TRIBUNNEWSSULTRA.COM, SUKOHARJO - Sosok dokter S terduga teroris yang ditembak mati Densus 88 Antiteror, di Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Rabu (9/3/2022) malam.
Dokter S diketahui sehari-hari membuka praktik di rumahnya yang berada di perumahan besar Bangunsari RT 3 RW 7, Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo.
Terduga teroris itu sebelumnya tewas ditembak petugas Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia (Densus 88 AT Polri).
Lokasinya di Jalan Bekonang-Sukoharjo, Dukuh Cendono, Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jateng.
Ketua RT Bambang Pujiana Eka Warsono, Kamis (10/3/2022), mengatakan, S berprofesi sebagai dokter.
Baca juga: Sosok Pemeran Video Viral 67 Detik Anggota DPRD Kini Dicari-cari Polisi, Diduga Legislator Muratara
“Pekerjaannya yang saya tahu sampai saat ini dokter, kalau kelihatannya dokter umum,” kata Bambang kepada TribunSolo.com dikutip TribunnewsSultra.com.
Sepanjang membuka praktek medis di rumahnya, Bambang sendiri juga tak pernah menyaksikan praktek S ramai.
“Kalau saya lewat ya tidak ramai, sepi artinya tidak ada banyak pasien,” jelasnya.
Termasuk semenjak informasi penangkapan dokter S dengan penembakan tersebut rumahnya sepi.
Jam Praktik Dokter
Berdasarkan pantauan, Kamis (10/3/2022) siang, rumah terduga teroris tersebut terlihat sepi dan tak ada aktivitas.
Pada bagian jendela, tertempel sebuah plakat bertuliskan dokter S.
Di bawahnya tercantum jam praktik mulai pukul 06.00-08.00 dan 17.00-20.00.
Rumah yang berada di pinggir jalan itu memiliki pagar putih dengan banyak bunga dan tanaman tertanam di depan pagarnya.
Di teras rumahnya yang cukup luas itu terparkir sebuah sepeda motor merek Honda Karisma 125cc.
Kemudian terdapat bangku panjang warna putih yang diletakkan di samping barat pintu utama rumah.
Ketua RT Bambang Pujiana Eka Warsono menyebut sosok S dikenal sebagai antisosial meski berprofesi sebagai dokter.
Dia tidak pernah bersosialisasi dengan para warga setempat.
“Semenjak saya megang Ketua RT dari 2019 itu saya mengadakan pertemuan kegiatan warga dia tidak pernah ada, tidak pernah datang, tidak pernah sosialisasi,” ujarnya.
Alasan S tak pernah bersosialisasi pun tak diketahui oleh Bambang.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia vs Ukraina: Volodymyr Zelensky Bakar Semangat Warga, Sebut Tindakan Teroris
Jarang Bertegur Sapa
Dirinya juga tak pernah menanyakan kepada yang bersangkutan.
Bahkan, Bambang menyebut S tak pernah membayar iuran yang hanya berjumlah Rp25.000 per bulannya.
“Tidak sama sekali, boleh dicek di bendahara saya, kalau yang namanya pak Sunardi itu tidak pernah iuran. Padahal iuran di tempat saya cuma Rp25.000 per bulan,” katanya.
Selama ini pun Bambang tak pernah bertegur sapa ataupun mengobrol dengan S.
Sosok dokter yang disebutnya bertubuh agak gempal itu memang sudah dikenal di kampung tidak pernah beraktivitas apa-apa.
S juga dikatakan Bambang berjalan menggunakan tongkat bantu, karena kakinya pernah mengalami kecelakaan.
Hanya beberapa kali Bambang pernah berpapasan dengan S menunaikan ibadah salat.
Namun sekali lagi Bambang menegaskan tak pernah ada tutur kata atau obrolan terucap dari mulut S kepadanya.
“Biasanya kalau saya ketemu itu pas maghrib sama isya. Itu aja kadang tidak ketemu, ya tidak rutin, ya cuma pernah salat di situ,” ujarnya.
Dia menambahkan, warga baru tahu dokter S usai dikabari oleh Babinkamtibmas.
“Pak S ditangkap Densus 88 saat siang, saya juga ditelepon intelnya, jadi saya baru tahu,” katanya.
Ditembak Densus 88
Terduga teroris tewas ditembak anggota Densus 88 di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Rabu (9/3/2022) malam.
Dari informasi yang diterima Tribun Network dari Humas Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Iqbal Alqudusy, peristiwa itu terjadi pukul 21.00 WIB.
“Kami membenarkan adanya penangkapan terduga teroris di sekitar Bendosari kabupaten Sukoharjo yang dilaksanakan oleh tim Densus 88 pada hari Rabu, 9 Maret 2022 sekira jam 21 WIB,” katanya.
Dari keterangan Polda Jateng, terduga teroris yang belum diungkap identitasnya itu meninggal dunia karena 'tindakan tegas dan terukur'.
“Adapun terhadap terduga teroris dilakukan tindakan tegas dan terukur yang mengakibatkan yang bersangkutan meninggal dunia,” jelasnya.
“Saat ini jenazah sudah dibawa tim forensik ke RS Bhayangkara Semarang untuk dilakukan otopsi,” ujar keterangan yang diterima TribunSolo.com via Tribun Jateng dikutip TribunnewsSultra.com.
Dalam penangkapan diduga terjadi kejar-kejaran mobil antara petugas dengan terduga teroris berinisial S (54).
Mobil Mitsubishi Strada berwarna silver yang diduga dikendarai S terpantau menabrak buk atau tembok depan rumah warga.
Kejadian tersebut terjadi di Jalan Bekonang-Sukoharjo, Cendana Baru, Sugihan, Sukoharjo.
Pantauan TribunSolo.com dikutip TribunnewsSultra.com, puing-puing bebatuan nampak bertebaran di depan rumah yang ditempati oleh Dwi Puji (35).
Meski dikabarkan ada suara tembakan, tidak terlihat ada bekas penembakan.
Begitupun tembok hingga bebatuan yang memiliki bekas tembakan.
“Saya pulang pukul 21.15 WIB, di depan rumah sudah ada Mitsubishi Strada silver nabrak, ringsek depannya," ujar Dwi, kepada TribunSolo.com dikutip TribunnewsSultra.com, Kamis (10/3/2022).(*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Terduga Teroris yang Tewas Ditembak Buka Praktik di Rumah Sukoharjo, Ketua RT : Sepi, Tak Ada Pasien