Berita Kendari

Jelang Peringatan September Hitam Berdarah, Mahasiswa Gelar Aksi Diam Tuntut Penembak Yusuf Diungkap

Penulis: Mukhtar Kamal
Editor: Laode Ari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa saat menggelar aksi protes kasus kematian Randi dan yusuf. Tampak pendemo berdiri diam dengan kondisi mulut terlakban membawa selebaran dan foto Randi dan Yusuf, aksi ini dilakukan di Bundaran Gubernur Sultra.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI- Jelang peringatan insiden September Hitam Berdarah, sejumlah mahasiswa di Kota Kendari gelar unjuk rasa.

Para mahasiswa menuntut penembak mahasiswa yang menjadi Korban saat insiden 26 September 2019 lalu segera diungkap.

Unjuk rasa tersebut dilakukan di Bundaran Taman Perkantoran Bumi Praja atau yang biasa dikenal Bundaran Kantor Gubernur.

Berlokasi di Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Baca juga: Curhat Ibunda Almarhum Yusuf Kardawi Korban Tewas 26 September, Tuntut Keadilan, Pesan ke Mahasiswa

Para mahasiwa melakukan protes dengan peragaan berdiri dengan kondisi mulut terlakban dan mengalungi selebaran bertuliskan protes atas pengungkapan kasus kematian Randi-Yusuf.

Serta kasus pelanggara HAM lainnya yang belum tuntas diungkap. 

Aksi itu juga turut diwarnai dengan membawa beberapa selebaran yang di pegang pengunjuk rasa mengelilingi bundaran.

Berbagai macam tulisan dituangkan dalam selebaran itu, seperti kasus penembakan Randi dan Yusuf.

"Ditembak mati di Negara Demokrasi" tertulis salah satu selebaran.

Ada pula "Jangan hanya diam dan buta, penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu belum terealisasi" tertulis selebaran lainnya.

Baca juga: Beredar Foto Ayah Yusuf Kardawi Makan dengan Dirintelkam Polda Sultra Jelang Peringatan 26 September

Serta "Biarkan Papua Bicara" dan "Aku Adalah Petaka Dan Kebenaran Adalah Hantu Bagi Penguasa" tertulis selebaran lainya. 

Selain berdiri diam dengan selebaran, tampak sejumlah masa aksi juga ikut melakban mulut dan membawa foto Randi dan Yusuf.

Aksi diam ini sontak menjadi perhatian banyak orang terlebih pengguna jalan yang melintasi jalan tersebut.

Diketahui bundaran ini ialah bundaran yang menghubungkan Jalan Martandu, Jalan Orinunggu, serta Jalan P Antasari dan Jalan Halu Oleo.

Usai melakukan aksinya, masa aksi berputar mengelilingi bundaran dengan bersorak akan keadilan. (*)

(TribunnewsSultra.com/Husni Husein)