Penyebab 5 Agustus 2025 Hari Terpendek, Ilmuwan Sebut Fenomena Normal

Penyebab 5 Agustus 2025 hari terpendek dalam sejarah. Fenomena ini menjadi perbincangan publik di media sosial. 

Canva.com
BUMI - Tampilan Ilustrasi bumi. Berikut ini penyebab 5 Agustus 2025 hari terpendek dalam sejarah. Fenomena ini menjadi perbincangan publik di media sosial. Pada Selasa (5/8/2025) diumumkan langsung oleh Badan Sistem Referensi dan Rotasi Bumi Internasional (IERS), bahwa terjadi fenomena alam. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berikut ini penyebab 5 Agustus 2025 hari terpendek dalam sejarah. 

Fenomena ini menjadi perbincangan publik di media sosial. 

Pada Selasa (5/8/2025) diumumkan langsung oleh Badan Sistem Referensi dan Rotasi Bumi Internasional (IERS), bahwa terjadi fenomena alam. 

Rotasi bumi membuat pergantian siang dan malam akan terasa lebih cepat. 

Durasi siang dan malam menjadi 1,34 milidetik lebih pendek dari 24 jam.

Kondisi ini membuktikan bahwa rotasi bumi tak selalu konstan. 

Rotasi Bumi memang tidak selalu konstan. Meskipun Bumi berputar relatif stabil, ada beberapa faktor yang membuat kecepatannya sedikit berubah dari waktu ke waktu.

Setelah beberapa dekade melambat, kini kecepatan rotasi Bumi kembali meningkat. 

Baca juga: Fenomena Pusaran Air Laut di Pantai Mandra Kolaka Sulawesi Tenggara, BMKG Kendari: Kami Cek Dulu

Ilmuwan menyebut fenomena ini misterius dan belum sepenuhnya dapat dijelaskan.

Lalu, mengapa hari menjadi lebih pendek dari biasayanya?

Dilansir dari Space, waktu yang dibutuhkan bumi berputar penuh terhadap matahari adalah 24 jam 86.400 detik.

Namun, secara astronomis, ada juga hari sideris, yang merupakan satu rotasi penuh Bumi relatif terhadap bintang-bintang tetap. 

Kondisi hari sideris ini berlangsung selama 23 jam, 56 menit, dan 4,1 detik.

Perbedaan kecil ini yang menjadi dasar mengapa fenomena percepatan rotasi dapat terdeteksi.

Penjelasan Tentang Penyebab Hari Terpendek

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi gaya pasang surut bulan. 

Variasi posisi bulan, khususnya deklinasinya terhadap ekuator Bumi, dapat memengaruhi kecepatan rotasi.

"Penyebab percepatan ini belum dijelaskan. Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa percepatan ini disebabkan oleh sesuatu di dalam Bumi. Model samudra dan atmosfer tidak dapat menjelaskan percepatan yang sangat besar ini," jelas Leonid Zotov, pakar rotasi Bumi dari Universitas Negeri Moskow dilansir dari UPI, Selasa (22/7) lalu.

Ilmuwan: Ini Fenomena yang Normal

Meski fenomena ini terkesan aneh, ilmuwan menegaskan bahwa tidak ada dampak langsung pada kehidupan sehari-hari.

Mantan Direktur Waktu di Observatorium Angkatan Laut Amerika Serikat, Dennis McCarthy, menjelaskan bahwa rotasi Bumi telah diketahui bervariasi selama sekitar seratus tahun dan fenomena ini adalah salah satu dari variasi kecil tersebut.

"Kita telah mengetahui bahwa rotasi Bumi bersifat variabel selama sekitar seratus tahun. Ini hanyalah salah satu variasi kecil yang terjadi," ucapnya.

Ada beberapa teori yang menjelaskan jika perubahan rotation speed ini terjadi karena interaksi dinamis dalam sistem bumi-mismatched ini seperti:

Baca juga: Fenomena Viral di TikTok, Apa Arti Khodam? Cara Mengecek Ada atau Tidak Terpancar dari Aura

1. Perubahan dalam inti cair Bumi

Dimana gerakan material cair dalam inti bumi memerlukan penyesuaian sudut rotasi untuk menjaga total momentum sudut sehingga permukaan bisa berputar sedikit lebih cepat.

2. Dampak atmosfer dan angin global

Pola rotasi atmosfer yang bergerak cepat dapat menyebabkan Bumi memutar sedikit lebih cepat supaya jumlah momentum total tetap seimbang.

Meski penyebab pastinya belum sepenuhnya pasti, para ilmuwan mencurigai bahwa faktor internal Bumi—terutama gerakan inti—lebih dominan daripada pengaruh atmosfer atau bulan.

Nah, dengan demikian meski 5 Agustus 2025 tercatat sebagai salah satu hari paling pendek dalam sejarah modern, itu hanya terlihat di data atomik dan instrumen presisi tinggi, bukan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Fakta lainnya, ternyata selain tanggal 5 Agustus 2025, ada hari-hari lain sebelumnya yang juga mengalami hal yang sama, yakni pada tanggal 22 Juli (sekitar 1,34 ms), dan 10 Juli bahkan mungkin hari terpendek sejauh ini di tahun 2025 dengan sekitar 1,36 ms lebih pendek.

Namun catatan terbaru bisa memperbarui urutan ini pada beberapa prediksi ternyata revisi setelah pembaruan data tanggal 28 Juli, sehingga catatan aktual bisa berubah. 

Tapi konsep dasarnya tetap sama yakni pada hari-hari tersebut, Bumi menyelesaikan satu rotasi (dalam konteks “solar day”) sedikit lebih cepat dari rata-rata.

Jika ditelisik pada masa lalu, hari terpendek tak hanya terjadi satu kali saja.

Bahkan fenomena ini tercatat sudah beberapa kali terjadi. 

Misalnya pada 5 Juli 2024 menjadi hari terpendek sepanjang sejarah modern, dengan durasi 1,65 milidetik lebih singkat dari 24 jam, menurut ahli geofisika MIT, Thomas Herring.

Daftar Hari Terpendek yang Pernah Tercatat

5 Juli 2024: 1,65 milidetik lebih pendek

9 Juli 2025: 1,23 milidetik lebih pendek

22 Juli 2025: 1,36 milidetik lebih pendek

5 Agustus 2025: 1,34 milidetik lebih pendek

Fenomena ini mungkin tidak memengaruhi aktivitas kita sehari-hari, tetapi menjadi pengingat bahwa Bumi adalah planet yang dinamis dan terus berubah.

Walaupun kita mengenal 24 jam dalam sehari, namun ternyata tidak selamanya bisa bervariasi. (*)

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved