TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2020 kini berbuntut pada perang energi.
Kekhawatiran terjadinya perang energi antara Rusia dan negara barat tumbuh pada Selasa (8/3/2022).
Yakni setelah Amerika Serikat (AS) mendorong sekutunya untuk melarang impor minyak Rusia sebagai sanksi atas invasi Moskow ke Ukraina.
Rusia telah memperingatkan bahwa pihaknya dapat menghentikan aliran gas melalui pipa dari Rusia ke Jerman sebagai tanggapan atas keputusan Berlin pada bulan lalu untuk menghentikan pembukaan pipa Nord Stream 2 baru yang kontroversial.
Baca juga: Nasib WNI di Ukraina Terkini, 80 dari 113 Sudah Dipulangkan dari Kyiv Naik Pesawat Khusus
Rusia adalah negara pemasok 40 persen gas Eropa.
"Kami memiliki hak untuk mengambil keputusan yang sesuai dan memberlakukan embargo pada pemompaan gas melalui pipa gas Nord Stream 1," kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, Senin (7/3/2022), dikutip dari Reuters.
Novak juga memperingatkan bahwa harga minyak bisa lebih dari dua kali lipat menjadi 300 dollar AS per barel jika AS dan sekutunya melarang impor minyak Rusia.
Baca juga: Pelajar dari India Nekat Gabung Pasukan Ukraina demi Lawan Rusia, Sempat Gagal Daftar Angkatan Darat
Minyak menjadi sumber pendapatan penting Rusia setelah negara itu secara efektif dibekukan dari pasar keuangan Barat.
Analis di Bank of America mengatakan bahwa jika sebagian besar ekspor minyak Rusia dihentikan, mungkin ada kekurangan 5 juta barel per hari (bph) atau lebih, mendorong harga menjadi setinggi 200 dollar AS.
Harga minyak diketahui naik mendekati level tertinggi sejak 14 tahun lalu pada hari Selasa ini, dengan minyak mentah Brent berjangka naik 1,06 dollar AS atau 0,9 persen pada 124,27 dollar AS per barel pada 02.23 GMT, setelah diperdagangkan setinggi 125,19 dollar AS.
Presiden AS Joe Biden sendiri telah mengadakan panggilan konferensi video dengan para pemimpin Perancis, Jerman, dan Inggris pada Senin.
Baca juga: Patung Yesus di Ukraina Dipindah dari Gereja gara-gara Serangan Rusia, Terakhir Terjadi PD II
Biden mendorong adanya dukungan dari mereka untuk melarang impor minyak Rusia.
Tetapi, banyak negara di benua Eropa diketahui sangat bergantung pada energi Rusia.
Invasi Rusia, serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua, telah menciptakan 1,7 juta pengungsi, serangkaian sanksi terhadap Moskwa, dan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas ketika Barat menyalurkan bantuan militer ke Ukraina.
Jepang telah ikut memperketat sanksi pada Selasa, membekukan aset tambahan 32 pejabat Rusia dan Belarus, serta eksekutif perusahaan yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang dikatakan tidak dirancang untuk menduduki wilayah tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer tetangga selatannya dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya. (Kompas.com/Irawan Sapto Adhi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rusia Ancam Setop Pasokan Gas ke Eropa, Ini Alasannya"