TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berikut ini bacaan niat salat tasbih dan tata caranya, dilengkapi dengan doa yang dibaca setelah salat tasbih.
Salat tasbih adalah salat sunah sebanyak empat rakaat, di mana pada setiap rakaat dibaca 75 kali bacaan tasbih.
Dikutip dari Risalah Tuntunan Shalat Lengkap karya Drs. Moh. Rifa'i, salat tasbih merupakan salat yang sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam kepada pamannya, Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib.
Salat tasbih ini dianjurkan untuk diamalkan, bisa dilakukan tiap malam, sekali seminggu, bahkan sebulan atau setahun sekali.
Dalam pengerjaan salat tasbih jika dilakukan pada siang hari, hendaklah dikerjakan empat rakaat dengan satu salam.
Sedangkan, jika dikerjakan pada malam hari, salat tasbih dapat dilakukan sebanyak empat rakaat dengan dua salam.
Baca juga: Konvoi Kendaraan Pelajar SMA di Jembatan Teluk Kendari Subuh-subuh, Geber Knalpot Bising, Kerumunan
Baca juga: Safari ke Kendari, Calon Ketua Umum Kadin Indonesia Beri Dana Bantu Rehabilitasi Panti Asuhan
Tata cara salat tasbih
Berikut ini tata cara melaksanakan salat tasbih :
1. Berdirilah lurus menghadap kiblat, lantas ucapkan lafaz niatnya (diwaktu malam) seperti berikut :
USHALLI SUNNATAT TASBDHI RAK'ATAINI LILLAHI TA'ALAA. ALLAHU AKBAR.
Artinya: "Aku niat salat tasbih dua rakaat, karena Allah. Allahu Akbar".
2. Setelah selesai membaca doa iftitah, lalu membaca surah pendek, kemudian sebelum rukuk bacalah tasbih 15 kali, yaitu :
SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WALAILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR
Artinya: "Maha suci Allah Yang Maha Esa, segala puji bagi Allah dan Allah zat yang Maha Agung".
3. Kemudian rukuk dan setelah membaca tasbih rukuk, lalu membaca tasbih 10 kali, kemudian iktidal.
4. Setelah selesai tahmid iktidal, lantas membaca tasbih 10 kali, lantas sujud.
5. Di waktu sujud, sehabis tasbih sujud, kemudian membaca tasbih 10 kali, lalu duduk antara dua sujud.
6. Setelah selesai membaca doa duduk antara dua sujud, lantas membaca tasbih 10 kali, kemudian sujud kedua.
7. Pada sujud kedua setelah selesai membaca tasbih 10 kali, lantas sebelum berdiri ke rakaat kedua, hendaknya duduk istirahat, lalu sambil duduk istirahat itu membaca tasbih 10 kali.
Jika dihitung, kita sudah membaca tasbih sebanyak 300 kali jika salat tasbih dilakukan empat rakaat.
Baca juga: Jelang Lebaran, Toples Kue Kering Langka di Pasar Wawotobi Konawe, Pedagang Pakaian Diserbu Pembeli
Baca juga: Larangan Mudik 2021 Sulawesi Tenggara, Posko Penyekatan Gerbang Ranomeeto-Kendari Baru Didirikan
Doa setelah salat tasbih
Setelah selesai melaksanakan salat tasbih, dianjurkan untuk membaca doa berikut ini :
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك تَوْفِيقَ أَهْلِ الْهُدَى وَأَعْمَالَ أَهْلِ الْيَقِينِ وَمُنَاصَحَةَ أَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزْمَ أَهْلِ الصَّبْرِ وَوَجَلَ أَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ أَهْلِ الرَّغْبَةِ وَتَعَبُّدَ أَهْلِ الوَرَعِ وَعِرْفَانَ أَهْلِ الْعِلْمِ حَتَّى أَخَافَك،
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ مَخَافَةً تَحْجِزُنِي عَنْ مَعَاصِيكَ حَتَّى أَعْمَلَ بِطَاعَتِك عَمَلًا أَسْتَحِقُّ بِهِ رِضَاك وَحَتَّى أُنَاصِحَكَ بِالتَّوْبَةِ خَوْفًا مِنْك حَتَّى أَخْلُصَ لَك النَّصِيحَةَ حَيَاءً مِنْكَ وَحَتَّى أَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا وَحَتَّى أَكُونَ أُحْسِنَ الظَنَّ بِكَ، سُبْحَانَ خَالِقِ النُّورِ. ا هـ وَفِي رِوَايَةٍ خَالِقِ النُّورِ
Allâhumma innî as’aluka taufîqa ahlil hudâ, wa a‘mâla ahlil yaqîn, wa munâshahata ahlit taubah, wa ‘azma ahlis shabri, wa wajala ahlil khasyyah, wa thalaba ahlir raghbah, wa ta‘abbuda ahlil wara‘i, wa ‘irfâna ahlil ‘ilmi hattâ akhâfak.
Allâhumma innî as’aluka makhâfatan tahjizunî ‘an ma‘âshîka hattâ a‘mala bi thâ‘atika ‘amalan astahiqqu bihî ridhâka wa hattâ unâshihaka bit taubah, khaufan minka hattâ akhlusha lakan nashîhata hayâ’an minka wa hattâ atawakkala ‘alaika fil ’umûri kullihâ wa hattâ akûna ’uhsinuz zhanna bika, subhâna khâliqin nûr (lain riwayat khâliqin nâr).
Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu aku meminta petunjuk mereka yang terima hidayah, amal-amal orang yang yakin, ketulusan mereka yang bertobat, keteguhan hati mereka yang bersabar, kekhawatiran mereka yang takut (kepada-Mu), doa mereka yang berharap, ibadah mereka yang warak, dan kebijaksanaan mereka yang berilmu agar aku menjadi takut kepada-Mu.
Ya Allah, masukkanlah rasa takut di kalbuku yang dapat menghalangi diri ini untuk mendurhakai-Mu. Dengan demikian aku dapat beramal saleh yang mengantarkanku pada rida-Mu, dan aku bertobat setulusnya karena takut kepada-Mu. Dengan itu pula aku beribadah secara tulus karena malu kepada-Mu. Dengan rasa takut itu aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Karena itu juga aku dapat berbaik sangka selalu kepada-Mu. Maha Suci Engkau Pencipta Cahaya (lain riwayat, Pencipta Api).” (*)