Ramadan 2021

Ayat Pertama Turun kepada Muhammad SAW, Ini Makna Surah Al-Alaq 1-5 yang Perlu Diketahui Umat Islam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Membaca Alquran

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Ayat Alquran yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah surah Al-Alaq ayat 1-5 pada 17 Ramadan.

Firman Allah SWT tersebut pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.

Saat itu, Nabi Muhammad SAW sedang berkhalwat di Gua Hira, Jabal Nur, sekitar 6 kilometer dari Makkah.

Peristiwa pertama kali diturunkannya wahyu tersebut disebut sebagai malam turunnya Alquran atau malam Nuzululquran.

Berikut surah Al-Alaq ayat 1-5, surah pertama Alquran yang diturunkan pada 17 Ramadan saat Nuzululquran.

Surah Al-Alaq

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

bismillahirohmanirohim

Dengan (menyebut) nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ

iqra` bismi rabbikallażī khalaq

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ

khalaqal-insāna min 'alaq

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ

iqra` wa rabbukal-akram

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia,

الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ

allażī 'allama bil-qalam

Yang mengajar (manusia) dengan pena.

عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ

'allamal-insāna mā lam ya'lam

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Makna surah Al-Alaq 1-5

Surah Al-Alaq adalah surat pendek ke-96 dalam Alquran yang terdiri dari 19 ayat.

Surah ini tergolong ke dalam kelompok surah Makkiyah atau ayat-ayat Alquran yang turun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.

Dilansir dari berbagai sumber, makna surah Al-Alaq ayat pertama ini, adalah manusia diperintahkan untuk membaca dengan menyebut nama Allah SWT.

Tak hanya membaca dalam arti harfiah, melainkan juga membaca segalanya seperti membaca tanda-tanda kebesaran Allah SWT melalui Alquran, alam semesta, dan lain-lain.

Ayat tersebut memerintahkan manusia untuk belajar mencari ilmu pengetahuan serta menjauhkan diri dari kebodohan.

Allah SWT menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai sebaik-baik ciptaan dan tidak ada makhluk yang dianugerahi wujud dan fasilitas hidup yang menyamai manusia.

Allah SWTmenganugerahi manusia berupa akal pikiran, perasaan, dan petunjuk agama.

Semua itu menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling mulia.

Sehingga, diharapkan manusia bersyukur kepada Allah SWT dengan menaati semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Dengan kewajiban menuntut ilmu, ayat kedua juga memberi petunjuk kepada manusia untuk mengenal dirinya secara jelas, yaitu mengetahui asal kejadiannya.

Ayat keempat, maksudnya dengan pena manusia dapat mencatat berbagai cabang ilmu pengetahuan.

Tak hanya itu, dengan pena manusia dapat menyatakan ide, pendapat dan keinginan hatinya. 

Serta dari pena manusia juga mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan baru.

Pada ayat kelima, Allah SWT mengajar manusia apa yang tidak atau belum diketahuinya. Manusia lahir ke dunia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa.

Secara perlahan, Allah SWT memberikan manusia kemampuan melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya.

Sehingga dengan kemampuannya itu manusia mampu mencapai cabang ilmu baik ilmu agama maupun ilmu yang lain.

Bahkan ilmu yang mungkin langsung diberikan oleh Allah SWT kepada beberapa manusia yang dikehendaki tanpa melalui belajar (ilmu laduni).

Demikian, Allah SWT telah menerangkan manusia diciptakan dari benda yang tidak berharga kemudian memuliakannya dengan membaca, menulis, dan memberinya pengetahuan.

Turunnya wahyu ini pada 17 Ramadan menandai pengangkatan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul. Wahyu itu menandai kelahiran Islam di tanah Arab.

Sejak itulah, Nabi Muhammad SAW diwajibkan untuk mendakwahkan Islam, baik secara diam-diam atau secara terang-terangan. (*)