lama dikabarkan menjalin hubungan spesial dengan Putin.
Selain itu, UE juga akan menjatuhkan sanksi kepada Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill sebagai tanggapan atas invasi di Ukraina.
Baca juga: Bahas Perang Rusia Vs Ukraina, Paus Fransiskus Akui Siap Temui Vladimir Putin di Moskow
Dua sumber mengatakan UE telah mengusulkan sanksi terhadap Kabaeva, mantan pesenam Olimpiade ke dalam daftar rancangan sanksi yang pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg.
Kirill, sekutu lama Kremlin yang telah memberikan restunya untuk perang di Ukraina juga muncul di draft dokumen yang dilihat oleh Guardian.
Kabaeva dan Kirill adalah dua dari lusinan orang yang akan menghadapi larangan perjalanan UE dan pembekuan aset di bawah daftar baru yang sedang dibahas oleh negara-negara anggota.
Yang mana bergabung dengan lebih dari 1.000 orang bepengaruh di Rusia yang sudah ada dalam daftar sanksi.
Baca juga: Update Hari Ke-71 Invasi Ukraina: Rencana Rusia untuk Gencatan Senjata 3 Hari dan Parade di Mariupol
Nama-nama baru masih harus disetujui oleh 27 negara anggota UE.
Menurut Bloomberg, dokumen tersebut menggambarkan Kabaeva sebagai "berhubungan erat dengan Presiden Vladimir Putin".
Untuk diketahui, Kabaeva memenangkan emas di Olimpiade 2004 untuk senam ritmik dan sempat menjadi pembawa bendera di Olimpiade Musim Dingin di Sochi pada tahun 2014.
Kabaeva juga seorang anggota parlemen selama enam tahun mewakili partai Rusia Bersatu Putin.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-70 Perang di Ukraina: Rencana 9 Mei, Rusia Peringati Hari Kemenangan
Kemudian Kabaeva menjalankan kelompok media pro-Kremlin besar, meskipun kurangnya pengalaman dalam manajemen media.
Pada tahun 2008 sebuah surat kabar Moskow menyebut bahwa Putin diam-diam menceraikan istrinya Lyudmila Aleksandrovna dan berencana untuk menikahi Kabaeva.
Kremlin dengan keras membantah cerita itu dan surat kabar itu segera ditutup.
Hingga pada tahun 2013, keluarga Putin mengumumkan perpisahan Presiden Rusia dengan Lyudmila Aleksandrovna setelah 30 tahun menikah.
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Jalur Distribusi Pasokan Senjata yang Dikirim Barat untuk Ukraina
The Wall Street Journal melaporkan bulan lalu bahwa pemerintah Amerika Serikat telah menunda pemberian sanksi kepada Kabaeva karena khawatir Putin akan melihatnya sebagai serangan pribadi.
Namun Gedung Putih membantah keras laporan itu, bersikeras tidak ada yang aman dari sanksi.
AS dan UE telah memberikan sanksi kepada anak-anak Putin yakni Maria Vorontsova dan Katerina Tikhonova.
Pejabat UE juga menargetkan keluarga dekat sekretaris pers Putin, Dmitry Peskov yang terkena sanksi di babak sebelumnya.
Baca juga: Update Hari Ke-70 Perang: Rusia Disebut Langgar Gencatan Senjata hingga Inggris Yakin Ukraina Menang
Menurut UE, Istri Peskov, Tatiana Navka pun akan ditambahkan ke daftar melalui pernikahannya dan didasarkan kepemilikan bersama atas properti di Krimea yang dianeksasi oleh Rusia pada 2014.
UE juga menargetkan beberapa lusin perwira militer yang dituduh melakukan pembunuhan dan penyiksaan terhadap warga sipil Ukraina di Kota Bucha, dekat Kyiv.
Adapun Kirill disebutkan dalam rancangan daftar sanksi UE di bawah nama lahirnya, Vladimir Gundyayev.
Kirill digambarkan sebagai "salah satu pendukung paling menonjol dari agresi militer Rusia terhadap Ukraina".
Baca juga: Rangkuman Hari ke-69 Perang: Putin Sebut Barat Harus Berhenti Beri Ukraina Senjata, Rusia Tuduh Kyiv
Sang patriark menggunakan khotbah untuk mendukung "operasi penjaga perdamaian khusus" Rusia beberapa hari setelah invasi di Ukraina.
Kirill mengklaim bahwa penutur bahasa Rusia di Ukraina timur perlu "dibebaskan" dan menyebut perang itu sebagai "operasi pembersihan agama".
Bahkan, setelah Putin memenangkan pemilihan Presiden Rusia pada 2012, Kirill menggambarkan kembalinya dia ke kursi kepresidenan sebagai "keajaiban Tuhan".
Dukungan patriark untuk perang telah menyebabkan perseteruan dengan paus yang mendesak Kirill awal pekan ini untuk tidak “menjadi putra altar Putin”.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-68: UEFA Resmi Larang Klub Rusia di Liga Champions, Remaja Ukraina Dihantam Rudal
Selain itu, UE juga bermaksud untuk menambahkan 16 perusahaan ke daftar sanksi.
Terutama perusahaan Rusia yang membuat pesawat terbang, kendaraan, suku cadang dan teknologi lain yang digunakan dalam perang.
Tiga bank pun akan dilarang menggunakan sistem pesan bank internasional Swift yang secara efektif menghentikan mereka melakukan bisnis dengan barat.
Negara-negara anggota UE juga membahas larangan impor minyak Rusia pada akhir tahun.
Baca juga: Ukraina Ngaku Tenggelamkan 2 Kapal Patroli Rusia: Dihancurkan di Dekat Pulau Ular Laut Hitam
Hongaria dan Slovakia, dua negara yang hampir 100 persen bergantung pada minyak mentah Rusia telah ditawari perpanjangan larangan selama satu tahun.
Budapest mengatakan tidak dapat mendukung sanksi dalam bentuknya saat ini.
Sedangkan Bratislava mengatakan perlu lebih banyak waktu untuk merombak kilangnya.
Terlepas dari ketidaksepakatan tentang embargo minyak, para diplomat tetap yakin bahwa kesepakatan dapat dicapai pada Jumat (6/5/2022) atau saat akhir pekan ini.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)