Dampak Negatif Game Roblox, Anak-anak Bisa Jadi Korban Bullying dan Orang Tua Rugi Materil

Dampak negatif game Roblox yang turut dirasakan sejumlah publik figur. Game yang menjamur di kalangan remaja hingga anak-anak ini ramai jadi sorotan. 

Kolase foto/ist
ROBLOX - Simak dampak negatif game Roblox yang turut dirasakan sejumlah publik figur. Game yang menjamur di kalangan remaja hingga anak-anak ini ramai jadi sorotan. Terlebih setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti angkat bicara terkait kekhawatirannya dengan game online ini. Salah satu yang membuatnya cemas, terkait kondisi mental anak-anak yang memainkan Roblox. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Simak dampak negatif game Roblox yang turut dirasakan sejumlah publik figur. 

Game yang menjamur di kalangan remaja hingga anak-anak ini ramai jadi sorotan. 

Terlebih setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti angkat bicara terkait kekhawatirannya dengan game online ini. 

Salah satu yang membuatnya cemas, terkait kondisi mental anak-anak yang memainkan Roblox

Pasalnya, anak-anak belum mampu mencerna apa yang dilihat, sehingga menurut Abdul Mu'ti, mereka (anak-anak) bisa meniru hal berbahaya dari game tersebut seperti adegan kekerasan. 

Tak hanya masyarakat umum, para selebriti pun merasakan dampak negatif dari Roblox

Ashanty misalnya. Sang anak lelakinya, Arsya mendadak dijauhi teman-temannya gegara tidak bermain Roblox

Merasa sedih dengan kondisi tersebut, Ashanty memiliki alasan yang sangat krusial. 

Baca juga: Viral 5 Bahaya Game Roblox, Abdul Muti Khawatir Anak Indonesia Tiru Adegan Permainan

Selain ingin memerhatikan tumbuh kembang anak, ia juga tak mau anak-anaknya terjerumus hal-hal yang merusak dalam masa pertumbuhan. 

Ada satu hari anak-anaknya terlihat dijauhi karena tak memainkan game online ini. 

"Mereka kan juga nggak main kayak roblox," ucap Ashanty. 

Ashanty mengucapkan kesedihannya gara-gara Roblox ini, anaknya terkesan dijauhi. 

"Sebenarnya ini yang bikin aku sedih. Pas Arsya (anak laki-laki Ashanty) lagi barengan, kaya dijauhi karena gak punya Roblox," ucap Ashanty. 

Untung saja, anak-anaknya mengerti terkait larangan yang diterapkan oleh Ashanty dan Anang Hermansyah. 

Mereka melarang anak-anaknya untuk bermain Roblox

"Aku bilang one day Arsya akan ngerti kenapa sekarang ayah bunda melarang main Roblox," ucap Ashanty lagi. 

Sementara itu, Sule memiliki pengalaman yang tidak mengenakan dengan game online

Anaknya, Rizwan Fadilah Adriansyah Sutisna yang akrab disapa Si Njan ini yang bermain Roblox

Sule kaget mendapatkan tagihan hingga Rp50 juta. 

Sule sudah menduga bahwa tagihan tersebut adalah game online Si Njan. 

"Oh jangan, jangan main. Saya aja kecolongan Rp 50 juta," katanya. 

Sule menjelaskan bahwa kartu kreditnya ternyata terhubung dengan akun game sang anak, sehingga setiap transaksi di dalam game langsung memotong tagihannya.

Meski kaget, namun Sule membayar tagihan tersebut secara langsung tanpa dicicil.

"Langsung (bayar Rp50 juta, enggak dicicil) karena hitungannya per bulan," kata Sule saat diundang di acara Rumpi TransTV yang dipandu Feni Rose, dikutip Selasa (5/8/2025). 

Baca juga: Kecanduan Game Online tapi HP Rusak, Remaja Bunuh Adik Sepupu yang Masih SD demi Rampas HP Korban

Sule harus membayar tagihan, karena dirinya pernah menghubungkan kartu kreditnya dengan akun milik anak-anaknya, termasuk Rizky Febian dan Putri Delina.

Oleh karena itu, awalnya Sule menduga tagihan game online Roblox itu karena dilakukan Rizky dan Putri.

Ternyata, anak ketiga Sule, Rizwan Fadilah atau Njan, yang menggunakan kartu tersebut untuk transaksi dalam game Roblox.

"Njan suatu hari bilang, ‘Yah, pinjam kartu kredit sama kodenya.’ Saya tanya, ‘Buat apaan?’ Dia jawab, ‘Ada yang harus dibayar, murah kok’. Tapi dia lupa nyopot link-nya, kepakai deh sama si Roblox. Jadi buat langganan dan beli-beli," tutur Sule.

Ambil Hal Positif 

Meski angka tagihannya cukup fantastis, Sule tetap memilih bersikap santai dan melihat sisi positif dari pengalaman tersebut.

"Main game ternyata bagus juga buat anak, asal jangan berlebihan. Boleh main, tapi ada aturannya. Jangan sampai begadang. Mereka juga bisa bahasa Inggris dari situ, ada positifnya juga," kata Sule.

Menurut Sule, dibandingkan generasi terdahulu yang harus ke rumah tetangga untuk bermain game, anak-anak sekarang sudah punya ruang hiburan tersendiri di rumah.

"Dulu, kita mau main game aja ke tetangga. Sekarang anak-anak bisa main di rumah, kadang bawa teman ke sini. Dunianya sudah beda, ya sudah kita ngikutin," ujar Sule.

"Kalau urusan hal itu, aku enggak pernah marah. Uang mah bisa dicari. Yang penting mereka giat kerja dan bisa ngerasain susahnya cari duit," tutur Sule. 

Mendikdasmen Abdul Mu'ti begitu khawatir dengan dampak psikologis yang akan didapatkan oleh anak-anak. 

Terlebih pada mereka (anak-anak) yang begitu getol bermain Roblox

Ia mengeluarkan pernyataan larangan anak-anak bermain game Roblox

Menurutnya game ini memiliki unsur-unsur yang dapat membahayakan anak-anak. 

Hal yang paling disorotinya adalah adegan kekerasan dalam game tersebut. 

Anak-anak dikhawatirkan akan meniru adegan tersebut yang pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak nyata. 

Apalagi, kondisi intektualitas anak-anak masih terbatas. 

Sehingga, bagi Abdul Mu'ti, hal ini cenderung dapat mendorong anak-anak mengikuti atau meniru apa yang dilihat. 

"Itu kan banyak kekerasan ya di game itu, kadang-kadang anak-anak tidak bisa memahami bahwa yang mereka lihat sebenarnya sesuatu yang tidak nyata," ujar Abdul Mu'ti dikutip dari Kompas.

Ia pun mencontohkan adegan yang berbahaya dalam game Roblox

"Misalnya mohon maaf ya, kalau di game itu dibanting, itu kan tidak apa-apa orang dibanting di game. Kalau dia main dengan temannya, kemudian temannya dibanting, kan jadi masalah," tegasnya.

Sementara itu, ia juga mendorong agar ada kebijakan yang mampu membuat anak-anak lebih sehat beradaptasi dengan digital. 

Hal ini dengan kolaborasi bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta kementerian terkait lainnya. 

Dengan kolaborasi tersebut, telah diluncurkan Program Tata Kelola untuk Anak Aman dan Sehat Digital (Tunas).

Pemerintah juga telah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP TUNAS). Peraturan yang mulai berlaku 1 April 2025 ini menjadi dasar hukum kuat bagi negara untuk menghadirkan ruang digital yang aman, sehat, dan berkeadilan.

Merujuk dari situs resmi Komdigi, beberapa aturan penting dalam kebijakan tersebut meliputi:

1. Klasifikasi tingkat risiko platform digital berdasarkan tujuh aspek penilaian, termasuk potensi paparan konten tidak layak, risiko keamanan data pribadi anak, risiko adiksi, dan potensi dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik anak.

2. Pengaturan pembuatan akun anak di platform digital, dengan klasifikasi usia di bawah 13 tahun, 13 tahun sampai sebelum 16 tahun, dan usia 16 tahun sampai sebelum 18 tahun, disertai syarat persetujuan dan pengawasan orang tua sesuai tingkat risiko platform.

3. Kewajiban edukasi digital dari platform kepada anak dan orang tua tentang penggunaan internet secara bijak dan aman.

4. Larangan melakukan profiling terhadap anak untuk tujuan komersial, kecuali untuk kepentingan terbaik anak.

5. Pengenaan sanksi administratif bagi platform yang melanggar, berupa teguran, denda, penghentian layanan, hingga pemutusan akses. (*)

(Tribunnews.com/WartaKotalive.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved